Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Distingsi Prodi Ilmu Hadis di Indonesia: Studi Komparatif Kurikulum Thohari, Fuad; Huda, Muhamad Khoirul; Misbahuddin, Misbahuddin; al-Farizi, Miqdad
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol 10, No 1 (2024): USHULUNA: JURNAL ILMU USHULUDDIN | VOL. 10 NO. 1 JUNE 2024
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berupaya mengeksplorasi distingsi kurikulum Prodi Ilmu Hadis di Indonesia. Sebanyak 5 Program Studi Ilmu Hadis (PSIH) yang menjadi objek penelitian. Analisis difokuskan pada konstruksi kurikulum yang ditawarkan. Dengan memetakan mata kuliah dalam kurikulum yang ditawarkan pada setiap Program Studi menjadi klasik dan kontemporer. Distingsi muncul pada mata kuliah dalam kategori kontemporer. Dengan sumber data primer dokumen akreditasi, sosiologi-interpretatif hadis (PSIH Jogja), kajian hadis bercorak sosiologi-kawasan-interpretatif atas hadis (PSIH Surabaya), interpretasi-sosiologis terhadap hadis berbasis hukum Islam dan turats hadis (PSIH Jakarta), kajian sosiologis atas hadis dengan penekanan pada pluralitas sektarian dan kawasan (PSIH Bandung), kajian hadis tematik sosial (PSIH Makassar). Seluruh PSIH berusaha melakukan integrasi ilmu hadis dengan ilmu-ilmu sosial. Distingsi berada pada aras ilmu sosial yang hendak diintegrasikan. Integrasi ilmu agama dengan ilmu sosial yang beragam merupakan upaya mengisi ruang kosong diskursus integrasi keilmuan yang cenderung didominasi kajian filosofis, dan belum menyentuh ranah praksis dalam kebijakan pendidikan. Di sini, integrasi ilmu hadis dan ilmu sosial yang beragam merupakan upaya yang berguna memperkaya kajian integrasi keilmuan secara umum.
Manuskrip Hikayat Muhammad Hanafiyah, Argumen Eksistensi Syi’ah dalam Sejarah Awal Islam di Nusantara Huda, Muhamad Khoirul; Nabilah, Siti
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 10 No. 2 December 2024
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ushuluna.v10i2.44741

Abstract

Artikel ini bertujuan meninjau ulang gagasan yang menyebut manuskrip Hikayat Muhamamd Hanafiyah yang beredar di Kepulauan Nusantara ke-16 mencerminkan kehadiran doktrin Syi’ah di kawasan tersebut. Peneliti menelaah karya sarjana yang menyebut bahwa manuskrip tersebut mengandung elemen ajaran Syiah seperti L.F. Brakel. Tiga elemen yang dianggap mencerminkan pengaruh doktrin Syi’ah seperti maqtal (pembunuhan Husain), imamah (kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, Hasan dan Husain), dan takfir (kebencian terhadap Yazid bin Mu’awiyah) ditinjau dengan dikomparasikan dengan pandangan teologi kalangan Muslim Sunni. Kesimpulan artikel ini, tiga elemen yang dianggap wujud ajaran Syiah tidak benar-benar mencerminkan ajaran Syi’ah karena kaum Sunni, yang sering diposisikan sebagai lawan Syi’ah, juga memiliki pandangan yang sama. Artinya, ketiga elemen sejatinya bukan tradisi khas Syi’ah. Di sisi lain, sejak abad ke-14, realitas historis-sosiologis masyarakat kawasan Kepulauan Nusantara menunjukkan dominasi aliran Sunni. Karenanya, penyebaran literatur yang beraroma Syi’ah merupakan upaya meminjam wacana atau setidaknya menunjukkan adanya kelompok minoritas di kawasan ini.
DISSEMINATION OF SANAD ṢAḤĪḤ Al-BUKHĀRĪ IN WEST JAVA: A Biographical Study of KH. Muhammad Qudsi Garut Huda, Muhamad Khoirul
Nabawi: Journal of Hadith Studies Vol 6, No 1 (2025): Nabawi: Journal of Hadith Studies
Publisher : LP2M Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55987/njhs.v6i1.191

