Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENERAPAN MODERASI BERAGAMA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI MADRASAH Pelu, Hanafi; Nur, Nurwafia
EDUCANDUM Vol 8 No 2 (2022): Educandum Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan Negara besar dan luas yang terdiri atas 37 Provinsi dan memiliki 17.500 pulau dan memiliki lebih-kurang 1000 bahasa yang sangat beragam. Seiring dengan munculnya fenomena paham keagamaan radikal, wacana moderasi beragama di Indonesia kembali muncul. Tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan penerapan Moderasi Beragama dalam Pembelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Makassar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian metode penelitian kualitatif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan oleh penenlti pada tulisan ini adalah jenis deskriptif. Dimana jenis deskritif menitikberatkan pada proses mendiskripsikan tentang fenoma, gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada lingkungan masyarakat.Hasil penelitian ini menujukkan bahwa; Perapan Moderasi Beragama dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing, dengan demikian penerapan Moderasi Beragama dalam pembelajaran bahasa Inggris, guru bahasa Inggris telah melakuakannya dengan prinsip; toleransi, keterbukaan, keseimbangan, memberikan ruang kepada siswa untuk saling menghargai keperberbedaan pendapat, dan berfikir yang tidak mengabsolutkan kebenaran pribadi. Peran guru dalam menanamkan moderasi beragama dalam pembelajaran bahasa Inggris sangat dibutuhkan. Ini menunjukkan bahwa peran guru dalam mendorong siswanya, terutama peserta didik muslim, untuk berpegang teguh terhadap nilai-nilai moderasi beragama dalam pembelajaran bahasa Inggris, sehingga siswa mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari sebagai upaya pencegahan tindakan radikalisme dan esktrisme. Dengan demikian, penelitian ini bisa menjadi referensi bagi guru bahasa Inggris untuk menanamkan nilai-nilai moderasi Islam yang pembelajaran bahasa Inggris Pembelajaran Bahasa Inggris, Madrasah, Moderasi
Budaya Pela-Gandong Sebelum dan Sesudah Konflik pada Negeri Latta di Kota Ambon Pelu, Hanafi; Pelu, Juairia; Pelu, Sipa
PUSAKA Vol 11 No 1 (2023): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini mengkaji Pela-Gandong dengan tujuan untuk mengetahui hubungan keakraban hidup orang basudara sebelum dan sesudah konflik di Desa Latta Kota Ambon Provinsi Maluku pada tahun 1999. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yakni menjelaskan hasil penelitian dengan menguraikannya secara deskriptif. Penelitian deskriptif yang diimplementasikan adalah menjelaskan fenomena, gejala, kejadian, dan peristiwa yang terjadi pada kelompok masyarakat tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pola kehidupan Pela-Gandong orang basudara (bersaudara) di Maluku telah memiliki kekhasan hubungan kebersamaan, kekerabatan dan kemasyarakatan yang ada pada masyakarat Desa Latta, baik masyarakat Kristen dan Muslim. Persaudaraan keduanya telah tertanam dan dipraktikkan oleh nenek-moyang mereka sejak zaman dahulu kala. Hubungan tersebut disebut budaya Pela-Gandong. Pela berarti ‘telah terjadi atau telah terjalin sejak dahulu kala’ maknanya adalah interaksi sosial kemasyarakatan telah terjadi antara satu desa adat dengan desa adat yang lain untuk tolong menolong tanpa melihat perbedaan suku, ras, golongan dan Agama. Dengan demikian Pela-Gandong adalah sebuah keterikatan hubungan kekeluargaan desa-desa adat dan merupakan sebuah ‘persaudaraan sejati’. Masyarakat Desa Latta Muslim dan Kristen telah mempraktikkan kehidupan Pela-Gandong sejak nenek-moyang dan diwariskan secara turun-temurun kepada anak cucu, bahkan sampai anak cicit buyut mereka.
Nilai-Nilai dan Fungsi Budaya Ain Ni Ain Dan Rasras Fanganan-Nan Pada Masayarakat Desa Tayando Kota Tual Renhoat, Umar; Pelu, Hanafi; Pelu, Juairia
PUSAKA Vol 11 No 2 (2023): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/pusaka.v11i2.1227

