Syayfi, Sohib
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Rasm Usmani pada Surat Ar-Ra’d dalam Mushaf Bangkalan M Aufa; Syayfi, Sohib
Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 3 No. 2 (2022): Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62109/ijiat.v3i2.31

Abstract

Penulisan Al-Qur’an dengan menggunakan rasm usmani merupakan suatu kewajiban. Hal ini sebagaimana yang telah disepakati oleh umat islam sejak zaman khalifah Usman bin Affan dan terus berlanjut hingga masa kini. Di Indonesia sendiri, kegiatan penulisan Al-Qur’an sudah berlangsung sejak lama. Hal ini ditandai dengan banyaknya naskah mushaf kuno nusantara yang berhasil ditemukan oleh para pegiat filologi. Mushaf kuno bangkalan merupakan satu diantara banyak mushaf kuno lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif-analitis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelusuri penggunaan riwayat penulisan rasm usmani pada mushaf bangkalan. Dari hasil penelitian, penulis mendapatkan bahwa penulisan rasm usmani pada mushaf kuno bangkalan ini didominasi oleh riwayat Abu Amr Ad-Dani. Abstract Writing the Qur'an using rasm usmani is an obligation. This is what has been agreed upon by Muslims since the time of the caliph Usman bin Affan and continues to the present. In Indonesia itself, Al-Qur'an writing activities have been going on for a long time. This is marked by the many manuscripts of ancient nusantara mushaf manuscripts that have been found by philological activists. Bangkalan ancient mushaf manuscripts are one among many other ancient mushaf manuscripts. This research is a library research using descriptive-analytical method. The purpose of this research is to explore the use of the riwayah of Rasm Usmani writing in Bangkalan ancient mushaf Manuscripts. The results is, the authors found that the writing of rasm usmani in this Bangkalan ancient mushaf manuscript was dominated by the riwayah of Abu Amr Ad-Dani
Urgensi dan Dinamika Terjemah Al-Qur’an Anshorullah, Arif; Syayfi, Sohib
Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 4 No. 1 (2023): Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62109/ijiat.v4i1.35

Abstract

Memahami dan menyampaikan isi Al-Qur’an merupakan tanggung jawab fundamental bagi setiap muslim. Namun, tantangan muncul ketika individu, terutama mereka yang bukan berbahasa Arab, menghadapi kesulitan dalam memahami teks-teks Al-Qur’an yang ditulis dalam bahasa Arab. Inilah mengapa penerjemahan Al-Qur’an menjadi sangat penting, karena berfungsi sebagai jembatan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pesan-pesan Al-Qur’an. Artikel ini akan menjelaskan beberapa aspek terkait penerjemahan Al-Qur’an dalam konteks penelitian kepustakaan. Pertama, akan dibahas definisi penerjemahan Al-Qur’an, klasifikasi berbagai jenis terjemahan Al-Qur’an, serta syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan penerjemahan Al-Qur’an. Kedua, artikel akan mengulas dinamika dan sejarah singkat penerjemahan Al-Qur’an, baik di dunia Timur maupun Barat, dengan fokus khusus pada sejarah penerjemahan Al-Qur’an di Indonesia. Analisis ini akan menggambarkan bagaimana penerjemahan Al-Qur’an telah menjadi sebuah perjalanan intelektual dan spiritual yang penting bagi umat Islam di seluruh dunia, memungkinkan akses yang lebih luas dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap pesan universal yang terkandung dalam Al-Qur’an. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam konteks literatur Al-Qur’an, menyoroti urgensi dan relevansi penerjemahan sebagai sarana utama dalam memahami dan menyebarkan ajaran Al-Qur’an di era kontemporer.  Abstract Understanding and conveying the contents of the Qur'an is an obligation for every Muslim individual. However, in practice, attempts to convey the contents of the Qur'an sometimes encounter problems. This is because not all Muslim communities, especially the ‘ajam (non-Arabic) are able to directly understand the Arabic texts of the Qur'an. Therein lies the urgency of translating the Koran, namely as a means to understand the Koran. This article will discuss several matters related to the translation of the Qur'an. First, the definition of Al-Qur'an translation, the classification of Al-Qur'an translation, and the requirements for Al-Qur'an translation. Second, the dynamics and brief history of Al-Qur'an translation, both in eastern and western countries, and specifically the history of Al-Qur'an translation in Indonesia
Studi Analisis ad-Dakhil dalam Penafsiran al-Qummi terhadap QS. Ar-Rahman Alfaridzi, Malik; Syayfi, Sohib
Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 4 No. 2 (2023): Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62109/ijiat.v4i2.47

