Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PEMBANGUNAN WILAYAH SECARA ENDOGEN SEBAGAI UPAYA DALAM MEWUJUDKAN POTENSI DESA WISATA Daniswara, Nirwasita
SOSEBI: Jurnal Penelitian Mahasiswa Ilmu Sosial Ekonomi dan Bisnis Islam Vol 4 No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/sosebi.v4i1.9235

Abstract

Abstrak: Studi ini meneliti pembangunan wilayah secara endogen sebagai upaya untuk mengembangkan potensi desa wisata, dengan fokus utama pada Desa Nglanggeran di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Pembangunan endogen didefinisikan sebagai pembangunan yang berasal dari dalam komunitas lokal dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada dan mengurangi ketergantungan pada aktor luar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan memanfaatkan data primer dan sekunder. Hasil studi menunjukkan bahwa keberhasilan Desa Nglanggeran dalam mengembangkan pariwisata berbasis komunitas tidak lepas dari peran penting kepemimpinan lokal, institusi, dan kewirausahaan. Kepemimpinan yang efektif mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pelestarian lingkungan dan pengembangan ekonomi lokal. Selain itu, keberadaan lembaga seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) serta dukungan dari program pemerintah dan sektor swasta melalui CSR memperkuat struktur kelembagaan dan kapasitas masyarakat. Kewirausahaan berperan dalam menciptakan peluang ekonomi baru, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberlanjutan pariwisata Desa Nglanggeran tercapai melalui upaya konservasi, manfaat ekonomi yang diperoleh masyarakat lokal, dan dukungan sosial bagi individu yang belum terlibat dalam kegiatan pariwisata. Penelitian ini menegaskan pentingnya pendekatan pembangunan endogen dalam memberdayakan komunitas lokal dan memaksimalkan potensi sumber daya daerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Kata Kunci: Pembangunan Endogen; Desa Wisata; Pemberdayaan Masyarakat; Kewirausahaan; Konservasi. Abstract: This study examines endogenous regional development as an effort to develop the potential of tourist villages, with the main focus on Nglanggeran Village in Gunungkidul Regency, Yogyakarta. Endogenous development is defined as development that originates from within local communities by utilizing existing resource potential and reducing dependence on external actors. This research uses a qualitative descriptive method by utilizing primary and secondary data. The research results show that the success of Nglanggeran Village in developing community-based tourism cannot be separated from the important role of local leadership, institutions and entrepreneurship. Effective leadership encourages active community participation in environmental conservation and local economic development. Apart from that, the existence of institutions such as the Tourism Awareness Group (Pokdarwis) as well as support from government and private sector programs through CSR strengthens institutional structures and community capacity. Entrepreneurship plays a role in creating new economic opportunities, reducing unemployment, and improving community welfare. The sustainability of Nglanggeran Village tourism is achieved through conservation efforts, economic benefits obtained by local communities, and social support for individuals who are not yet involved in tourism activities. This research emphasizes the importance of an endogenous development approach in empowering local communities and maximizing the potential of regional resources to achieve sustainable development. Keywords: Endogenous Development; Tourism Village; Community Empowerment; Entrepreneurship; Conservation.
INTEGRATING SHARIA ECONOMIC PRINCIPLES INTO CHOCOLATE AGRIBUSINESS: A CASE STUDY OF NGLANGGERAN VILLAGE, GUNUNGKIDUL REGENCY Daniswara, Nirwasita; Miradj, Moh.
An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah Vol 11 No 1 (2024)
Publisher : UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/an.v11i1.9922

