rony
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS PENERAPAN TEORI PEMBELAJARAN BRUNER DENGAN KANTONG BILANGAN DALAM MENINGKATKAT HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV MI NURUL ULUM rony
Al-mujahidah Vol 4 No 2 (2023): Oktober
Publisher : Institut Agma Islam Hamzanwadi NW Lombok TImur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51806/al-mujahidah.v4i2.101

Abstract

This research departs from the existence of problems regarding the low mathematics learning outcomes of class IV students at MI Nurul Ulum. This research includes Class Action Research where this research was conducted to improve students' mathematics learning outcomes after the learning stages of Bruner's theory with the help of number bag media. In this study, researchers worked with subject teachers. Learning activities are carried out in two cycles, with each cycle consisting of two meetings. Each cycle has stages, namely planning, implementation of action, observation, and reflection. Then the data collection method used in this study is observation and testing. Based on the results of the analysis, there was an increase in student learning outcomes after the application of Bruner's Learning Theory with number bag media in class IV MI Nurul Ulum I Giligenting Sumenep. In the pre-cycle, there is data obtained at 17.39%. Furthermore, in cycle I there was an increase to 65.21%, and in cycle II there was an increase again to 91.30%. In addition, the results of calculating the N-gain score show a value of 0.37 in the "moderate" category in cycle I, and a value of 0.68 in the "moderate" category in cycle II. With an increase in N-gain data of 0.31 from cycle I to cycle II. Based on the research data and discussion, it can be concluded that the application of Bruner's Learning Theory with number bag media can improve the mathematics learning outcomes of class IV MI Nurul Ulum I Giligenting Sumenep.
Pros and Cons of the Debate on the Implementation of the Latest Pencak Silat Regulations in Indonesia Nur Subekti; Rony; Pradana Saputro, Deny; Wijaya Kuswanto, Cahniyo
ACTIVE: Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation Vol. 14 No. 3 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/active.v14i3.33110

Abstract

This study aims to explore the pros and cons of the discourse on the implementation of the latest pencak silat regulations passed by PERSILAT in 2021. The research method used was a mixed approach with a sequential exploratory model, beginning with qualitative analysis through documentation of public comments on social media, followed by a quantitative survey of administrators, coaches, athletes, and academics focused on pencak silat. The results indicate that the majority of respondents disapproved of the new rules. They argued that the rules failed to meet the expectations of practitioners, imitated other martial arts systems and risked diminishing the cultural uniqueness of pencak silat. When considering the pros and cons, this study revealed that those in favour of the new rules appreciated the efforts to modernise and internationalise pencak silat, particularly through technological integration, such as the use of the Video Assistant Referee (VAR) system. Meanwhile, the contra group argued that the new regulations made the competition more complex and unsafe, and detached it from its traditional identity. Quantitatively, 83.4% of respondents favoured the old 2013 rules, while only 16.6% supported the new ones, emphasising a strong preference for preserving the sport's originality. These findings highlight the importance of a thorough review and stakeholder engagement before the new regulations are implemented more widely, particularly in Indonesia.
Analisis Kurikulum Pendidikan Agama Islam Tingkat Sekolah Menengah Pertama: Studi Nilai Pendidikan Pada Bentuk Imperatif Terjemahan Ayat Al Qur'an Wahib, Nur; RONY
Risda: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 9 No. 1 (2024): Artikel Vol.9 Tahun 2024
Publisher : LP2M Sekolah Tinggi Agama Islam Ar-Rosyid Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terjemahan Bahasa Al Quran atau yang disebut dengan bahasa agama memiliki karakteristik berbeda dengan bahasa lain, baik dari struktur maupun makna yang terkandung. Permasalahan-permasalahan yang didapat dalam ayat-ayat Al Quran dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP) khususnya yang terkait dengan hukum diduga banyak menggunakan bentuk imperatif. Penggunaan struktur imperatif yang berbeda mengakibatkan munculnya makna yang berbeda pula. Dan hubungannya dengan nilai pendidikan adalah setiap ayat Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW semuanya mengandung Nilai-nilai pendidikan, baik yang dituturkan secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk impratif. Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini hendak mengungkapkan diskripsi Nilai Pendidikan pada Bentuk Imperatif Terjemahan Ayat-Ayat Al Quran dalam Kurikulum Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII..Untuk menjawab pertanyaan itu dilakukan penelitian dengan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data berupa tuturan imperatif diperoleh dari terjemahan Ayat-Ayat Al Quran dalam Kurikulum Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII. Dalam memperoleh data digunakan metode dokumentasi dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan sebelumnya. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti. Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis isi dan analisis data model alir yang diadopsi dari Miles dan Hubermen, dengan langkah-langkah (a) Pengumpulan data, (b) reduksi data, (c) penyajian data, dan (d) Penyimpulan/verifikasi.Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa, bentuk imperatif terjemahan Ayat-Ayat Al Quran dalam Kurikulum Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII. terdapat nilai pendidikan. Selanjutnya, nilai pendidikan pada ayat-ayat tersebut terdiri dari Nilai Ubudiyah (Ibadah), Nilai Moralitas (Akhlakul Karimah), Nilai Nidhomiyah (Kedisplinan), Nilai Tauhid (Akidah), dan Nilai Kemasyarakatan (Tata Negara). Berdasarkan hasil penelitian di atas, disarankan kepada para pendidik, khususnya Yang ada Hubungannya dengan terjemahan teks-teks atau naskah-naskah yang berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Hendaknya mereka lebih memperhatikan faktor-faktor yang melatarbelakangai munculnya suatu tuturan, karena hal tersebuat akan mempengaruhi makna yang terkandung sehinnga dalam penyampaian kepada anak didik tepat sesuai dengan pesan yang dituturkan ayat tersebut. Sedangkan bagi peneliti berikutnya disarankan dapat merancang penelitian baru. Diharapkan muncul penelitian replikasi, atau penelitian sejenis dengan mengambil objek lain, atau mengambil bentuk tuturan yang lain. Hal ini dimaksudkan agar bahasa agama yang memiliki karakteristik berbeda dengan bahasa yang lain dapat dielaborasi (penggarapan) secara maksimal.
Mengentas Mutu Madrasah Menuju Madrasah Berkualitas Salehoddin, Mohammad; Rony
JOIES (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 7 No. 2 (2022): December
Publisher : Program Studi Doktor Pendidikan Agama Islam dan Program Magister Pendidikan Agama Islam, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/joies.2022.7.2.95-115

