Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kedalaman Klorofil Maksimum Selama Musim Peralihan II dan Implikasinya untuk Perikanan Tuna di Laut Banda Waas, Harold J.D; Tubalawony, Simon; Hukubun, Ronald D
Jurnal Laut Pulau: Hasil Penelitian Kelautan Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Laut Pulau
Publisher : Prodi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jlpvol2iss1pp1-14

Abstract

The Deep chlorophyll maximum (DCM) in the Banda Sea during the second transitional season (October 2015) was relatively shallow (25 - 64 m) above the mixed layer and far from the base of the euphotic layer or compensation depth. Its presence was identical to the depth of nitraclin injected into the mixed layer as a result of upwelling generated by internal waves. The contribution of these waves to the increase in Banda Sea fertility calculated using ocean color data is 56.87%. This phenomenon is due to the shallow optical depth of the satellite (20-25 m) while high chlorophyll-a concentrations are below. DCM was also associated with the swimming layer of Madidihang (Thunnus albacares) (34 - 68 m) caught with longline gear during the same period.
Pemetaan Morfologi Ambang Galala Poka (APG) Wattimury, Jusuph J; Waas, Harold J.D; Hukubun, Ronald D
Jurnal Laut Pulau: Hasil Penelitian Kelautan Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Laut Pulau
Publisher : Prodi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jlpvol2iss1pp51-58

Abstract

The Galala Poka (APG) sill is in the form of an underwater hill located in the narrow waters of the TAD and TAL transition zones. The morphology of APG is important to map because it influences the dynamics of water masses during the tidal period in the TAL and TAD Transitional areas, and can even explain the phenomena of cohesive sediment transport and deposition as well as tidal mixing phenomena that often occur around APG. This research aims to map the topographical profile of the APG seabed and calculate its spatial dimensions.The GIS-based mapping method is used to create an APG seabed topographic model using data compiled from sounding results, digital Navionic Sonar Chart data and digital shipping channel bathymetry data. The trapezoidal rule model is used to calculate the APG dimensions. APG seabed 2D and 3D spatial models mapped with ArcGIS 10.8 and Surfer 23.The results of the analysis found the APG boundaries at coordinates 128.19316 – 128.19829E and 3.66027 – 3.56659S and UTM coordinates 410399.1390 ​​– 410969.1292 mT and 9594764.3000 – 9595384.3000 mU. The topography of APG is generally convex with a flat peak at the center. There are variations in the slope of the seabed, especially on the outer side of the APG. APG volume with a reference depth of 0m (LWS) 1,304,828.05 m3, surface area 151,954.65 m2. At a reference depth of 8m, the APG volume is 20,071.95 m3, the area is 94,887.23 m2. At a reference depth of 10m, the APG volume is 351,296.95 m3, and the surface area is 73,012.06 m2.
SOSIALISASI KONDISI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM MENDUKUNG KEGIATAN BUDIDAYA BAGI PEMBUDIDAYA DI DESA POKA Palinussa, Elizabeth Miklen; Tuahatu, Juliana W; Pattinasarany, Maureen M.; Waas, Harold J.D; Rahman, Rahman
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 9 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i9.2917

Abstract

Kota Ambon yang berada di wilayah pesisir dikelilingi oleh perairan laut dan diantaranya Desa Poka. Wilayah Desa Poka berada pada Teluk Ambon Bagian Dalam. Sehingga banyak masyarakat memanfaatkan perairan teluk ini sebagai tempat usaha budidaya laut. Air merupakan media hidup untuk organisme budidaya sehingga kondisi air harus dijaga dan dikelola secara baik agar layak digunakan untuk kehidupan biota. Masalah yang sering terjadi di perairan pesisir yaitu tingginya pencemaran akan berdampak pada penurunan kualitas perairan. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat memberikan informasi tentang kondisi kualitas air sehingga adanya perubahan pola pikir dan tindakan masyarakat pembudidaya sehingga hasil produksi dapat meningkat. Kegiatan berlangsung pada kamis 22 Mei 2025 dari jam 10.00-12.00 WIT. Bertempat di Balai Desa Poka, peserta yang terlibat yaitu 49. Pemberian materi dengan metode presentasi selanjutnya dilakukan proses diskusi dalam bentuk focus group discussion (FGD). Hasil dari kegiatan yaitu tim memperkenalkan sebuah teknologi pada sistem pengontrolan kualitas air adalah sebuah alat Water Quality Monitoring System (WQMS). Penggunaan alat ini diharapkan akan sangat membantu dalam pemantauan kualitas air untuk masyarakat. Ada beberapa parameter yang diamati sebagai informasi yang dibagikan kepada masyarakat antara lain yaitu suhu, salinitas, pH, Do dan Nitrit. Hasil pengukuran parameter kualitas air Teluk Ambon Bagian Dalam menunjukkan bahwa nilai kualitas air berada pada kondisi yang ideal untuk kegiatan budidaya. Hal ini menjadi sumber informasi ilmiah kepada masyarakat untuk dapat membantu dalam proses pemeliharaan sampai produksi biota budidaya. Kesimpulan dari kegiatan ini masyarakat mengalami peningkatan pemahaman serta pengetahuan tentang nilai parameter kualitas air yang diukur secara berkala untuk budidaya.