Abstract

Abstrak: Penelitian ini mengkaji integrasi prinsip-prinsip ekonomi syariah dalam agribisnis cokelat di Desa Nglanggeran, Kabupaten Gunungkidul. Desa Nglanggeran dikenal dengan model agribisnis yang unik dan berkelanjutan, menggabungkan pertanian kakao dengan pariwisata untuk meningkatkan pengembangan ekonomi lokal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan desain studi kasus untuk menganalisis bagaimana prinsip syariah seperti keadilan (Al-'Adl), kemaslahatan (Al-Maslahah), larangan riba, dan kemitraan (Syirkah) diterapkan dalam praktik agribisnis. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan pemangku kepentingan utama dan sumber sekunder, yang berfokus pada peran kelompok tani, dukungan pemerintah, dan kolaborasi kelembagaan dalam pengelolaan agribisnis. Temuan menunjukkan bahwa prinsip-prinsip syariah berkontribusi pada distribusi keuntungan yang adil dan transparan, model pembiayaan yang etis, dan praktik bisnis berkelanjutan yang selaras dengan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menyoroti pentingnya pengelolaan agribisnis yang etis dan berkelanjutan sebagai alat pemberdayaan ekonomi lokal serta memberikan rekomendasi strategis untuk meningkatkan keberlanjutan agribisnis cokelat melalui penerapan prinsip-prinsip syariah. Kata kunci: ekonomi syariah, agribisnis cokelat, desa nglanggeran, keberlanjutan, pembiayaan islami. Abstract: This study examines the integration of sharia economic principles into the chocolate agribusiness in Nglanggeran Village, Gunungkidul Regency. Nglanggeran Village is recognized for its unique and sustainable agribusiness model, combining cocoa farming with tourism to enhance local economic development. The study employs both qualitative and quantitative methods, utilizing case study design to analyze how sharia principles such as justice (Al-'Adl), benefit (Al-Maslahah), prohibition of usury, and partnership (Syirkah) are applied in agribusiness practices. Data were collected through interviews with key stakeholders and secondary sources, focusing on the role of farmer groups, government support, and institutional collaboration in agribusiness management. The findings reveal that sharia principles contribute to a fair and transparent distribution of profits, ethical financing models, and sustainable business practices that align with community welfare. This research highlights the importance of ethical and sustainable agribusiness management as a tool for local economic empowerment and provides strategic recommendations for enhancing the sustainability of cocoa agribusiness through sharia principles. Keywords: sharia economics, cocoa agribusiness, nglanggeran village, sustainability, islamic finance.
From Religious Spirit to Social Innovation: Transforming Agricultural Tourism in Alamendah Based on Pesantren Daniswara, Nirwasita; Sutinah
Ri'ayah: Jurnal Sosial dan Keagamaan Vol 9 No 2 (2024): Agama dan Budaya
Publisher : Pascasarjana IAIN Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/yjq8d786

Abstract

This study discusses the agricultural transformation in Alamendah Village, Bandung Regency, spearheaded by Pesantren Al-Ittifaq. Through the integration of religious values, social innovation, and agricultural education, this pesantren has successfully driven community-based social and economic change. This research uses a qualitative approach with a case study method to explore how local leadership, especially through the figure of Kiai Fuad, is able to change the mindset of the community from traditional agriculture to more modern strawberry cultivation. This transformation not only lifted local economic welfare, but also strengthened social solidarity through cooperative development and active community participation in collective decision-making. This research underscores the importance of social and symbolic capital in creating sustainable development based on local potential. The conclusion of this article suggests that the community-based development model implemented in Alamendah is capable of becoming an example of replication for other regions that seek to create holistic and inclusive welfare while maintaining cultural and religious values.
Dampak Teknologi Informasi terhadap Interaksi Sosial Generasi Milenial di Masyarakat melalui Program GKI di Sorong, Papua Biky, Muhammad Amir; Bantali, Ampun; Arjuna, Achmad; Mutiasari, Dian; Daniswara, Nirwasita
YASIN Vol 5 No 3 (2025): JUNI
Publisher : Lembaga Yasin AlSys

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58578/yasin.v5i3.5393

Abstract

The purpose of this research is to explore the impact of information technology on the social interaction of the millennial generation, especially in Sorong, Papua based on the GKI programs in Sorong that have been carried out related to the community, especially the millennial generation. The research method used is a qualitative or field method that is strengthened by Systematic Literature Review (SLR) from journals. Field data collection was conducted by interviews and observations and reinforced from SINTA's indexed journals, which discuss topics relevant to empirical data between 2020-2025. The results of the study show that information technology and social media have a significant impact on the millennial generation. GKI's program activities have succeeded in increasing understanding of digital ethics. GKI's program activities have succeeded in increasing understanding of digital ethics. Meanwhile, digital literacy da'wah teaches the wise use of social media and also provides more benefits for the people of Sorong, especially the millennial generation. While social media addiction can increase productivity, it also risks causing anxiety, so the GKI program is a great fit. This is also in line with religious education aimed at strengthening morals, and collaboration between governments, educators, and millennials is needed to create a secure digital ecosystem. The conclusion of this study shows that technological advancements, especially in information technology and social media, greatly affect the millennial generation. GKI's activities have succeeded in increasing awareness of digital ethics for the community, especially millennials in Sorong, Papua. In addition, the impact of this is also felt for those who want to work and study so that it makes it easier.
DINAMIKA PEMBELAJARAN SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA PADA PERMUKIMAN INFORMAL Daniswara, Nirwasita; Suhirman, Suhirman; Satrianto, Muhammad Ditya; Reindrawati, Dian Yulie
Journal of Islamic Tourism Halal Food Islamic Traveling and Creative Economy Vol 5 No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam - Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/ar-rehla.v5i1.9752

