Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bentuk-bentuk kesulitan kognitif yang dialami siswa kelas rendah sekolah dasar dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Latar belakang penelitian ini didasari oleh rendahnya kemampuan siswa dalam memahami, merencanakan, dan menyelesaikan soal berbasis konteks naratif, yang sering kali tidak tercermin dari kemampuan berhitung semata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus, melibatkan 25 siswa kelas III di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Bima. Teknik pengumpulan data meliputi tes soal cerita, wawancara terstruktur, dan observasi langsung, yang kemudian dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan utama siswa terletak pada ketidakmampuan memahami teks soal (72%), salah dalam menentukan operasi matematika (80%), dan lemahnya kemampuan membangun representasi masalah (64%). Temuan juga mengungkap bahwa siswa dengan kemampuan numerik tinggi tetap mengalami kegagalan karena tidak mampu memproses struktur cerita secara logis. Analisis berdasarkan tahapan Polya menunjukkan bahwa 84% siswa mengalami kesulitan pada tahap memahami masalah. Hasil ini diperkuat oleh wawancara guru dan observasi kelas, yang mengindikasikan dominasi pendekatan pembelajaran prosedural dan minimnya penggunaan strategi kontekstual. Kesimpulan dari penelitian ini menekankan pentingnya penguatan pemahaman konseptual dan representasi masalah dalam pembelajaran matematika, khususnya pada soal cerita, melalui pendekatan visual, kontekstual, dan reflektif.