Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EVALUASI KESELAMATAN KERJA (K3) DI PT. TIMAH INDUSTRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIRARC Parapat, Riny Yolandha; Sandjaya , Edward; Nurfadhilah , Sri Ainun; Fetok, Maria Merdiana; Hikmah , Nurul; Salafudin, Salafudin
Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 7 (2024): Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi
Publisher : Komunitas Menulis dan Meneliti (Kolibi)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap lingkungan atau tempat kerja mengandung potensi bahaya yang tinggi sehingga diperlukan suatu upaya pencegahan dan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja disebabkan oleh tindakan orang yang tidak mematuhi keselamatan kerja (unsafe action) dan keadaan lingkungan atau proses dan sistem yang tidak aman (unsafe condition). Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sudah ada secara global termasuk di indonesia. Namun pada pelaksanaannya masih banyak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pengidentifikasian bahaya dan risiko kerja merupakan tahap awal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian adalah mencegah terjadinya bahaya risiko K3 terhadap tindakan perawatan, dan mengetahui sumber bahaya keselamatan dan kesehatan kerja dalam tindakan perawatan dan perbaikan dalam sistem yang diterapkan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yang mendeskripsikan terkait identifikasi dan penilaian risiko K3.
URGENSI PENGATURAN LEGAL STANDING LINGKUNGAN HIDUP BERDASARKAN KONSEP GREEN CONSTITUTION SEBAGAI PENANGGULANGAN DEFORESTASI FOOD ESTATE Harwanda Dwi Putri, Alya; Hikmah , Nurul; Abyasa Hasan , Muhammad; Zahra Fauziyah, Naila; Fakhirah, Maulidia
Journal of Studia Legalia Vol. 6 No. 1 (2025): Dinamika Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara dalam Sistem Ketataneg
Publisher : FKPH Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Indonesia sebagai negara dengan memiliki cadangan hutan hujan tropis tertinggi dan menduduki nomor tiga di dunia, memiliki ancaman serius dalam hal deforestasi. Berdasarkan data yang dihimpun dari basis data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, menunjukkan grafik deforestasi yang buruk pada kawasan hutan maupun kawasan bukan hutan di Indonesia. Deforestasi kawasan hutan tertinggi terjadi pada periode tahun 2014 hingga 2015 yang menghanguskan luas kawasan hutan sebesar 815.607,5 hektare (ha), perhitungan ini didasarkan pada kompilasi luas lahan di seluruh sebaran provinsi di Indonesia. Tingginya angka deforestasi di berbagai sebaran wilayah Indonesia, dilatarbelakangi dengan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN), khususnya proyek food estate atau biasa disebut lumbung pangan. Proyek food estate merupakan manifestasi langkah pemerintah dalam menghadapi dan mencegah alarm krisis pangan dan kekeringan yang dispekulasi akan ditimbulkan dari wabah pandemi virus Corona yang menyerang penjuru dunia di akhir tahun 2019. Meski konstitusi telah mengamanatkan pembangunan ekonomi dan infrastruktur yang berpedoman lingkungan yang berkelanjutan, hal ini tidak juga menjadikan alarm bagi pemerintah untuk menghentikan proyek food estate yang terbukti menimbulkan kerusakan ekologis. Penafsiran yang menempatkan kedudukan lingkungan hidup hanya sebagai objek pemanfaatan harus dirubah dengan kehadiran konseptualisasi hak gugat lingkungan hidup yang memegang teguh konsep green constitution. Untuk itu, penelitian ini disusun menggunakan metode penelitian yuridis normatif yang dikaji melalui pendekatan konseptual dan pendekatan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu langkah fundamental yang komprehensif dengan mengamandemen konstitusi berdasarkan konsep green constitution yang memberikan kedudukan hak gugat kepada lingkungan hidup. Kata kunci: green constitution, hak gugat, lingkungan hidup, deforestasi, lumbung pangan. ABSTRACT Indonesia, as a country with one of the largest reserves of tropical rainforests, ranking third globally, faces a serious threat of deforestation. Data compiled from Indonesia’s Central Statistics Agency (BPS) database reveals alarming deforestation trends in both forested and non-forested areas across the country. The highest rate of forest deforestation occurred between 2014 and 2015, with an area of 815,607.5 hectares (ha) being destroyed. This calculation is based on the aggregation of land area across all provinces in Indonesia. The significant deforestation rate across various regions in Indonesia is primarily driven by the development of National Strategic Projects (PSN), particularly the food estate projects. These initiatives represent the government’s response to addressing and preventing the looming threats of food crises and drought, which were speculated to arise from the global COVID-19 pandemic at the end of 2019. Although the constitution mandates economic and infrastructure development that adheres to the principles of environmental sustainability, this has not deterred the government from continuing food estate projects that have been proven to cause ecological damage. The prevailing interpretation that views the environment merely as an object of exploitation must be replaced with the conceptualization of environmental standing rights rooted in the framework of a green constitution. This study employs a normative juridical research method using a conceptual and comparative approach. The findings indicate the need for a fundamental and comprehensive step to amend the constitution based on the green constitution concept, which grants standing rights to the environment itself. Keywords: green constitution, legal standing, environment, deforestation, food estate.
Cultural Importance Of Useful Plants In Kenduri Sko Traditional Ceremony Of Kerinci Community, Hamparan Rawang Sub-District, Sungai Penuh City, Jambi Province Adriadi, Ade; Asra, Revis; Wahyuni, Fitra; Marsanda, Firda Dwi; Hikmah , Nurul
Berita Biologi Vol 24 No 1 (2025): Berita Biologi
Publisher : BRIN Publishing (Penerbit BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/berita_biologi.2025.8326

Abstract

Hamparan Rawang District is one of the sub-districts in Sungai Penuh City, Jambi Province which has a culture and tradition. One of the traditional ceremonies in Hamparan Rawang District is the Kenduri Sko Traditional Ceremony or what is called Kenduri Pusako. Assessment of the cultural importance of plant species diversity in Kenduri Sko is useful in ethnobotanical studies which include subsistence activity strategies and traditional classifications. Data collection was carried out by interviewing key informants using the "in depth interview" method, then estimating the cultural importance value of each plant species used in Kenduri Sko with the ICS(Index Cultural Significance) formula. The results of the study found that Kenduri Sko is a tradition that symbolises the greatness of customs in their respective regions with the aim of improving friendship and which is characterised by the crowning of traditional titles, cleaning heirlooms and uniting male children of butino children. Based on the results of interviews and estimation of ICS values, it is known that the ICS value of useful plants for Kenduri Sko ranges from 8 to 50. Areca nut (Areca catechu L ) has the highest ICS value, while Cynodon dactylon (L.) Pers. has the lowest ICS value.