Penelitian ini dilatarbelakangi pada studi pendahuluan di Taman Kanak- Kanak Pembina Negeri Tingkat 1 Palembang untuk melihat gambaran anak yang terdampak pada kesulitan berkomunikasi, karena sebagaimana fenomena abad digital pola interaksi anak dan lingkungan semakin berkurang karena mereka lebih focus pada gadget, tontonan yang tersedia atau menonton TV anak- anak yang banyak sekali menyediakan fasilitas bermain. Sementara pada usia perkembangan tersebut seharusnya mereka banyak berinteraksi dengan lingkungan social sebaya untuk menempa emosional, karakter keterampilan berhubungan, berbicara, menerima, dan menghargai. Pengamatan awal ada empat orang anak yang terindikasi mengalami kesulitan berkomunikasi di kelas dilihat dari ciri- ciri diam dan menghindar ketika diajak bicara, atau menjawab terbata- bata bahasanya tidak jelas dengan lawan bicaranya. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor penyebab keterlambatan bicara dan upaya yang dilakukan oleh guru serta orang tua. Metode penelitian menggunakan pendekatan studi kasus dengan teknik analisa deskriftif kualitatif. Hasil penelitian, terbukti keempat anak terebut mengalami speech delay pada kategori menengah. Dari empat murid tersebut tiga anak laki- laki mengalami speed delay, satu orang diantaranya anak guru kemampuan bicaranya sangat rendah ketergantungan dengan hanphone, satu orang anak lagi berjenis kelamin perempuan kemampuan bicaranya lebih baik dari ke tiga temannya sekalipun masih kelihatan kurang percaya diri. Hasil wawancara membuktikan bahwa pola pengasuhan sehari- hari diserahkan pada nenek karena orang tua bekerja. Gaya pengasuhan grand parenting dengan pola permisif atau membiarkan anak untuk bermain, berbicara, beraktivitas sendiri. Orang tua baru menyadari untuk melakukan pendekatan theraphy atas saran dari para guru