Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemodelan Spektrum Gelombang di Pantai Barat hingga Selatan Indonesia Bangguna, David S. V. L .; Zalukhu, Aisyah Christine; Laia, Debora; Harianja, Jhonson Andar
Jurnal Kelautan Tropis Vol 28, No 2 (2025): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v28i2.26108

Abstract

Wave spectrum modeling can describe the distribution of wave energy based on frequency and direction over a specific time period in the observed water area. Understanding the energy distribution from the wave spectrum is highly beneficial for designing structures that are stronger, more stable, and resistant to extreme ocean conditions. The aim of this research is to model the wave spectrum characteristics of the waters from the western to southern regions of Indonesia. The western coast of Sumatra Island to the southern coast of Papua Island was selected as the study area because these coastal regions are more exposed to wave propagation from the Indian Ocean, making them more vulnerable to wave impacts. The specific locations include Meulaboh Beach (West Aceh), Sorake (South Nias), Lais (North Bengkulu), Bunton (Cilacap), Jerman Beach (Bali), Walakiri (East Sumba), and Wendu (Merauke). The wave height analysis at the seven locations along the western to southern coasts of Indonesia shows that Walakiri Beach experiences higher wave heights compared to other locations, with wave heights of 4.8 m (West monsoon), 4.9 m (Transitional Season I), 5.7 m (East monsoon), and 4.3 m. During the Transitional Season II, the highest wave energy also occurs at Walakiri Beach. The wave energy values for the four consecutive seasons are: West monsoon (34.461 m²/Hz), Transitional Season I (35.911 m²/Hz), East monsoon (46.180 m²/Hz), and Transitional Season II (23.987 m²/Hz). The wave energy values are directly proportional to the wave heights—the higher the wave, the greater the energy it carries. This occurs because ocean waves are the result of accumulated wind energy that blows across the sea surface.   Pemodelan spektrum gelombang dapat menggambarkan distribusi energi gelombang berdasarkan frekuensi dan arah dalam jangka waktu tertentu pada daerah perairan yang diamati. Pemahaman penyebaran energi dari spektrum gelombang akan sangat membantu perancangan struktur yang lebih kuat, stabil, dan tahan terhadap kondisi laut ekstrem. Tujuan penelitian yaitu untuk memodelkan karakteristik spektrum gelombang dari perairan Barat hingga Selatan Indonesia. Pantai Barat pulau Sumatera hingga pantai Selatan pulau Papua dipilih untuk lokasi penelitian ini karena lokasi pantai ini lebih terbuka terhadap penjalaran gelombang dari Samudra Hindia, sehingga pantai lebih rentan terhadap gempuran gelombang. Lokasi tersebut yaitu pantai Meulaboh (Aceh Barat), Sorake (Nias Selatan), Lais (Bengkulu Utara), Bunton (Cilacap), Jerman (Bali), Walakiri (Sumba Timur), dan Wendu (Merauke). Hasil analisis tinggi gelombang pada tujuh lokasi di pantai Barat hingga Selatan Indonesia, menunjukkan bahwa tinggi gelombang di pantai Walakiri lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi pantai yang lainnya yaitu 4,8 m (musim Barat), 4,9 m (musim Peralihan I), 5,7 m (musim Timur) dan 4,3 m. Saat musim Peralihan 2, energi gelombang terbesar terjadi juga di pantai Walakiri. untuk empat musim berturut-turut dari musim Barat (34,461 m2/hz), musim Peralihan 1 (35,911 m2/Hz), musim Timur (46,180 m2/Hz), musim Peralihan 2 (23,987 m2/Hz). Nilai energi gelombang yang terjadi berbanding lurus dengan tinggi gelombangnya, semakin tinggi gelombang maka energi gelombangnya juga semakin besar, hal ini terjadi karena gelombang di laut merupakan hasil dari akumulasi energi angin yang berhembus di atas permukaan air laut.
Pemodelan Spektrum Gelombang di Perairan Ujung Barat dan Timur Indonesia menggunakan SMS-STWAVE Zalukhu, Aisyah Christine; Laia, Debora; Bangguna, David S.V.L.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS 2024: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perairan Indonesia setiap tahun mengalami angin musim Barat dan musim Timur. Angin musim Barat berhembus secara periodik minimal 3 bulan. Hembusan angin pada kedua musim tersebut akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tinggi dan periode gelombang di wilayah perairan Barat dan Timur Indonesia, yang dampaknya dapat mengakibatkan erosi dan abrasi serta kerusakan lain bangunan di daerah pesisir pantai. Sehingga perlu dilakukannya kajian untuk mengetahui karakteristik gelombang di suatu perairan dengan melakukan pemodelan spektrum gelombang. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan karakteristik spektrum gelombang di perairan ujung Barat dan Timur Indonesia, pemilihan lokasi ujung Barat (perairan Meulaboh Aceh) dan Timur (perairan Wendu Merauke) Indonesia yaitu untuk mengetahui pengaruh angin musim Barat dan Timur terhadap karakteristik spektrum gelombang yang dihasilkan, menggunakan aplikasi program Surface Water Modelling System (SMS) STWAVE. Hasil pemodelan spektrum gelombang menggunakan program SMS-STWAVE untuk perairan di Wendu (ujung Timur) energi gelombangnya 10,91 m2/Hz pada musim Peralihan 2 dengan arah gelombang maksimum dari Selatan, lebih besar daripada perairan di Meulaboh (ujung Barat) yaitu 2,01 m2/Hz pada musim Peralihan 1 dengan arah penjalaran gelombang dari Barat. Hal ini berbanding lurus terhadap tinggi dan periode gelombang di perairan dengan musim yang sama.
Fasilitasi Pembentukan Unit Pengelola Sampah di Desa Wisata Tinalah Kabupaten Kulon Progo Sipayung, R J Indra; Heriadi, Heriadi; Morib, Margeritha Agustina; Ariyani, Ninik; Harianja, Jhonson A; Bangguna, David S V L; Zalukhu, Aisyah Christine; Gea, Jumas Rivalten Omieli; Dira, Yordi Permana Mahesa Ratu
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 15, No 3 (2024): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v15i3.16775

Abstract

Pengelola sampah di Desa Wisata Tinalah Kabupaten Kulon Progo belum dikelola secara ramah lingkungan. Praktik pengelolaan sampah yang dilakukan selama ini yaitu dengan penimbunan dan atau langsung dibakar. Daur ulang dan guna ulang belum diterapkan dalam suatu sistem yang tertata. Kunjungan wisatawan dalam jumlah relatif besar di lahan perkemahan sering kali membuat pengelola kewalahan dalam mengatasi sampah yang ditimbulkan. Target luaran utama dari kegiatan PkM yaitu mengubah paradigma pengelolaan sampah secara linear menjadi sirkular dan cara pemilahan serta mengelola sampah dengan benar bagi masyarakat Desa Wisata Tinalah. Fasilitasi kegiatan PkM ini mendapat respon positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan antusiasme peserta dalam memberikan pertanyaan ketika dilaksanakan sosialisasi dan keaktifan peserta dalam praktik pengelolaan sampah yang dilakukan oleh tim fasilitasi. Pelaksanaan kegiatan fasilitasi pengelolaan sampah telah mengubah paradigma warga masyarakat pendukung desa wisata Desa Wisata Tianalah dari pengelolaan sampah secara linear menjadi pengelolaan sampah secara sirkular. Praktik pelatihan yang dilakukan menjadikan warga masyarakat mengetahui pengelolaan sampah secara benar, seperti menghitung timbulan sampah, densitas sampah, dan pemilahan sampah.