Susanti, Nina Pratiwi
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI BIOFARMASI MELALUI PENERAPAN METODE DISKUSI Susanti, Nina Pratiwi
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 3 No 2 (2020): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semakin pesatnya perkembangan sains dan teknologi saat ini menjadikan sains sebagai salah satu mata kuliah yang penting dalam pembangunan generasi bangsa agar dapat berkontribusi dan bersaing di abad ke-21. Ada beberapa keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa untuk menghadapi kehidupan di abad ke-21 diantaranya keterampilan belajar dan berinovasi yang meliputi keterampilan berpikir kritis dan penyelesaian masalah, berpikir kreatif dan inovatif, kemampuan dalam berkomunikasi dan berkolaborasi; terampil dalam menggunakan media, teknologi, informasi dan komunikasi (TIK); serta kemampuan dalam menjalani kehidupan dan karir. Untuk menerapkan keterampilan tersebut kita membutuhkan sebuah penelitian yang tujuannya untuk mengetahui peningkatan kemampuan penguasaan konsep mahasiswa setelah mahasiswa memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi pada materi Biofarmasi. Penelitian ini menggunakan One Group Pretest-Posttest Design. Penelitian ini melibatkan mahasiswa semester v reguler B di STF YPIB Cirebon sebanyak 36 mahasiswa. Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu kelas untuk menerapkan pembelajaran yaitu metode diskusi. Instrumen yang digunakan berupa tes penguasaan konsep yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Data diolah dengan menggunakan SPSS versi 16. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa rata-rata hasil nilai belajar pretest (64) dan hasil posttest (78) berbeda signifikan (Sig.(2-tailed) 0,00 lebih kecil dari 0.05 maka dapat dinyatakan terdapat peningkatan rata-rata hasil nilai belajar. Peningkatan penguasaan konsep melalui penerapan metode diskusi diperoleh N-Gain (0,22). Berdasarkan temuan ini dapat disimpulkan bahwa metode diskusi dapat meningkatkan penguasaan konsep mahasiswa.
UJI PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SABUN CAIR VCO (VIRGIN COCONUT OIL) DAN SABUN CAIR MCT (MEDIUM CHAIN TRYGLISERIDA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus Susanti, Nina Pratiwi; Subagja, Subagja; Primadi, Yahya Ade
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 6 No 2 (2023): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.331 KB) | DOI: 10.58365/ojs.v6i2.202

Abstract

Pembuatan sabun cair dapat dibuat dari bahan alami yaitu kelapa. Salah satu produk kelapa yang saat ini berkembang dan diminati adalah Minyak Kelapa Murni atau Virgin Coconut Oil (VCO). VCO mengandung asam-asam lemak jenuh diantaranya Medium Chain Fatty Acid (MCFA) dan Medium Chain Trygliserida (MCT). Tujuan Penelitian untuk mengetahui perbandingan aktivitas antibakteri antara sabun cair VCO dengan sabun cair MCT terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan metode difusi sumuran dengan media pertumbuhan nutrient agar. Variabel X dan Z yaitu VCO (Virgin Coconut Oil) dan MCT (Medium Chain Trygliserida) diformulasikan menjadi sediaan sabun cair pada konsentrasi 15%, 30% dan 45% (Percobaan dilakukan pada 5 cawan petri) dan variabel Y yaitu adanya daya hambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus dilihat dari adanya zona bening. Zona bening yang didapatkan untuk masing-masing kelompok perlakuan yaitu VCO (15%) 13,20mm, VCO (30%) 19,76mm dan VC0 (45%) 21,41mm sedangkan MCT (15%) 16,90 mm, MCT (30%) 21,56mm dan MCT (45%) 24,27mm. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas antibakteri antara sabun cair VCO (Virgin Coconut Oil) dengan sabun cair MCT (Medium Chain Trygliserida) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Sabun Cair MCT memiliki aktivitas antibakteri yang paling besar jika dibandingkan dengan sabun cair VCO.
UJI AKTIVITAS GRANUL SERBUK IKAN LAUT DENGAN BAHAN TAMBAHAN AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus) TERHADAP BAKTERI PATOGEN IKAN Susanti, Nina Pratiwi; Sugiharto, Anto; ., Rodiya; Zuniarto, Ahmad Azrul; apriliasanti, Wahyuni; Sugiharto, Yuyun; ., Sutisno
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 6 No 1 (2022): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.063 KB) | DOI: 10.58365/ojs.v6i1.189

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri granul serbuk limbah ikan laut dengan bahan tambahan amilum biji durian (Durio zibethinus) terhadap bakteri patogen ikan. Limbah ikan laut dapat dibuat dalam bentuk granul merupakan tambahan bahan organik baik secara fisik, kimia maupun biologi. Salah satu tanaman yang memiliki manfaat sebagai antibakteri ialah biji durian yang memiliki kandungan pati atau amilum yang cukup tinggi, sehingga berpotensi sebagai alternatif pengganti bahan yang memerlukan sifat-sifat pati yang mengandung senyawa utama yaitu amilosa dan amilopektin, amilosa memiliki sifat mudah menyerap air (Sugiyono, 2011). Selain memiliki kandungan pati, ekstrak biji durian (Durio zibethinus) mengandung senyawa fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, (triterpenoid dan steroid) dan tanin yang memiliki fungsi sebagai anti bakteri (Shinta, 2021). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang dilakukan untuk menguji aktivitas antibakteri ialah dengan mengukur zona hambat. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan pengenceran sediaan granul serbuk limbah ikan laut dengan bahan tambahan amilum biji durian (Durio zibethinus) dengan konsentrasi 2%, 4% dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan granul serbuk limbah ikan laut dengan bahan tambahan amilum biji durian (Durio zibethinus) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas Aeruginosa dengan adanya zona hambat konsentrasi 2% sebesar 5,3 mm, konsentrasi 4% sebesar 7,1 mm, konsentrasi 5% sebesar 8,8 mm. Konsentrasi Paling efektif untuk menghambat bakteri Pseudomonas Aeruginosa yaitu konsentrasi 5%.