Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

OPTIMALISASI PERAN PEMUDA DALAM PENINGKATAN PARTISIPASI PEMBANGUNAN KELURAHAN SEKARGADUNG KOTA PASURUAN amalia, Siti amalia; M. Ma’ruf; Asmita Alin Nurdiani; Indana Zulfia; Imam Lutfi
Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa) Vol. 3 No. 3 (2024): Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa)
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.8765/krepa.v3i3.5803

Abstract

Abstrak Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 13 Universitas Wiranegara (UNIWARA) bersama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Gladak RW1 RT1 Kelurahan Sekargadung bertujuan untuk mengeksplorasi peran generasi muda dalam pembangunan lokal. Generasi muda memiliki potensi besar untuk mendorong inovasi dan perubahan positif di tingkat kelurahan, namun partisipasi mereka sering kali kurang optimal. kegiatan ini dilaksanakan pada 10 Agustus 2024, dengan metode Focus Group Discussion (FGD) untuk menggali pandangan dan ide tentang kolaborasi antara generasi muda dan penerus serta kontribusi yang bisa diberikan oleh pemuda di Sekargadung. Hasil dari diskusi menunjukkan pentingnya kolaborasi antara generasi muda dan generasi penerus untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Selain itu, dalam kegiatan ini mengidentifikasi berbagai tantangan yang dihadapi dan merumuskan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan keterlibatan pemuda, termasuk pembentukan kelompok kerja untuk merancang dan melaksanakan program-program pembangunan yang relevan Abstract The Focus Group Discussion (FGD) activity carried out by Real Work Lecture (KKN) students of group 13 of Wiranegara University (UNIWARA) together with the Nahdlatul Ulama Student Association (IPNU) and the Nahdlatul Ulama Women's Student Association (IPPNU) in Gladak RW1 RT1, Sekargadung District aims to explore the role of the younger generation in local development. The younger generation has great potential to drive innovation and positive change at the sub-district level, but their participation is often less than optimal. This activity was carried out on August 10 2024, using the Focus Group Discussion (FGD) method to explore views and ideas about collaboration between the younger and future generations as well as the contributions that young people in Sekargadung can make. The results of the discussion show the importance of collaboration between the younger generation and the next generation to create sustainable and inclusive development. In addition, this activity identifies various challenges faced and formulates concrete steps to increase youth involvement, including the formation of working groups to design and implement relevant development programs.
Relasi Kekuasaan dan Representasi Perempuan dalam Film Ipar adalah Maut Menggunakan Kajian Semiotika Roland Barthes Indana Zulfia; Badriyah Wulandari; Mardiningsih Mardiningsih
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA Vol. 15 No. 3 (2025): JURNAL PENDIDIKAN BAHASA
Publisher : STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpb.v15i3.3343

Abstract

Penelitian ini menganalisis representasi perempuan dan relasi kekuasaan dalam film Ipar adalah Maut menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Pendekatan ini memandang tanda sebagai kesatuan penanda (signifier) dan petanda (signified) yang membentuk makna pada tiga tingkatan: denotasi, konotasi, dan mitos. Metode penelitian bersifat kualitatif dengan data berupa adegan visual, dialog, gestur, dan unsur sinematik yang dianalisis pada ketiga tingkatan makna tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film menampilkan relasi rumah tangga yang tampak harmonis, namun secara simbolik mereproduksi ideologi patriarki. Perempuan digambarkan sebagai sosok sabar, tunduk, dan bergantung pada persetujuan laki-laki dalam pengambilan keputusan domestik. Relasi kekuasaan laki-laki dihadirkan secara halus melalui perhatian, dukungan, dan kepemimpinan simbolik. Sistem tanda visual seperti ruang domestik dan gestur, serta tanda verbal berupa dialog, memperkuat mitos sosial tentang perempuan sebagai penjaga ketenteraman rumah tangga. Film menjadi media yang meneguhkan struktur kekuasaan patriarki melalui representasi keseharian yang tampak egaliter namun sarat makna ideologis.