Pelu, Juairia
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Budaya Pela-Gandong Sebelum dan Sesudah Konflik pada Negeri Latta di Kota Ambon Pelu, Hanafi; Pelu, Juairia; Pelu, Sipa
PUSAKA Vol 11 No 1 (2023): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini mengkaji Pela-Gandong dengan tujuan untuk mengetahui hubungan keakraban hidup orang basudara sebelum dan sesudah konflik di Desa Latta Kota Ambon Provinsi Maluku pada tahun 1999. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yakni menjelaskan hasil penelitian dengan menguraikannya secara deskriptif. Penelitian deskriptif yang diimplementasikan adalah menjelaskan fenomena, gejala, kejadian, dan peristiwa yang terjadi pada kelompok masyarakat tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pola kehidupan Pela-Gandong orang basudara (bersaudara) di Maluku telah memiliki kekhasan hubungan kebersamaan, kekerabatan dan kemasyarakatan yang ada pada masyakarat Desa Latta, baik masyarakat Kristen dan Muslim. Persaudaraan keduanya telah tertanam dan dipraktikkan oleh nenek-moyang mereka sejak zaman dahulu kala. Hubungan tersebut disebut budaya Pela-Gandong. Pela berarti ‘telah terjadi atau telah terjalin sejak dahulu kala’ maknanya adalah interaksi sosial kemasyarakatan telah terjadi antara satu desa adat dengan desa adat yang lain untuk tolong menolong tanpa melihat perbedaan suku, ras, golongan dan Agama. Dengan demikian Pela-Gandong adalah sebuah keterikatan hubungan kekeluargaan desa-desa adat dan merupakan sebuah ‘persaudaraan sejati’. Masyarakat Desa Latta Muslim dan Kristen telah mempraktikkan kehidupan Pela-Gandong sejak nenek-moyang dan diwariskan secara turun-temurun kepada anak cucu, bahkan sampai anak cicit buyut mereka.
Nilai-Nilai dan Fungsi Budaya Ain Ni Ain Dan Rasras Fanganan-Nan Pada Masayarakat Desa Tayando Kota Tual Renhoat, Umar; Pelu, Hanafi; Pelu, Juairia
PUSAKA Vol 11 No 2 (2023): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/pusaka.v11i2.1227

Abstract

Budaya mengacu pada pola perilaku, konvensi, nilai, kepercayaan, bahasa, adat istiadat, dan cara hidup yang umum dan dimiliki bersama oleh kelompok masyarkat tertentu. Ini mencakup semua aspek identifikasi kelompok manusia, seperti bagaimana orang berinteraksi, berpakaian, makan, berkomunikasi, dan mengalami lingkungan. Kebudayaan bersifat abstrak dan juga sosial. Budaya mencerminkan visi dan nilai-nilai suatu kelompok, yang diturunkan dari generasi ke generasi. Hal ini penting dalam membentuk identitas individu dan komunal. Maksud dari tulisan, untuk meng-eksplore tentang Budaya Rasras Fanganan-nan dalam Bingkai Ain-ni-ain dalam menyelesaikan konflik pada masyarakat Desa Tayando Yamtel di Kota Tual. Metode yang digunakan dalam tulisan ini ialah, dengan cara pencarian berupa kualitatif, yakni memakai cara ilmiah untuk menguraikan data berupa kata-kata dan kalimat. Selain itu, metode kajian yang digunakan dalam tulisan ini adalah analisis deskriptif, yang hanya digunakan untuk mendeskripsikan kejadian dan fenomena sosial masyarakat tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Budaya Ain Ni Ain dan rasras fanganan nan merupakan bagian dari Larvul Ngabal, dimana memiliki arti yang sama tetapi melayani tugas yang berbeda dan memegang posisi yang berbeda dalam masyarakat. Ain Ni Ain dan rasras fanganan nan merupakan nilai-nilai hukum adat yang berfungsi untuk mempersatukan keberagaman kelompok masyarakat yang beraneka ragam, sedangkan rasras fanganan nan merupakan sikap yang timbul atas dasar saling cinta dan kasih sayang untuk menyatukan pikiran dan perasaan dalam masyarakat majemuk yang mereka adalah unit yang memiliki kakek-nenek bersama.
Pengalaman Kerja Widyaiswara berpengaruh terhadap Transfer of Traning di Balai Diklat Keagamaan Makassar S, Amirullah; Wahyu, Wahyu; Muin, Sri Adianti; Pelu, Juairia
PUSAKA Vol 13 No 1 (2025): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/pusaka.v13i1.1611

Abstract

Pengalaman kerja Widyaiswara berpengaruh terhadap transfer of training merupakan kondisi di mana tingkat pengalaman, keahlian, dan jam terbang seorang instruktur dalam melaksanakan kegiatan pelatihan akan menentukan seberapa efektif peserta dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan ke dalam praktik kerja sehari-hari. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui Pengalaman Kerja Widyaiswara berpengaruh terhadap Transfer of Traning di Balai Diklat Keagamaan Makassar. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian kunatitatif. Jenis penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian secara objektif, dengan mengukur variabelvariabel yang dapat diukur dan dianalisis secara matematis atau statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; pengalaman kerja widyaiswara memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan transfer of training dengan kontribusi sebesar 68% (R² = 0.68, p<0.001). Dari kelima indikator yang diukur, aktivitas berbagi pengalaman kerja dengan rekan untuk menyelesaikan masalah (β = 0.48) dan pengaruh pengalaman kerja terhadap kemampuan menerapkan hasil pelatihan (β = 0.32) muncul sebagai faktor yang paling determinan, sedangkan indikator mengatasi tantangan berkat pengalaman sebelumnya menunjukkan kontribusi yang relatif lebih rendah (β = 0.11) namun tetap signifikan. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya tidak hanya mengakumulasi pengalaman kerja, tetapi juga membudayakan aktivitas berbagi pengetahuan dan pengalaman di antara widyaiswara, serta menguatkan keterkaitan antara pengalaman praktis dengan konten pelatihan yang disampaikan. Implikasi dari penelitian ini mengarah pada kebutuhan penguatan mekanisme kolaborasi dan knowledge sharing di kalangan widyaiswara serta rekrutmen dan pembinaan widyaiswara yang mempertimbangkan aspek relevansi dan kedalaman pengalaman kerja sebagai faktor penting dalam meningkatkan efektivitas transfer of training di lingkungan Balai Diklat Keagamaan Makassar.