Gantara, Gilang Eksa
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Relevansi Kisah Nabi Musa dan Fir’aun menurut Al-Qur’an dengan Islamofobia Gantara, Gilang Eksa; Fiqriadi; Yusuf, Muhammad Suaidi
Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 4 No. 2 (2023): Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62109/ijiat.v4i2.44

Abstract

Dengan era globalisasi saat ini, pengaruh Islam bisa tersebar dengan mudah dan cepat. Ekses negatifnya adalah banyak orang yang belum memahami Islam tapi dengan cepat juga merasa fobia terhadap Islam dan ajarannya, atau yang disebut juga dengan Islamofobia. Kebencian terhadap Islam sendiri bukan barang baru dari era globalisasi, tapi sudah ada sejak dulu. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkontekstualisasikan kisah Nabi Musa dan Fir’aun dengan tema Islamofobia, serta menjelaskan strategi yang Musa ambil dalam melawan Islamofobia Fir’aun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kisah Nabi Musa melawan Fir’aun apabila dikontekstualisasikan dengan fenomena Islamofobia sangat relevan. Tuduhan-tuduhan Fir’aun yang menunjukkan kebenciannya terhadap Musa dan pengikutnya adalah; penyihir, ingin merusak, ingin berkuasa, bahkan ingin mengusir orang Mesir; padahal Musa hanya ingin membebaskan Bani Israil untuk beribadah. Begitu juga Fir’aun memberikan ancaman penjara, melakukan genosida, pembantaian, perusakan reputasi Musa, juga ancaman pembunuhan terhadap Musa. Dalam menghadapi Islamofobia Fir’aun, Nabi Musa menerapkan tiga strategi kunci, yaitu: mencoba berdialog dengan Fir’aun secara positif dan konstruktif, menguatkan komunitasnya agar tidak terpengaruh oleh Islamofobia Fir’aun, membentuk komunitas yang mandiri dan bebas dari pengaruh kekuasaan Fir’aun. Strategi-strategi ini menjadi landasan penting untuk merespons tantangan Islamofobia dengan bijak dan efektif. Abstract In the current era of globalization, the influence of Islam is easily and rapidly disseminated. However, a negative consequence of this is the emergence of Islamophobia, where many individuals, despite lacking a comprehensive understanding of Islam, quickly develop a phobic attitude towards the religion and its teachings. Nevertheless, the hatred towards Islam is not a novel phenomenon and has persisted over time. This study aims to contextualize the narrative of Prophet Moses and Pharaoh within the theme of Islamophobia, elucidating the strategies employed by Moses to counter Pharaoh's Islamophobic sentiments. The study reveals the resonance of the Prophet Moses' story against Pharaoh with the contemporary phenomenon of Islamophobia. Pharaoh, portraying his animosity towards Moses and his followers, was accusing them of wanting to corrupt, rule, and even expel the Egyptians. Pharaoh also responded Moses’s call with threats of imprisonment, genocide, murder, character assassination against Moses, and even death threats. Faced with Pharaoh's Islamophobia, Prophet Moses implemented three strategic approaches: engaging in constructive dialogue with Pharaoh, fortifying his community to resist the impact of Islamophobia, and establishing an independent community free from Pharaoh's influence. These strategies serve as a crucial foundation for responding wisely to the challenge posed by Islamophobia.
I’tibar dalam Alquran dan Relevansinya dengan Kondisi Pandemik Syayfi, Sohib; Gantara, Gilang Eksa
Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 3 No. 1 (2022): Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62109/ijiat.v3i1.2

Abstract

Abstract Social apathic behavior toward COVID-19 causes religion dogmatism generally, or Islam specifically been blamed for it. Whereas in fact Islam doesn’t teach its believer to ignore recent problems or occurrences. That is precisely Islam teach to i’tibar, or taking ‘ibrah. This research aims to explore how Quran explain the concept of i’tibar and what it’s relevances with the pandemic situation, through the process of data collecting by following Quran tafsir and interpretation literatures and building the discussion according to thematic tafsir methodology. The research finds that Quran links between i’tibar and ayat, and describes some ayat-ayat that should be taken it’s ‘ibrah for happiness in this world and the afterlife, which are; stories of previous communities, ayat-ayat kauniyyah, analogies and actual event in its time. Abstrak Sikap masyarakat yang apatis terhadap permasalahan COVID-19 membuat dogmatisme agama secara umum, atau Islam secara khusus tertuduh sebagai biangnya. Padahal Islam tidak mengajarkan pemeluknya untuk bersikap masa bodoh terhadap permasalahan aktual. Justru Islam mengajarkan untuk i’tibar, atau mengambil ‘ibrah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana Alquran menjelaskan konsep i’tibar dan apa relevansinya dengan kondisi pandemik, dalam proses pencarian data melalui penelusuran pustaka-pustaka tentang tafsir dan interpretasi Alquran dan menyusun pembahasan sesuai metodologi tafsir tematik. Ditemukanlah bahwa Alquran mengaitkan antara i’tibar dengan ayat dan menjelaskan beberapa ayat-ayat yang mesti untuk diambil ‘ibrah-nya demi kebahagiaan di dunia dan akhirat, yaitu; kisah-kisah umat terdahulu, ayat-ayat kauniyyah, perumpamaan dan kejadian aktual pada masanya. I’tibar, Pandemi, Tafsir Tematik