Abstract

This article aims to explore the traces of the spread of Ṣaḥīḥ al-Bukhārī sanad in West Java. This research is important because no one has photographed the spread of the sanad of the book Ṣaḥīḥ al-Bukhārī in the region, even though it is the area with the largest number of Islamic boarding schools on the island of Java. The relationship between the spread of Ṣaḥīḥ al-Bukhārī in East Java, Central Java and the West Java is not so clear. With a qualitative approach and literature method, this study analyzes the book Silsilah al-Qudsiyyah Bi Ijāzah Asānīd al-'Ilmiyyah by KH. Muhammad Qudsi Garut (1936-present). Based on the analysis, it was found that the sanad of Ṣaḥīḥ al-Bukhārī in the book by KH. Muhammad Qudsi was connected to KH. Ahmad Asy'ari Salatiga, a student of KH. Hasyim Asy'ari Jombang. KH. Hasyim Ash'ari was a student of Shaykh Mahfuz Tremas (d. 1920 A.D.). The Sanad of Shaykh Mahfuz Tremas in Kifāyat al-Mustafīd Li Mā 'Aā Min al-Asāniīd is connected with Imam Ibn Ḥajar al-'Asqalānī (d. 852 H.) in Fatḥ al-Bārī Syarḥ Ṣaḥīḥ Bukhārī. Thus, the sanad of Ṣaḥīḥ Bukhārī KH. Muhammad Qudsi is a historically valuable and confirmed sanad in older sanad books. It was also found that the sanad of Ṣaḥīḥ al-Bukhārī is the oldest, complete, and still actively disseminated in Indonesia sourced from KH. Hasyim Asy'ari, this sanad spread to West Java, connecting the network of scholars that continues to expand to this day.[Artikel ini bertujuan mengeksplorasi jejak penyebaran sanad Ṣaḥīḥ al-Bukhārī di Jawa Barat. Penelitian ini menjadi penting karena belum ada yang memotret penyebaran sanad kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī di kawasan tersebut, padahal ia merupakan daerah dengan jumlah pesantren terbanyak di pulau Jawa. Hubungan penyebaran Ṣaḥīḥ al-Bukhārī di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat belum begitu jelas. Dengan pendekatan kualitatif dan metode kepustakaan, penelitian ini menganalisis kitab Silsilah al-Qudsiyyah Bi Ijāzah Asānīd al-‘Ilmiyyah karya KH. Muhammad Qudsi Garut (1936-sekarang). Berdasarkan analisis, ditemukan bahwa sanad Ṣaḥīḥ al-Bukhārī dalam kitab karya KH. Muhammad Qudsi tersebut terhubung dengan KH. Ahmad Asy’ari Salatiga, murid KH. Hasyim Asy’ari Jombang. KH. Hasyim Asy’ari adalah murid Syaikh Mahfuz Tremas (w. 1920 M). Sanad Syaikh Mahfuz Tremas yang dimuat dalam Kifāyat al-Mustafīd li Mā ‘Alā Min al-Asānīd terhubung dengan Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalānī (w. 852 H) dalam Fatḥ al-Bārī Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī. Dengan demikian, sanad Ṣaḥīḥ al-Bukhārī KH. Muhammad Qudsi merupakan sanad yang memiliki nilai historis dan validitasnya terkonfirmasi melalui komparasi kitab-kitab sanad yang lebih tua. Ditemukan pula bahwa sanad Ṣaḥīḥ al-Bukhārī tertua, lengkap, dan masih aktif disebarkan di Indonesia bersumber dari KH. Hasyim Asy’ari, sanad ini menyebar hingga Jawa Barat, menghubungkan jaringan ulama yang terus meluas hingga saat ini.]
PENYEBARAN (KITAB) HADIS DI TIONGKOK Huda, Muhamad Khoirul
AL ISNAD: Journal of Indonesian Hadith Studies Vol. 1 No. 1 (2020): AL ISNAD: Journal of Indonesian Hadith Studies
Publisher : Institut Daarul Qur'an Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.284 KB) | DOI: 10.51875/alisnad.v1i1.26

Abstract

Tujuan tulisan ini mensurvei perkembangan penyebaran (literatur) hadis di Tiongkok. Tiongkok memiliki sejarah panjang dalam kaitannya sebagai salah satu titik penyebaran agama Islam. Tiongkok telah menjadi rumah bagian jutaan Muslim. Kekuasaan politik telah silih berganti. Penulis melakukan survei literatur lalu menganalisisnya dengan menggunakan pendekatan historis. Melalui pendekatan ini, penulis menjelaskan fase-fase penyebaran (kitab) hadis di negeri tersebut. Setidaknya ditemukan tiga fase historis penyebaran (kitab) hadis di Tiongkok. Pertama, Era Kekaisaran. Era ini ditandai dengan pengutipan hadis dalam kaligrafi batu nisan. Era ini hadis belum ada yang diterjemahkan ke dalam bahasa China. Kedua, Era Republik Tiongkok. Muncul buku kumpulan hadis pilihan. Beberapa hadis yang memiliki muatan tema yang identik dikumpulkan lalu diterjemahkan ke dalam bahasa China. Ketiga, Era Republik Rakyat Tiongkok. Pada era ini, penyebaran kitab hadis berhenti. Setelah tahun 1976, yaitu era berakhirnya agenda Revolusi Kebudayaan, muncul karya kumpulan hadis pilihan. Lalu pada 1999, mulai ditemukan terjemah lengkap kitab hadis induk seperti kutub al-sittah, Muwatha’ dan Musnad Abi Hanifah. Era keterbukaan ini menandai fase penting tentang kebangkitan literatur Islam di Tiongkok.
Ulama Hadis dalam Kontestasi Keagamaan Digital Mesir: Studi Kasus Sheikh Ma’bid ‘Abd al-Karīm Huda, Muhamad Khoirul
Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat Vol. 23 No. 1 (2024): Refleksi
Publisher : Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ref.v23i1.39459

Abstract

This article seeks to explain the context of the emergence of neo-traditionalist hadith scholars in Egypt’s digital socio-political-religious space. The analysis focuses on Sheikh Ma’bid ‘Abd al-Karīm, an al-Azhar hadith scholar who is nicknamed “Sheikh al-Majālis al-Ḥadīthiyyah”. Using a qualitative approach and literature study methods, the analysis finds that the presence of Sheikh Ma’bid ‘Abd al-Karīm in the digital space cannot be separated from the diverse context of contemporary Egyptian religious authority contestation. Sheikh Ma’bid is part of the voice of a wider network of clerics known as “Neo Islamic Traditionalism” centered at Al-Azhar under the leadership of Sheikh Aḥmad Ṭayib. The Islamic neo-traditionalism movement is a reassertion of al-Azhar’s religious identity and authority which had dimmed amid the rise of various currents of Islamic thought, especially transnational-Salafi. Shaykh Ma’bid plays an important role in maintaining al-Azhar’s symbolic authority in the field of hadith studies through the digital content he creates.