Abstract

Ad-dakhil merujuk pada kata-kata atau frasa yang secara eksplisit atau implisit dimasukkan ke dalam ayat Al-Qur'an untuk memberikan penjelasan atau pemahaman yang lebih baik. Tafsīr al-Qummi, yang dikenal sebagai salah satu tafsir Syi’ah yang penting, menawarkan perspektif unik dalam memahami dan menerjemahkan ayat-ayat Al-Qur'an. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep ad-dakhil  yang terdapat dalam tafsīr al-Qummi, dengan fokus pada Surat Ar-Rahman ayat 1-25. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode library research (kepustakaan)untuk menganalisis dan menginterpretasikan ayat-ayat Surat Ar-Rahman yang mengandung penafiran ad-dakhil. Adapun hasil analisis menunjukkan bahwa ad-dakhil dalam Surat Ar-Rahman 1-25 terdapat 4 riwayat yang termasuk dalam kategori ad-dakhil bi al-ma’tsur dengan status mardūd dan 2 tafirsan yang termasuk dalam kategori ad-dakhil bi al-ra’yi dengan status mardūd. Kesimpulannya, ad-dakhil dalam Tafsīr al-Qummi dapat memberikan kontribusi penting agar bisa lebih berhati-hati dalam mengambil pemahaman terhadap ayat-ayat Al-Qur'an, khususnya dalam Surat Ar-Rahman. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang konsep ad-dakhil dan memberikan sumbangan dalam studi tafsir Al-Qur'an. Abstract   This study discusses the phenomenon of ad-dakhīl in the interpretation of the Quran, especially in the book Tafsīr al-Qummī by ʻAlī ibn Ibrāhim al-Qummī. Al-Qummī, a commentator from the Shi'a community, often quotes narratives that sometimes lack a clear chain of transmission and are frequently used as a reference by Shi'a scholars to understand the Quran. The focus of this research is on Surah ar-Raḥmān: 1-25, where al-Qummī interprets these verses, showing his inclination towards specific schools of thought and doctrines, particularly in the context of Shi'a understanding. This indicates the presence of ad-dakhīl in his interpretations. The research uses the method of Textual Criticism, with a literature study approach. Primary data is obtained from the book Tafsīr al-Qummī, while secondary data comes from relevant books, journals, and scholarly works. Descriptive analysis is used to examine ad-dakhīl in al-Qummī's interpretations. Some research findings indicate the existence of ad-dakhīl in al-Qummī's interpretations, such as the use of narratives without a clear chain of transmission, interpretations inconsistent with Sharia evidence, and connections between verses and Shi'a figures. Ad-dakhīl also includes elements of bias towards specific schools of thought and doctrines, making al-Qummī's interpretations controversial and not in line with the understanding of the majority of commentators.
Interpretasi Lam Nahy dalam Tafsir Ath-Thabari Syayfi, Sohib; Aulia, Dini
Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 3 No. 1 (2022): Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62109/ijiat.v3i1.21

Abstract

The key to the success and prosperity of a person's life in this world and in the hereafter is piety and noble character. Unfortunately, immoral and disgraceful behavior is increasingly widespread in this day and age. For example, there are many cases of bullying, humiliation, cyberbullying, usury transactions, the behavior of associating partners with Allah, hedonism and others. The purpose of this study is to find out what is the relationship between the commandment of piety and lam nahy in the Qur'an according to Ath-Tabari's interpretation. The method used in this research is thematic method. The result of this study is that piety is mostly interpreted by staying away from things that are prohibited. Among the prohibitions that accompany the commandment of piety are the prohibition of division, usury transactions, committing shirk and kufr, being negligent, turning away from Islamic law, committing sukhriyyah, tajassus, prejudice and backbiting. Thus all the prohibited verses have a very close relationship with the commandment of piety. Because breaking the prohibition will weaken, reduce, and even damage the perfection of faith. In addition, the command of piety will not be perfect except by staying away from and leaving all His prohibitions.
I’tibar dalam Alquran dan Relevansinya dengan Kondisi Pandemik Syayfi, Sohib; Gantara, Gilang Eksa
Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 3 No. 1 (2022): Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62109/ijiat.v3i1.2

