Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sosialisasi Dampak Negatif Perundungan Atau Bullying Bagi Anak Di SD Negeri 040443 Kabanjahe Sinaga, Elisabeth Ruthana Lasmaria; Tindaon, Juwita; Siregar, Dina Elvionica Br; Sinaga, Rian Julfian; Purba, Dhea Steviana Br
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 12 (2024): Februari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i12.725

Abstract

Perundungan dapat menimbulkan dampak yang berbahaya dan jangka panjang bagi anak- anak. Selain efek fisik dari perundungan, anak-anak dapat mengalami masalah kesehatan mental dan emosional, termasuk depresi dan kecemasan, yang dapat menyebabkan penyalahgunaan narkoba dan penurunan prestasi di sekolah. Tidak seperti bullying secara langsung, cyberbullying dapat menjangkau korban di mana saja, kapan saja. Hal ini dapat menyebabkan bahaya besar, karena dapat dengan cepat menjangkau khalayak luas dan meninggalkan jejak permanen secara online untuk semua yang terlibat di dalamnya. Berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sejak tahun 2019 sampai dengan 2020, jumlah kasus perundungan sebanyak 369 kasus. Namun, pada tahun 2021, kasus perundungan naik menjadi 478 kasus. Pada tahun 2020, jumlah kasus perundungan berkurang menjadi 328 kasus. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, menyebutkan bahwa 84% anak-anak di Indonesia pernah mengalami kekerasan, namun sebanyak 70% anak-anak di Indonesia pernah menjadi pelaku kekerasan di sekolah. Seharusnya anak-anak memiliki hak atas lingkungan sekolah yang aman dan asri yang menghargai harkat martabat mereka. Konvensi Hak-Hak Anak menyatakan bahwa semua anak memiliki hak atas pendidikan, dan perlindungan dari semua bentuk kekerasan fisik, mental, kerusakan, atau perlakuan salah. Bullying harus dihentikan.
Sosialisasi Penanaman Nilai P5 Dalam Pembentukan Katerampilan Siswa Kelas IV Di SD Negeri 040444 Kabanjahe Tindaon, Juwita; Sinaga, Elisabeth Ruthana Lasmaria; Sinaga, Rian Julfian; Suka, Seri Nita Br Ginting; Purba, Dhea Steviana Br
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 4 (2024): Juni
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i4.959

Abstract

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan P5 berbeda dari cara-cara pendidikan Pancasila sebelumnya dengan melibatkan kegiatan penunjang berbasis proyek. Namun tampaknya belum semua sekolah menerapkan program yang merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka secara optimal. Pengamat pendidikan mengatakan banyak guru di sekolah belum mendapatkan pelatihan yang cukup, sehingga tujuan program P5 itu tidak tercapai. Istilah P5 barangkali mengingatkan sebagian orang pada penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) di masa Orde Baru. Namun program ini sangat berbeda. Jauh dari pidato dan diskusi satu arah yang oleh banyak orang dianggap sebagai indoktrinasi, P5 yang merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka mengajak siswa untuk aktif terlibat dalam berbagai kegiatan proyek ko-kurikuler (menunjang mata pelajaran utama). Dalam program P5, siswa tidak diajari nilai-nilai Pancasila secara mentah tetapi didorong untuk menangani isu-isu yang relevan di lingkungan mereka.“Pelajar Pancasila yaitu pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila, maka sangat penting untuk peserta didik mempelajari hal-hal di luar kelas yang berkaitan dengan isu penting yang dekat dengan kehidupan sehari-hari seperti perubahan iklim, kesehatan mental, teknologi, nasionalisme, dan isu-isu lainnya, Menurut buku panduan P5, Pelajar Pancasila diharapkan memiliki kompetensi-kompetensi yang berkaitan dengan konteks kehidupan dan tantangan bangsa Indonesia di abad ke-21 serta berpartisipasi dalam “pembangunan global yang berkelanjutan”. Kompetensi-kompetensi tersebut dibagi ke dalam enam dimensi: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; berkebhinekaan global; bergotong-royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah mensosialisasikan penenaman nilai-nilai P5 dalam pembentukan keterampilan siswa Kelas IV di SD Negeri 040444 Kabanjahe. Pengabdian masyarakat ini akan dipublikasikan pada jurnal pengabdian masyarakat.
Kreasi Seni Dari Barang Bekas Proyek Daur Ulang Bagi Siswa Kelas V Di SD Negeri 040447 Kabanjahe Tindaon, Juwita; Sinaga, Elisabeth Ruthana Lasmaria; Sinaga, Rian Julfian; Sitepu, Feby Anasari Br; Sembiring, Alfon
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mentari Vol. 1 No. 4 (2024): November
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmm.v1i4.19

Abstract

Umumnya berbagai contoh kegiatan P5 di SD ditentukan sesuai dengan temanya. Khusus untuk Sekolah Dasar (SD), hanya bisa menerapkan 2 hingga 3 proyek profil dengan tema yang berbeda. Penerapannya pun disesuaikan dengan kemampuan sekolah. Terdapat enam tema umum yang diberlakukan dalam P5. Mulai dari Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Rekayasa dan Teknologi, sampai dengan Kewirausahaan. Menurut keterangan di situs resmi kemdikbud.go.id, P5 adalah singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Tujuannya adalah mendorong terwujudnya profil pelajar Pancasila dengan pendekatan baru melalui pembelajaran berbasis proyek. Melalui pelaksanaan P5, diharapkan para tenaga pendidik dapat mendampingi peserta didik dalam proses belajar. Dengan begitu, mereka dapat mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter yang sesuai dengan nilai-nilai dalam profil pelajar Pancasila. Salah satu proyek yang dapat diterapkan dalam P5 adalah membuat kerajinan tangan dari barang bekas. Melihat potensi lingkungan sekitar sekarang masih sangat jarang yang mengkreasikan daur ulang barang-barang bekas menjadi sebuah benda yang bermanfaat dan mempunyai nilai jual yang lebih. Daur ulang botol-botol ini disajikan dengan berbagai macam warna-warna yang dituangkan di botol tersebut dengan warna-warna yang mencolok dan cerah dan sebagainya serta ada juga warna yang sesuai dengan pesanan yang mempunyai ciri khas berbeda. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah membuat kreasi seni dari barang berkas berupa tutup botol bagi siswa Kelas V di SD Negeri 0404447  Kabanjahe.