Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK MINIMUM PETANI LOKAL DI KAMPUNG GUEINTUY DISTRIK WARMARE KABUPATEN MANOKWARI (Studi Kasus Pada Rumah Tangga Petani Suku Besar Arfak) Erlyn M. Mambor; Agustina S. Mori Muzendi; Yustina L. D. Wambrauw
Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 (2021): Desember
Publisher : Department of Social Economic Agriculture, Faculty of Agriculture, University of Papua, Manokwari, West Papua, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/sap.v10i2.157

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik sosial ekonomi dan karakteristik usahatani petani Arfak serta mengkaji tingkat pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga petani Arfak. Penelitian ini menggunakan metode deksriptif dengan teknik studi kasus. Populasi penelitian 84 KK dengan 30% dari populasi dijadikan sampel yakni sebanyak 25 KK. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan penelusuran studi pustaka.Analisis data dengan distribusi presentase dan frekuensi dalam tabulasi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik sosial ekonomi sosial petani Arfak, 96% dalam umur produktif, 52% laki-laki, kepercayaannya berupa Kristen Protestan, 56% berasal dari Suku Hatam, 40% pendidikan terakhir berupa perguruan tinggi, 60% memiliki lebih dari 5 tanggungan, 84% mata pencaharian utama sebagai petani dan 24% sebagai pedagang noken dan minuman kemasan. Berdasarkan karakteristik usahatani petani Arfak, 21% lama usahatani lebih dari 10 tahun, 92% memiliki luas lahan skala menengah, kepemilikkan lahan berupa hak milik, 88% menggunakan tenaga kerja dalam dan luar keluarga dengan padi ladang sebagai komoditas utama, usahatani bersifat komersil, rata-rata penerimaan usahatani Rp28.565.440/tahun. Rata-rata penerimaan nonustan petani Arfak sebesar Rp9.408.000/tahun. Rata-rata penerimaan rumah tangga petani Arfak sebesar Rp37.973.440/tahun. Berdasarkan penerimaan usahatani, 64% petani Arfak tergolong tidak miskin dalam arti tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimumnya terpenuhi. Berdasarkan penerimaan rumah tangga, seluruh petani Arfak tergolong tidak miskin dalam arti tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimumnya terpenuhi. Kata kunci: Karakteristik sosial ekonomi, Karakteristik usahatani, Kebutuhan pokok ABSTRACT This study aims to examine the socio-economic characteristics and farm characteristics of Arfak farmers and to examine the level of fulfillment of the basic needs of Arfak farmers' households. This research uses descriptive method with case study technique. The study population was 84 households with 30% of the population as samples, namely as many as 25 families. Data collection by observation, interview and literature study. Data analysis with percentage and frequency distribution under simple tabulation. The results showed that based on the socio-economic characteristics of the Arfak farmers, 96% were of productive age, 52% were male, their beliefs were Protestant Christians, 56% were from the Hatam Tribe, 40% had college education, 60% had more than 5 dependents, 84% of the main livelihood as farmers and 24% as traders of noken and packaged drinks. Based on the farming characteristics of Arfak farmers, 21% of farming durations are more than 10 years, 92% have medium-scale land area, land ownership is in the form of property rights, 88% use domestic and external workers with field rice as the main commodity, commercial farming, the average farm income Rp28,565,440/year. The average of non-farm income of Arfak farmers is Rp. 9,408,000/year. The average of household income of Arfak farmers is Rp. 37,973,440/year. Based on farm income, 64% of Arfak's farmers are classified as not poor which mean the minimum basic needs is fulfilled. Based on household income, all Arfak farmers are classified as not poor which mean the minimum basic needs is fulfilled. Keywords: Basic needs, Farming characteristics, Socio-economic characteristics
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI KELAPA (COCOS NUCIFERA) STUDY KASUS DI KAMPUNG WAU DISTRIK ABUN KABUPATEN TAMBRAUW Gerson Sipapa; Kunto Wibowo; Agustina S. Mori Muzendi
Sosio Agri Papua Vol 11 No 1 (2022): Juni
Publisher : Department of Social Economic Agriculture, Faculty of Agriculture, University of Papua, Manokwari, West Papua, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/sap.v11i01.250

