Mardiani, Wiwin
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sosialisasi pencegahan penyakit pneumonia pada anak di wilayah kerja Puskesmas Satelit Pahoman Rizwan, Al Khairul; Elvania, Dewa Ayu Neli; Mardani, Mardani; Alfian, Rika; Mardiani, Wiwin; Apriyanti, Apriyanti; Yuniarti, Yuniarti; Noprianti, Noprianti; Rita, Desi Risna; Kusumaningsih, Dewi; Setiawati, Setiawati; Novikasari, Linawati
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 4 No. 1 (2024): JOURNAL OF Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v4i1.406

Abstract

Pendahuluan: Penyakit infeksi masih menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian, khususnya pada anak-anak. Di Indonesia, berdasarkan data pada tahun 2005, sebanyak 28% kematian anak masih disebabkan oleh infeksi yakni infeksi saluran pernapasan. Salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi pada bayi dan balita adalah pneumonia. Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan yang mengenai jaringan paru-paru. Tujuan: Untuk mensosialisasikan pencegahan penyakit pneumonia pada anak. Metode: Penelitian yang dilakukan melalui ceramah dan menggunakan media leaflet mengenai sosialisasi penyakit pneumonia pada anak. Penelitian dilakukan pada tanggal 5 Januari 2024 di Puskesmas Satelit Pahoman, Tanjung Agung Raya. Materi sosialisasi yang diberikan yaitu pengertian, penyebab, tanda dan gejala, penatalaksanaan, serta pencegahan pneumonia. Materi disampaikan selama 15 menit dilanjutkan dengan tanya jawab selama 5 menit. Hasil: Salah satu faktor penyebab pneumonia adalah lingkungan dan udara yang tidak sehat. Anak yang tinggal di lingkungan yang padat, sirkulasi udara yang buruk, serta keluarga yang merokok berpotensi lebih besar terkena penyakit ini. Sehingga dalam pencegahannya, menjaga lingkungan dan udara tetap bersih sangat penting untuk dilakukan Simpulan: Penyebab paling umum pneumonia adalah virus dan bakteri, diikuti oleh jamur dan parasit. Pneumonia juga dapat dikatakan sebagai komplikasi dari penyakit yang lain terutama penyakit yang terjadi secara kronis. Kata Kunci: Anak; Kesehatan Masyarakat; Pneumonia.
Sosialisasi pencegahan penyakit pneumonia pada anak di wilayah kerja Puskesmas Satelit Pahoman Rizwan, Al Khairul; Elvania, Dewa Ayu Neli; Mardani, Mardani; Alfian, Rika; Mardiani, Wiwin; Apriyanti, Apriyanti; Yuniarti, Yuniarti; Noprianti, Noprianti; Rita, Desi Risna; Kusumaningsih, Dewi; Setiawati, Setiawati; Novikasari, Linawati
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 4 No. 1 (2024): JOURNAL OF Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v4i1.406

Abstract

Pendahuluan: Penyakit infeksi masih menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian, khususnya pada anak-anak. Di Indonesia, berdasarkan data pada tahun 2005, sebanyak 28% kematian anak masih disebabkan oleh infeksi yakni infeksi saluran pernapasan. Salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi pada bayi dan balita adalah pneumonia. Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan yang mengenai jaringan paru-paru. Tujuan: Untuk mensosialisasikan pencegahan penyakit pneumonia pada anak. Metode: Penelitian yang dilakukan melalui ceramah dan menggunakan media leaflet mengenai sosialisasi penyakit pneumonia pada anak. Penelitian dilakukan pada tanggal 5 Januari 2024 di Puskesmas Satelit Pahoman, Tanjung Agung Raya. Materi sosialisasi yang diberikan yaitu pengertian, penyebab, tanda dan gejala, penatalaksanaan, serta pencegahan pneumonia. Materi disampaikan selama 15 menit dilanjutkan dengan tanya jawab selama 5 menit. Hasil: Salah satu faktor penyebab pneumonia adalah lingkungan dan udara yang tidak sehat. Anak yang tinggal di lingkungan yang padat, sirkulasi udara yang buruk, serta keluarga yang merokok berpotensi lebih besar terkena penyakit ini. Sehingga dalam pencegahannya, menjaga lingkungan dan udara tetap bersih sangat penting untuk dilakukan Simpulan: Penyebab paling umum pneumonia adalah virus dan bakteri, diikuti oleh jamur dan parasit. Pneumonia juga dapat dikatakan sebagai komplikasi dari penyakit yang lain terutama penyakit yang terjadi secara kronis. Kata Kunci: Anak; Kesehatan Masyarakat; Pneumonia.
Asuhan keperawatan keluarga pada ibu hamil dengan anemia menggunakan madu Mardiani, Wiwin; Keswara, Umi Romayati; Andoko, Andoko
THE JOURNAL OF Mother and Child Health  Concerns Vol. 3 No. 2 (2023): December Edition 2023
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mchc.v3i2.428