Abstract

Secara umum mutu madrasah berada di bawah sekolah. Kondisi ini memantik stakeholder madrasah baik pemerintah maupun non-pemerintah untuk mendorong percepatan peningkatan mutu madrasah. Tulisan ini bertujuan menawarkan solusi untuk mempercepat peningkatan mutu madrasah. Salah satu pijakan yuridis teknis tentang penjaminan mutu pendidikan diatur dengan Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah. Mulai tahun 2020, Ditjen Pendis berhasil menerbitkan kebijakan yang mampu “memaksa” pihak madrasah untuk melakukan SPMI melalui penerapan EDM e-RKAM berbasis online. Melalui kebijakan tersebut leading sektor pendidikan madrasah bisa memonitor dan memiliki rapor mutu madrasah mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi sampai pusat. Hanya saja, aplikasi EDM e-RKAM tersebut masih belum mampu menyeleksi kesesuaian bukti fisik yang di-upload madrasah dengan indikator pernyataan EDM. Untuk memastikan bahwa bukti fisik yang di-upload sesuai dengan butir pernyataan, solusinya pengawas madrasah dapat ditugaskan untuk men-tracing bukti fisik tersebut dengan cara memberikan akses masuk pada akun e-RKAM tersebut. Dengan demikian, hasil EDM yang diinput pihak madrasah validitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Pemerintah juga diberi amanat untuk melaksanakan SPME. Ditjen Pendis sebagai kepanjangan tangan dari Pemerintah belum memiliki infrastruktur untuk melaksanakan fungsi SPME tersebut. Salah satu solusinya adalah pengawas madrasah dapat direvitalisasi perannya dalam memantau pelaksanaan 8 SNP. Ditjen Pendis dapat memfasilitasi pengawas madrasah untuk melaporkan pemantauan keterlaksanaan 8 SNP tersebut secara online melalui platform digital seperti e-RKAM. Kemenag juga idealnya mengembangkan SO Direktorat KSKK menjadi beberapa bagian yang salah satunya ada divisi penjaminan mutu madrasah sehingga terjadi percepatan peningkatan mutu madrasah.