Abstract

Budaya mengacu pada pola perilaku, konvensi, nilai, kepercayaan, bahasa, adat istiadat, dan cara hidup yang umum dan dimiliki bersama oleh kelompok masyarkat tertentu. Ini mencakup semua aspek identifikasi kelompok manusia, seperti bagaimana orang berinteraksi, berpakaian, makan, berkomunikasi, dan mengalami lingkungan. Kebudayaan bersifat abstrak dan juga sosial. Budaya mencerminkan visi dan nilai-nilai suatu kelompok, yang diturunkan dari generasi ke generasi. Hal ini penting dalam membentuk identitas individu dan komunal. Maksud dari tulisan, untuk meng-eksplore tentang Budaya Rasras Fanganan-nan dalam Bingkai Ain-ni-ain dalam menyelesaikan konflik pada masyarakat Desa Tayando Yamtel di Kota Tual. Metode yang digunakan dalam tulisan ini ialah, dengan cara pencarian berupa kualitatif, yakni memakai cara ilmiah untuk menguraikan data berupa kata-kata dan kalimat. Selain itu, metode kajian yang digunakan dalam tulisan ini adalah analisis deskriptif, yang hanya digunakan untuk mendeskripsikan kejadian dan fenomena sosial masyarakat tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Budaya Ain Ni Ain dan rasras fanganan nan merupakan bagian dari Larvul Ngabal, dimana memiliki arti yang sama tetapi melayani tugas yang berbeda dan memegang posisi yang berbeda dalam masyarakat. Ain Ni Ain dan rasras fanganan nan merupakan nilai-nilai hukum adat yang berfungsi untuk mempersatukan keberagaman kelompok masyarakat yang beraneka ragam, sedangkan rasras fanganan nan merupakan sikap yang timbul atas dasar saling cinta dan kasih sayang untuk menyatukan pikiran dan perasaan dalam masyarakat majemuk yang mereka adalah unit yang memiliki kakek-nenek bersama.
Performance Allowances in Relation to Work Unit Performance Load Abdullah, Sudirman; Pelu, Hanafi
JENTRE Vol. 5 No. 2 (2024): JENTRE: Journal of Education, Administration, Training and Religion
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38075/jen.v5i2.520

Abstract

Allowances are computed based on individual performance successes, such as workload, task difficulty, and contribution to corporate goals. The purpose of this article is to describe how performance allowance is paid depending on performance burden in the work unit (case study at the Ministry of Religious Affairs). The research method is qualitative, and the research type is descriptive. The findings revealed that paying performance-based performance allowances in Ministry of Religion work units is a strategic step toward encouraging better employee performance. However, its execution is fraught with difficulties, such as a lack of clarity in defining performance measures and uneven workload distribution. Allowance inequity can lower employee morale and negatively impact organizational productivity. As a result, inequity necessitates periodic reviews and revisions to make the allowance system more equal and efficient.
Performance Allowances in Relation to Work Unit Performance Load Abdullah, Sudirman; Pelu, Hanafi
JENTRE Vol. 5 No. 2 (2024): JENTRE: Journal of Education, Administration, Training and Religion
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38075/jen.v5i2.520

Abstract

Allowances are computed based on individual performance successes, such as workload, task difficulty, and contribution to corporate goals. The purpose of this article is to describe how performance allowance is paid depending on performance burden in the work unit (case study at the Ministry of Religious Affairs). The research method is qualitative, and the research type is descriptive. The findings revealed that paying performance-based performance allowances in Ministry of Religion work units is a strategic step toward encouraging better employee performance. However, its execution is fraught with difficulties, such as a lack of clarity in defining performance measures and uneven workload distribution. Allowance inequity can lower employee morale and negatively impact organizational productivity. As a result, inequity necessitates periodic reviews and revisions to make the allowance system more equal and efficient.
PENGINTEGRASIAN MODERASI BERAGAMA YANG BERAGAM DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI MADRASAH ALIYAH NEGERI PANGKEP Pelu, Hanafi; subair, muh. tasbih; Iskandar, Amaluddin
EDUCANDUM Vol 10 No 1 (2024): Jurnal Educandum
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/educandum.v10i1.1445