Abstract

Background: Anemia is a blood disorder which generally occurs when the red blood cells in the tubum become too low where the hemoglobin level is less than normal, namely 11g% in pregnant women. Prevalence, anemia in the world is classified as a serious problem as well in Indonesia, including Lampung, anemia is a public health problem, especially for pregnant women, at 92.6%. In pregnancy, it is usually due to a lack of nutritional intake during pregnancy where the need for iron increases. One non-pharmacological therapy effort is to consume natural ingredients such as honey. Honey has many ingredients that are beneficial for the body, especially for pregnant women, where 100 grams of honey contains 0.42 mg of fe/iron and 2 micrograms of folate, 0.5 mg of vitamin C. Purpose: To make a report on nursing care for families with anemia using honey in Purbolinggo sub-district, East Lampung in 2024. Method: This writing uses case study research with a Family Nursing Care approach with 2 respondents who are in the Purbolingo District work area. The instruments used are the SOP for Hb examination using the NESCO Multi Check measuring instrument to obtain data on the results of pre-test and post-test Hb examinations, observation sheets, namely by administering honey therapy. Results:  The results of the study showed that the Hb level before mother D underwent therapy was 9.8 gr/dl while mother R was 9.2. After both of them underwent honey therapy, the Hb level for mother D was 11.4 gr/dl and mother R was 11.4 gr/dl. 11.5 gr/dl. Conclusion: It can be concluded that there was an effect of giving honey therapy to two clients who suffered from anemia during pregnancy. Keywords: Hemoglobin Levels; Honey; Pregnant Women. Pendahuluan: Anemia adalah salah satu kelainan darah yang umumnya terjadi ketika sel darah merah dalam tubuh menjadi terlalu rendah, dimana kadar hemoglobin kurang dari normal yakni < 11gr% pada ibu hamil. Prevalensi anemia di dunia tergolong masalah berat, begitu juga di Indonesia termasuk Lampung, anemia merupakan masalah kesehatan Masyarakat khususnya bagi ibu hamil sebesar 92,6%. Pada kehamilan biasanya dikarenakan kurangnya asupan gizi saat hamil dimana kebutuhan zat besi semakin meningkat. Salah satu Upaya terapi non farmakologi adalah dengan mengkonsumsi bahan alami seperti madu. Madu memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi tubuh, khususnya wanita hamil dimana dalam madu 100-gram mengandung Fe/ zat besi 0,42 mg dan folat 2 microgram, vitamin C 0,5 mg Tujuan: Untuk membuat laporan asuhan keperawatan keluarga dengan anemia menggunakan madu di Kecamatan Purbolinggo Lampung Timur tahun 2024 Metode: Penulisan ini menggunakan penelitian studi kasus dengan pendekatan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan 2 responden yang berada diwilayah kerja Kecamatan Purbolingo. Instrumen yang digunakan yakni SOP pemeriksaan Hb dengan menggunakan alat ukur NESCO Multi Check dalam mendapatkan data hasil  pemeriksaan  Hb  pretest  dan  posttest  ,  lembar observasi  yaitu  dengan pemberian terapi madu. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan kadar Hb sebelum dilakukan terapi ibu D adalah 9,8 gr/dl sedangkan ibu R adalah 9,2, setelah keduanya melakukan terapi madu didapatkan hasil kadar Hb untuk ibu D sebanyak 11,4 gr/dl dan ibu R sebanyak 11,5 gr/dl. Simpulan: Dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian terapi madu pada ke dua klien yang mengidap anemia pada saat kehamilan.