Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Management Fisioterapi pada Kasus Post Orif Fraktur Tibial Plateau Sinistra: Studi Kasus Islamiatun, Zunitasari Kholifah; Widodo, Agus; Astuti, A
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2024: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Mayoritas fraktur tibial plateau adalah fraktur terisolasi pada tibial plateau lateral, yang biasanya menghasilkan valgus. Fraktur pada tibial plateau medial, di sisi lain, menghasilkan varus, lebih jarang terjadi karena sifat anatomis dan kepadatan tulang tibial plateau medial yang lebi h rendah. Tujuan dari ini adalah untuk mengetahui hasil dari management fisioterapi pada kasus post orif fraktur tibial plateau sinistra dengan pemberian intervensi berupa Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), active exercise, strengthening exercise, static cycle. Presentasi Kasus : Pasien terpeleset sehingga mengalami fraktur tibial plateau sinistra sehingga dilakukan pemasangan pen selama 1 tahun. Setelah dilakukan pelepasan pen masih merasakan nyeri, berjalan menggunakan bantuan krek, terdapat keterbatasan aktivitas fungsional. Management dan Hasil: Dengan pemberian intervensi berupa Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), active exercise, strengthening exercise, static cycle setelah 5 kali terapi mendapatkan hasil untuk nyeri gerak dari nilai 4 menjadi 3 mengguanakn alat ukur NRS. Pada kekuatan otot knee dari nilai 3 menjadi 4 menggunakan alat ukur MMT. Untuk aktivitas fungsional dari score 60,29 menjadi 50,7 menggunakan alat ukur Short Musculoskeletal Function Assessment (SMFA). Diskusi : Faktor pendukung guna mempercepat proses penyembuhan post orif fraktur tibial plateau adalah pengobatan,penyakit penyerta seperti defisiensi vitamin D, disfungsi tiroid, penyakit ginjal kronis (CKD) atau gagal hati, imunodefisiensi sistemik setelah transplantasi organ atau dengan HIV, atau osteoporosis. Serta diberikanya perlakuan terapi dengan dipantau setiap pertemuan. Kesimpulan : Kesimpulanya adalah management fisioterapi pada kasus post orif fraktur tibial plateau sinistra setelah 5 kali terapi terdapat pengurangan nyeri gerak, peningkatan kekuatan otot, peningkatan aktivitas fungsional.
Buku Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus Naufal, Adnan Faris; Islamiatun, Zunitasari Kholifah; Zahra, Nabila Ardelia; Karyanto, Muhammad Dhaffa; Dharmawan, Yan Ari Tya; Pristianto, Arif
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang Pengabdian Masyarakat
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa tumbuh kembang anak merupakan masa-masa rawan yang membutuhkan perhatian serius oleh orang tua maupun orang dewasa lainnya. Informasi tentang tumbuh kembang anak dapat diperoleh dari berbagai sumber, dan tentunya akan berpengaruh terhadap masa depannya. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluar biasaan, baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia dengannya. Cerebral Palsy merupakan salah satu klasifikasi anak tunadaksa yang mengalami hambatan fisik di sebabkan terjadi gangguan atau kerusakan pada sistem syaraf pusat yang menyebabkan gangguan atau hambatan pada kemampuan mobilisasi, sensoris dan kemampuan koordinasinya. Penyebab dari kelainan yang dimiliki ini banyak karena letak kerusakan pada penyandang cerebral palsy ini terdapat pada sistem syaraf pusat pada bagian otak dan sum-sum tulang belakang yang merupakan pusat dari aktivitas hidup manusia (pusat sensoris, pusat motorik, pusat keseimbangan dan lain sebagainya). Hal yang terpenting adalah orang tua harus membantu anak mengembangkan kemampuan pada berbagai aspek kehidupan, seperti kemampuan komunikasi, bina-bantu diri, mobilitas, perkembangan pancaindera, motorik halus dan kasar, kognitif, dan sosial. Di samping itu juga di Indonesia sekarang belum ada buku yang dimana berfungsi sebagai rapot atau perkembangan anak dalam menjalani terapi. Down syndrome adalah kelainan genetic disebabkan oleh trisomi kromosom 21. Sehingga dengan adanya kegiatann komunitas ini,kami membuat buku guna membantu prosesassessment anak berkebutuhan khusus