Abstract

Abstrak: Permukiman informal yang kumuh sering kali dihadapkan pada masalah sosial, kesehatan, dan lingkungan. Salah satu solusi yang diadopsi adalah penataan ulang permukiman melalui pengecatan warna-warni. Studi kasus Kampung Warna-Warni Jodipan di Malang menunjukkan bagaimana transformasi melalui pengecatan warna-warni tidak hanya memperbaiki estetika tetapi juga meningkatkan ekonomi lokal dan kualitas hidup masyarakat melalui pengembangan pariwisata. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif menggunakan pendekatan Multi-Level Perspective (MLP) untuk menganalisis proses pembelajaran sosial dalam pengembangan pariwisata di permukiman informal. Temuan menunjukkan bahwa pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) oleh Dinas Pariwisata Kota Malang berperan penting dalam mengelola dan menjaga keberlanjutan kampung wisata. Namun, pandemi COVID-19 memberikan tekanan pada sektor pariwisata yang menyebabkan penurunan jumlah wisatawan dan penutupan sementara. Relasi kekuasaan dan komunikasi terbuka memainkan peran krusial dalam proses penataan ini, di mana inisiatif masyarakat dan sektor swasta membutuhkan persetujuan dari otoritas terkait. Forum diskusi dan dialog interaktif antara warga dan pengelola wisata membantu menciptakan kesepahaman bersama dan tindakan kolektif untuk menjaga kebersihan serta kepuasan wisatawan. Melalui komunikasi yang partisipatif, masyarakat dapat memahami dan berkontribusi dalam mewujudkan keberlanjutan pengembangan pariwisata. Kata Kunci: Pembelajaran Sosial; Pengembangan Pariwisata; Permukiman Informal; Kampung Jodipan, Multi-Level Perspective (MLP) Abstract: Informal settlements that are slums are often faced with social, health and environmental problems. One of the solutions adopted is the reorganization of settlements through colorful painting. The case study of Kampung Warna-Warni Jodipan in Malang shows how transformation through colorful painting not only improves aesthetics but also enhances the local economy and quality of life through tourism development. This research was conducted qualitatively using the Multi-Level Perspective (MLP) approach to analyze the social learning process in tourism development in informal settlements. The findings show that the formation of Tourism Awareness Groups (Pokdarwis) by the Malang City Tourism Office plays an important role in managing and maintaining the sustainability of tourism villages. However, the COVID-19 pandemic put pressure on the tourism sector causing a decrease in the number of tourists and temporary closures. Power relations and open communication play a crucial role in this structuring process, where community and private sector initiatives require approval from relevant authorities. Discussion forums and interactive dialogues between residents and tourism managers help create a common understanding and collective action to maintain cleanliness and tourist satisfaction. Through participatory communication, the community can understand and contribute to the sustainability of tourism development. Keywords: Social Learning; Tourism Development; Informal Settlements; Jodipan Village; Multi-Level Perspective (MLP).
DINAMIKA PEMBELAJARAN SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA PADA PERMUKIMAN INFORMAL Daniswara, Nirwasita; Suhirman, Suhirman; Satrianto, Muhammad Ditya; Reindrawati, Dian Yulie
Journal of Islamic Tourism Halal Food Islamic Traveling and Creative Economy Vol 5 No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam - Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/ar-rehla.v5i1.9752