Abstract

Budaya mengacu pada tradisi atau prinsip-prinsip dasar suatu komunitas, dan mencakup informasi, kepercayaan, seni, hukum, konvensi, kemampuan, dan kebiasaan para anggotanya, serta perilaku sosial, institusi, dan norma-norma yang ada di dalam masyarakat manusia. Budaya sering diasumsikan berasal atau berasal dari suatu wilayah atau lokasi tertentu. Artikel ini menjelaskan bagaimana pembelajaran Seni dan Budaya diintegrasikan dengan Moderasi Beragama berbasis Kearifan Lokal di Madrasah Aliyah Negeri Pangkep. Karya ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Sementara itu, penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Pembelajaran Seni dan Budaya di Madrasah dapat ditingkatkan dengan memasukkan moderasi berbasis kearifan lokal. Guru harus menggunakan Aliyah Negeri Pangkep untuk menanamkan kecintaan pada kearifan lokal pada siswa mereka dan membantu mereka mengembangkan sifat-sifat karakter positif yang konsisten dengan sifat-sifat mulia dari kearifan. Hal ini akan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa. mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan apa pun yang terjadi di luar madrasah setempat. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis kearifan lokal: 1) Membuat daftar komponen potensi kehebatan lokal; 2) Mengkaji lingkungan internal dan eksternal sekolah; dan 3) Mengidentifikasi jenis-jenis keunggulan lokal dengan menciptakan madrasah yang akan menerapkan pembelajaran berbasis kearifan lokal.
STRATEGI IMPLEMENTASI PELATIHAN BERBASIS MANAJERIAL AGILITY DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MAKASSAR Pelu, Hanafi; Imbaruddin, Amir; Rosmiati, Rosmiati; Pelu, Sipa
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v5i1.4889

Abstract

This study aims to explain in depth the strategy for implementing innovative training based on managerial agility at the Religious Education and Training Center (BDA) Makassar, an approach that is considered crucial to improve the adaptability and performance of civil servants in today's dynamic era. This study adopts a qualitative method, in which researchers describe the collected data in the form of a series of narrative sentences to capture the nuances and processes of implementing the training strategy more comprehensively. The results of the study indicate that BDA Makassar has demonstrated extraordinary commitment and planned strategic steps in ensuring that training participants can effectively adopt and internalize the concept of managerial agility. Through a careful and in-depth needs analysis prior to the implementation of the training, the institution was able to identify the background and specific needs of the participants, so that the material presented was highly relevant and on target. Furthermore, the use of interactive learning methods, such as contextual case studies and challenging role simulations, provided valuable opportunities for participants to apply theory directly to various situations that reflected real conditions in the field, which significantly improved conceptual understanding and honed their practical skills. This holistic approach successfully creates a dynamic learning experience, where participants do not just passively receive the material but are also encouraged to interact, discuss, and practice actively, thus strengthening the overall internalization process of learning and building their self-confidence. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara mendalam strategi pelaksanaan pelatihan inovatif berbasis ketangkasan manajerial di Balai Diklat Agama (BDA) Makassar, sebuah pendekatan yang dinilai krusial untuk meningkatkan adaptabilitas dan kinerja aparatur di era dinamis saat ini. Penelitian ini mengadopsi metode kualitatif, di mana peneliti menguraikan data yang terkumpul dalam bentuk rangkaian kalimat naratif guna menangkap nuansa dan proses implementasi strategi pelatihan secara lebih komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BDA Makassar telah menunjukkan komitmen yang luar biasa serta langkah-langkah strategis yang terencana dalam memastikan peserta pelatihan dapat secara efektif mengadopsi dan menginternalisasi konsep ketangkasan manajerial. Melalui analisis kebutuhan yang cermat dan mendalam sebelum pelaksanaan pelatihan, lembaga mampu mengidentifikasi latar belakang serta kebutuhan spesifik peserta, sehingga materi yang disampaikan menjadi sangat relevan dan tepat sasaran. Selanjutnya, penggunaan metode pembelajaran interaktif, seperti studi kasus yang kontekstual dan simulasi peran yang menantang, memberikan kesempatan berharga kepada peserta untuk menerapkan teori langsung ke dalam beragam situasi yang mencerminkan kondisi nyata di lapangan, yang secara signifikan meningkatkan pemahaman konseptual dan mengasah keterampilan praktis mereka. Pendekatan holistik ini berhasil menciptakan pengalaman belajar yang dinamis, di mana peserta tidak hanya pasif menerima materi tetapi juga didorong untuk berinteraksi, berdiskusi, dan berlatih secara aktif, sehingga memperkuat proses internalisasi pembelajaran secara keseluruhan dan membangun kepercayaan diri mereka.
WIDYAISWARA MENYAMPAIKAN MATERI PEMBELAJARAN BERBASIS AMBIDEXTERY PADA PELATIHAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MAKASSAR Pelu, Hanafi; Naw, Rusdin; Sadiq, Ali Imran; Nurmillah, Nurmillah
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v5i3.7266