Abstract

Kelapa (Cocos Nucifera) merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat, dimana pada setiap bagian tanamannya memiliki nilai guna bagi kehidupan. Berbagai komoditas turunan kelapa telah masuk pasar global, salah satunya adalah kopra (daging kelapa kering) yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk antara lain minyak goreng, kosmetik, maupun pakan ternak berbahan dasar bungkil (limbah) kopra. Potensi ini menunjukkan bahwa terbuka peluang yang sangat besar untuk pengembangan usaha kelapa secara baik dan berkelanjutan guna peningkatan perekonomian nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) serta untuk mengetahui startegi pengembangan usahatani kelapa yang ada di Kampung Wau Distrik Abun Kabupaten Tambrauw. Metode penelitian yang digunakan berupa metode deskriptif dengan teknik studi kasus (case study). Analisis data menggunakan Analisis SWOT untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal dari keberhasilan usahatani kelapa. Hasil penelitian menunjukan bahwa usahatani di Kampung Wau Distrik Abun Kabupaten Tambrauw berada pada posisi strategi sel II (tumbuh dan membangun) sehingga akan tetap dalam menggunakan strategi intergratif untuk mendukung S-O (strenghts- opportunities) yaitu meningkatkan strategi pengembangan usahatani kelapa dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada.
EFISIENSI DAN SKALA USAHATANI KAKAO DI KAMPUNG SAIBA DISTRIK RANSIKI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN Hadma, Nur; Diana N. Irbayanti; Agustina S. Mori Muzendi
Sosio Agri Papua Vol 12 No 1 (2023): Juni
Publisher : Department of Social Economic Agriculture, Faculty of Agriculture, University of Papua, Manokwari, West Papua, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/sap.v12i1.331

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris yang mana sektor pertanian memiliki peran yang penting terhadap pertumbuhan ekonomi. Sektor pertanian mampu memberikan kontribusi secara langsung terhadap kesejahteraan rumah tangga tani dan salah satu penopang perekonomian nasional. Artinya bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dan seharusnya menjadi penggerak dari kegiatan perekonomian negara. Data Badan Pusat Statistik mencatat, penduduk Indonesia paling banyak bekerja di sektor pertanian selama Tahun 2022. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian mencapai atau sekitar 1,86 juta orang atau naik 29,96% (BPS, 2022). Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi skala ekonomi (economies of scale) pada usahatani kakao (Theobroma cacao L.) di Kampung Saiba, Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan. (2) Menganalisis tingkat efisiensi ekonomi usahatani kakao (Theobroma cacao L.) di Kampung Saiba, Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kampung Saiba Distrik Ransiki Kabupaten Manokwari Selatan yang dilakukan selama 1 bulan. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung yang berpedoman pada daftar pertanyaan (quisioner) yang telah dipersiapkan, sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari Lembaga atau instansi. Data diolah menggunakan analisis Break Event Point (BEP) untuk mengukur skala usaha dan analisis efisiensi ekonomi dengan menggunakan metode Revenue Cost Ratio (R/C) dan Benefit Cost Ratio (B/C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produksi kakao sebesar 39 kg dengan luas lahan rata-rata yang diusahakan petani sebesar 1 Ha. Berdasarkan hasil analisis Break Event Point (BEP) Volume Produksi, Break Event Point (BEP) Harga Produksi dan Break Event Point (BEP) Luas Lahan secara bersama-sama telah mengalami titik impas dan menguntungkan. Pada efisiensi ekonomi usahatani kakao berada pada kondisi efisien atau layak secara ekonomi yang ditunjukkan dari nilai Revenue Cost Ratio (R/C) dan Benefit Cost Ratio (B/C.