Abstract

Abstract Social apathic behavior toward COVID-19 causes religion dogmatism generally, or Islam specifically been blamed for it. Whereas in fact Islam doesn’t teach its believer to ignore recent problems or occurrences. That is precisely Islam teach to i’tibar, or taking ‘ibrah. This research aims to explore how Quran explain the concept of i’tibar and what it’s relevances with the pandemic situation, through the process of data collecting by following Quran tafsir and interpretation literatures and building the discussion according to thematic tafsir methodology. The research finds that Quran links between i’tibar and ayat, and describes some ayat-ayat that should be taken it’s ‘ibrah for happiness in this world and the afterlife, which are; stories of previous communities, ayat-ayat kauniyyah, analogies and actual event in its time. Abstrak Sikap masyarakat yang apatis terhadap permasalahan COVID-19 membuat dogmatisme agama secara umum, atau Islam secara khusus tertuduh sebagai biangnya. Padahal Islam tidak mengajarkan pemeluknya untuk bersikap masa bodoh terhadap permasalahan aktual. Justru Islam mengajarkan untuk i’tibar, atau mengambil ‘ibrah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana Alquran menjelaskan konsep i’tibar dan apa relevansinya dengan kondisi pandemik, dalam proses pencarian data melalui penelusuran pustaka-pustaka tentang tafsir dan interpretasi Alquran dan menyusun pembahasan sesuai metodologi tafsir tematik. Ditemukanlah bahwa Alquran mengaitkan antara i’tibar dengan ayat dan menjelaskan beberapa ayat-ayat yang mesti untuk diambil ‘ibrah-nya demi kebahagiaan di dunia dan akhirat, yaitu; kisah-kisah umat terdahulu, ayat-ayat kauniyyah, perumpamaan dan kejadian aktual pada masanya. I’tibar, Pandemi, Tafsir Tematik
Konsep Perang Menurut Wahbah Az-Zuhayli Syayfi, Sohib; Hilmi, Fasya Faishal
Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 2 No. 1 (2021): Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62109/ijiat.v2i1.9

Abstract

Penelitian ini berjudul Konsep Perang Menurut Wahbah az-Zuhayli. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana konsep perang menurut Wahbah az-Zuhayli dengan mengkaji karyanya yaitu Tafsir al-Munir. Penelitian ini menggunakan metode tafsir tematik dengan pendekatan analisis deskriptif, yaitu dengan metode menentukan surat dan ayat tertentu yang akan menjadi bahan untuk dikaji serta menganalisis ayat tersebut dengan memberikan pandangan dari sudut bahasa, sebab turunnya ayat, hubungan ayat, maksud ayat dan penjelasan atau tafsiran dari ayat tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu menurut Wahbah az-Zuhayli menafsirkan perang (1) tujuan mulia dari perang adalah untuk mempertahankan diri, negeri, kehormatan, dan hal-hal sakral yang harus dihormati. Perang tidak disyariatkan untuk menganiaya, membantai, dan menumpahkan diri. (2) Etika dalam berperang adalah tidak diperbolehkannya membunuh kaum wanita, anak-anak, biarawan, orang sakit, orang tua, para buruh, dan para petani. (3) Hukum perang masih berlaku sampai hari kiamat bahkan ketika tidak terjadi perang sekalipun diwajibkan untuk mempersiapkannya. (4) Penyebab terjadi perang adalah karena adanya perlawanan yang dimulai dari luar Islam terhadap kaum Muslimin serta adanya gangguan terhadap hal-hal yang dianggap sakral. (5) Balasan bagi orang yang berjuang di jalan Allah hingga dia mengorbankan dirinya yaitu surga.