Abstract

In the era of digital transformation, the role of instructors at training institutions, particularly at the Makassar Religious Training Center, has undergone a significant shift. Instructors no longer function solely as conveyors of material, but also as learning facilitators who integrate innovative approaches to produce competent and adaptive learners. The concept of organizational ambidexterity, encompassing both exploitation and exploration, is particularly relevant in this context. Widyaiswara is required to balance the delivery of standard material with learning innovation. This study aims to describe how widyaiswara delivers ambidexterity-based learning material. The method used is a qualitative approach with a descriptive study design, collecting data through observation, interviews, and document analysis. The results show that widyaiswara develops learning strategies that combine conventional and innovative methods and utilize digital technology. They also prioritize a learner-centered approach by understanding the characteristics and needs of the participants. Learning evaluation is conducted holistically, covering cognitive, affective, and psychomotor assessments. These results provide practical contributions to the development of a more effective learning model that is relevant to the competency development needs of the civil service. This study is expected to serve as a reference for other training institutions in implementing ambidexterity-based learning. ABSTRAKDalam era transformasi digital, peran widyaiswara di lembaga diklat, khususnya di Balai Diklat Keagamaan Makassar, mengalami pergeseran signifikan. Widyaiswara tidak hanya berfungsi sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai fasilitator pembelajaran yang mengintegrasikan pendekatan inovatif untuk menghasilkan peserta didik yang kompeten dan adaptif. Konsep ambidexterity organisasi, yang mencakup eksploitasi dan eksplorasi, menjadi relevan dalam konteks ini. Widyaiswara dituntut untuk menyeimbangkan antara penyampaian materi standar dengan inovasi pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana widyaiswara menyampaikan materi pembelajaran berbasis ambidexterity. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain studi deskriptif, mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa widyaiswara mengembangkan strategi pembelajaran yang menggabungkan metode konvensional dan inovatif, serta memanfaatkan teknologi digital. Mereka juga mengedepankan pendekatan yang berpusat pada peserta dengan memahami karakteristik dan kebutuhan peserta. Evaluasi pembelajaran dilakukan secara holistik, mencakup penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil ini memberikan kontribusi praktis dalam pengembangan model pembelajaran yang lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan pengembangan kompetensi aparatur sipil negara. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi lembaga diklat lain dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis ambidexterity.
Teacher Respons to Curriculum Changes in Madrasah Learning Pelu, Hanafi; Rosmiati, Rosmiati
12 Waiheru Vol. 9 No. 1 (2023): 12 Waiheru
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47655/12waiheru.v9i1.94

Abstract

This paper aims to explain the teachers’ reaction to curriculum changes in Madrasah learning.  The qualitative research method will be applied in this study where researchers will describe data in the form of phrases rather than statistics. While descriptive research is commonly utilized by researchers. Descriptive types only explain phenomena, symptoms, events, and episodes that occur in certain populations or communities. According to the conclusions of this study, learning tools are the compass and forward and backward directions of educational institutions in Indonesia, particularly in Madrasas. Learning tools can be helpful in gaining success and success in implementing learning programs in certain educational units. Looking at the times, compiling a curriculum is not a simple task, but the curriculum is developed based on the needs for the development of a country's educational quality. Furthermore, the curriculum is a notion that must rise to meet all obstacles, yet changes to the curriculum cannot be avoided due to the necessity. Curriculum design is critical because education can meet the requirements of society. As a learning designer, the teacher must begin with a modest and concrete problem, such as the problem of the Madrasah environment. However, the teacher must also think broadly and be visionary. Teachers must remain professional in their tasks even when the curriculum in Indonesia changes, and they must provide a stimulating learning environment so that students feel challenged and like studying.
Teachers' Ability to Design Islamic Religious Education Learning Media Using the PowerDirector Application at The Darul Mahfudz Islamic Boarding School, Lekopadis Muin, Andi Kurnia; Pelu, Hanafi
12 Waiheru Vol. 10 No. 1 (2024): 12 Waiheru
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47655/12waiheru.v10i1.184

Abstract

The purpose of this article is to explain the teacher's ability to design Islamic Religious Education learning media using the PowerDirector application at the Darul Mahfudz Islamic Boarding School. The research method used in this article is qualitative, while the type of research used in this article is descriptive research. The research results show that; Islamic Religious Education subject teachers have been able to use the PowerDirector application, by utilizing available resources such as tutorials or online guidebooks, and collaborating with other educators to share experiences and references to improve educators' skills in designing Islamic Religious Education teaching materials, by using media using the PowerDirector application. Apart from that, using the PowerDirector program in learning can help students improve their ability to express opinions and write various kinds of assignments submitted by their teachers by developing learning media and communication skills in Islamic Religious Education subjects. As a result, the PowerDirector program can be a useful tool for creating interesting and effective learning videos for students.