Abstract

Abstrak: Permukiman informal yang kumuh sering kali dihadapkan pada masalah sosial, kesehatan, dan lingkungan. Salah satu solusi yang diadopsi adalah penataan ulang permukiman melalui pengecatan warna-warni. Studi kasus Kampung Warna-Warni Jodipan di Malang menunjukkan bagaimana transformasi melalui pengecatan warna-warni tidak hanya memperbaiki estetika tetapi juga meningkatkan ekonomi lokal dan kualitas hidup masyarakat melalui pengembangan pariwisata. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif menggunakan pendekatan Multi-Level Perspective (MLP) untuk menganalisis proses pembelajaran sosial dalam pengembangan pariwisata di permukiman informal. Temuan menunjukkan bahwa pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) oleh Dinas Pariwisata Kota Malang berperan penting dalam mengelola dan menjaga keberlanjutan kampung wisata. Namun, pandemi COVID-19 memberikan tekanan pada sektor pariwisata yang menyebabkan penurunan jumlah wisatawan dan penutupan sementara. Relasi kekuasaan dan komunikasi terbuka memainkan peran krusial dalam proses penataan ini, di mana inisiatif masyarakat dan sektor swasta membutuhkan persetujuan dari otoritas terkait. Forum diskusi dan dialog interaktif antara warga dan pengelola wisata membantu menciptakan kesepahaman bersama dan tindakan kolektif untuk menjaga kebersihan serta kepuasan wisatawan. Melalui komunikasi yang partisipatif, masyarakat dapat memahami dan berkontribusi dalam mewujudkan keberlanjutan pengembangan pariwisata. Kata Kunci: Pembelajaran Sosial; Pengembangan Pariwisata; Permukiman Informal; Kampung Jodipan, Multi-Level Perspective (MLP) Abstract: Informal settlements that are slums are often faced with social, health and environmental problems. One of the solutions adopted is the reorganization of settlements through colorful painting. The case study of Kampung Warna-Warni Jodipan in Malang shows how transformation through colorful painting not only improves aesthetics but also enhances the local economy and quality of life through tourism development. This research was conducted qualitatively using the Multi-Level Perspective (MLP) approach to analyze the social learning process in tourism development in informal settlements. The findings show that the formation of Tourism Awareness Groups (Pokdarwis) by the Malang City Tourism Office plays an important role in managing and maintaining the sustainability of tourism villages. However, the COVID-19 pandemic put pressure on the tourism sector causing a decrease in the number of tourists and temporary closures. Power relations and open communication play a crucial role in this structuring process, where community and private sector initiatives require approval from relevant authorities. Discussion forums and interactive dialogues between residents and tourism managers help create a common understanding and collective action to maintain cleanliness and tourist satisfaction. Through participatory communication, the community can understand and contribute to the sustainability of tourism development. Keywords: Social Learning; Tourism Development; Informal Settlements; Jodipan Village; Multi-Level Perspective (MLP).
Agriculture as a transitional field towards habitus renewal: Examining the impact of technology and social structural change on rural development in Cibodas, West Java Daniswara, Nirwasita; Erwando, Erwando
Priviet Social Sciences Journal Vol. 5 No. 11 (2025): November 2025
Publisher : Privietlab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55942/pssj.v5i11.882

Abstract

This study examines how social change occurs through the transition to smart farming in Cibodas Village, West Java, Indonesia. Using Pierre Bourdieu's concepts of habitus, capital, and field within a constructivist paradigm, this study employed qualitative methods, including participant observation, in-depth interviews, and analysis of policy documents and training materials related to smart farming. The results show that applying IoT technology for automated irrigation for fertilization and microclimate monitoring in smart farming can simplify agricultural operations and transform farmers' habits and village government structures, orienting them toward the use of advanced technology. This shift occurs as cultural capital based on digital technology is transformed into symbolic capital, thereby increasing sales confidence. This shift is particularly pronounced among young farmers, who utilize digital knowledge to simplify agricultural operations and sales mechanisms. However, for elderly farmers, their lack of literacy skills and limited access to information pose a potential disadvantage in facilitating the Cibodas Village. Agriculture in Cibodas serves as a platform for mobilizing and negotiating various forms of capital. This underscores the need for technology adoption to drive change and promote more equitable social development.
KOHESI SOSIAL DAN EKONOMI DALAM PERTANIAN PORANG DI DESA SELUR, PONOROGO Daniswara, Nirwasita; Habib, Muhammad Alhada Fuadilah
Journal of Economics and Policy Studies (JEPS) Vol 5 No 1 (2024): Journal JEPS Vol 5 No 1 Juli 2024
Publisher : UIN Sayyid Ali Rahmatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/jeps.v5i1.9805

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi dinamika sosial dan ekonomi dalam komunitas petani porang di Desa Selur, Kabupaten Ponorogo. Metode kualitatif dengan pendekatan etnografi digunakan untuk mendapatkan pemahaman mendalam mengenai peran strategis komunitas petani dalam rantai pasok porang. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas petani di Desa Selur mampu mengorganisir diri melalui berbagai organisasi lokal seperti kelompok tani, Bumdes, dan koperasi. Kepercayaan dan solidaritas menjadi dasar dalam semua aktivitas pertanian dan perdagangan. Meskipun terdapat tantangan seperti keterbatasan akses modal dan fluktuasi harga pasar, peningkatan permintaan porang di pasar internasional membuka peluang bagi petani untuk meningkatkan pendapatan. Komunitas juga menunjukkan kemampuan adaptasi dengan melakukan swasembada benih dan pupuk organik serta pengolahan hasil panen untuk meningkatkan nilai tambah produk. Namun, peningkatan kepentingan ekonomi dapat mengurangi semangat kekeluargaan jika tidak dikelola dengan baik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan dukungan yang tepat, komunitas lokal dapat mengembangkan ekonomi pertanian yang berkelanjutan dan inklusif