Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN ASUPAN MAKAN TERHADAP STATUS GIZI ANAK PESERTA POS GIZI DI PUKESMAS BAJA KOTA TANGERANG Auliany, Diah; Dewi Purnamawati
Muhammadiyah International Public Health and Medicine Proceeding Vol. 3 No. 1 (2023): PROCEEDING MUHAMMADIYAH INTERNATIONAL PUBLIC HEALTH AND MEDICINE CONFERENCE - T
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61811/miphmp.v3i1.419

Abstract

The toddler period is commonly known as the golden age or the golden age because the success of growth and progress in the future is determined at this time. The nutritional status of toddlers is an important thing that every parent should know. The purpose of this study was to determine the relationship between a mother's knowledge and a toddler's food intake with a toddler's nutritional status (weight/age, height/age, and weight/height). This research is an analytic observational study with a cross-sectional design. This research was conducted in June 2023 in the working area of ​​the Jalan Baja Health Center, Tangerang City. The sample in this study used Saturated Sampling with as many as 63 respondents. The statistical analysis used was univariate analysis and bivariate analysis with chi-square. The results showed that 23.8% of respondents had wasting nutritional status, 71.4% of respondents had good knowledge and 50.8% had frequent food intake. There is a significant relationship between knowledge (p=0.031) and food intake (p=0.021) with the nutritional status of toddlers. From this study it can be concluded that there is a relationship between the mother's knowledge of nutritional status, and food intake and nutritional status with 3 indices, namely (BB/A), (TB/A), and (BB/TB). Suggestion: To improve the nutritional status of toddlers, it is best to increase mothers' knowledge about nutrition by counseling mothers of toddlers about selecting and processing food that is diverse, nutritionally balanced, and high in animal protein.
PENGARUH EDUKASI DAN PENDAMPINGAN SELF EFFICACY IBU SETELAH PEMBERIAN TELUR 1 BUTIR SETIAP HARI TERHADAP STATUS GIZI BALITA WASTING Auliany, Diah; Thaha, Ahmad Razak; Purnamawati, Dewi; Fauziah, Munaya; Fadhilah, Fadhilah
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 16, No 2 (2024): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v16i2.8539

Abstract

Latar belakang: Gizi buruk anak dan balita menjadi kondisi kesehatan darurat akibat tidak seimbangnya pemberian gizi salah satunya protein hewani telur, daging/ikan selain pemberian asi. Menurut data BPS tahun 2023 dinyatakan bahwa konsumsi telur penduduk Indonesia hanya 10 butir perbulan sedangkan berdasarkan anjuran 1 butir telur dikonsumsi setiap harinya.Tujuan: Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh edukasi dan pendampingan Self efficacy dengan tambahan pemberian telur 1 butir perhari terhadap status gizi balita gizi kurang.Metode: Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dan uji yang dilakukan adalah uji univariat, bivariat dengan T-Test Independen two tail dan T-Test Dependen.Hasil: Edukasi dan pendampingan self efficacy ibu pada pretest kelompok intervensi maupun kontrol menunjukkan dimana pernyataan nomor 18 tentang “Saya akan membuat jadwal makan yang konsisten” memiliki hasil terendah sedangkan pada posttest pernyataan nomor 21tentang “Saya yakin dapat memberikan MP-ASI pada anak saya setelah berusia 6 bulan” tidak terjadi peningkatan. Kedua kelompok ini menunjukkan adanya peningkatan status gizi pada balita gizi kurang, tetapi kenaikan status gizi kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Penurunan angka balita wasting pada kelompok intervensi terlihat sebanyak 10 anak (33,33%), sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 8 anak (26,67%).Kesimpulan: terjadi kenaikan status gizi dengan pendampingan self-efficacy dan juga dengan pemberian 1 telur setiap harinya namun kenaikannya tidak terlalu signifikan tidak signifikan pada kelompok intervensi terhadap kontrol.Saran: mungkin penelitian selanjutnya dapat dilakukan pendampingan setiap minggu dan waktu yang lebih dari 28 hari sehingga akan menghasilkan hasil yang lebih baik.Kata kunci: gizi kurang, balita , telur, self-efficacy