Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Utilization of Banana Peel Waste as Anti-bacterial Organic Gloves with Latex Addition Sari*, Sri Adelila; Kabeakan, Feri Yuni; Purba, Elsa Christine; Vedha, Renjana Sekar; Simarmata, Yesi Angelia; Aldi, Irfan; Hasibuan, Hanisah
Jurnal IPA & Pembelajaran IPA Vol 8, No 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jipi.v8i3.40885

Abstract

The increased use of synthetic gloves made from plastics such as nitrile and vinyl resulted in serious environmental problems due to plastic waste that was difficult to decompose. This study aimed to utilize banana peel waste for producing antibacterial organic gloves with the addition of latex. The manufacturing method involved mixing latex with ionol as an antioxidant, sulfur for vulcanization, and banana peel powder to add antibacterial properties. Tensile strength testing was conducted by varying the proportion of banana peel and chemical treatment using NaOH and NH4OH solutions. The results showed that increasing the proportion of banana peel led to a decrease in tensile strength and elongation of the material, from 22.5 MPa and 550% at a 10% banana peel ratio to 16.0 MPa and 480% at a 40% ratio. Treatment with NaOH resulted in a greater reduction than NH4OH. This study demonstrated that banana peels had potential as an environmentally friendly additive for the manufacture of antibacterial organic gloves. To improve its effectiveness, it was recommended that future research focus on optimizing the proportion of ingredients, developing the production process, and evaluating costs to achieve an optimal balance between quality, durability, and production efficiency
Peningkatan Pengetahuan Petani Jagung Pakpak Bharat dalam Mengolah Limbah Pangkal Jagung Menjadi Pupuk Organik Ramah Lingkungan Sari, Sri Adelila; Prastowo, Puji; Muslim; Kabeakan, Feri Yuni; Hasibuan, Hanisah; Nasution, Lia Mardiana
Bahasa Indonesia Vol 21 No 03 (2024): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.213.6

Abstract

Pakpak Bharat Regency in North Sumatra Province has significant potential in the agriculture sector, particularly in corn cultivation. However, the management of corn waste in this region has been suboptimal, with corn cobs often left to accumulate or burned, leading to environmental pollution. Limited technology and the high cost of equipment have hindered the community from processing this waste into organic fertilizer, resulting in dependence on externally purchased organic fertilizers. This study was aimed to enhance corn farmers' knowledge about processing corn cob waste into organic fertilizer. The methods used were included education, provision of appropriate technology (TTG) in the form of shredders, and training and mentoring in organic fertilizer production. Data were analyzed using scoring methods and Spearman Rank. The results were indicated a significant increase in corn farmers' knowledge in Pakpak Bharat regarding the processing of corn cob waste into organic fertilizer, with scores were rised from 1.57 (low) to 2.80 (high). Factors contributing to this improvement were included of age (rs=0.410*), education (rs=0.500*), and technology suitability (rs=0.620*). Through this activity, farmers learned to convert corn cob waste into organic fertilizer, which reduced environmental impact and improved their income and quality of life.   Abstrak Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara, memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, khususnya dalam budidaya jagung. Namun, pengelolaan limbah jagung di wilayah ini masih belum optimal, dengan limbah pangkal jagung sering dibiarkan menumpuk atau dibakar, mengakibatkan pencemaran lingkungan. Keterbatasan teknologi dan biaya pengadaan alat yang mahal menghambat masyarakat dalam mengolah limbah ini menjadi pupuk organik, serta ketergantungan pada pupuk organik yang dibeli dari luar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani jagung tentang pengolahan limbah pangkal jagung menjadi pupuk organik. Metode yang digunakan mencakup edukasi, penyediaan teknologi tepat guna (TTG) berupa alat pencacah, serta pelatihan dan pendampingan dalam produksi pupuk organik. Data dianalisis menggunakan metode scoring dan Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan petani jagung di Pakpak Bharat mengenai pengolahan pupuk organik dari limbah pangkal jagung, dari skor 1,57 (rendah) menjadi 2,80 (tinggi). Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan ini meliputi umur (rs=0,410*), pendidikan (rs=0,500*), dan kesesuaian teknologi (rs=0,620*). Melalui kegiatan ini, para petani jagung memperoleh pengetahuan dalam mengolah limbah tongkol jagung menjadi pupuk organik, yang tidak hanya mengurangi dampak lingkungan dari pembakaran limbah tetapi juga pendapatan dan kualitas hidup mereka mestinya dapat ditingkatkan.