Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

MIX DESIGN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS SCC MENGGUNAKAN HIGH VOLUME FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI SEMEN Morib, Margeritha Agustina; Ariyani, Ninik; Telaumbanua, Anugrah Jaya; Zebua, Yosua Emmanuel
Jurnal Rekayasa Sipil Vol 20, No 3 (2024)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrs.20.3.%p.2024

Abstract

Self Compacted Concrete (SCC) mudah mengalir, mengisi ruang cetakan dan melewati tulangan tanpa pemadatan tanpa segregasi. Untuk mengalirkan agregat kasar diperlukan campuran mortar yang sangat homogen dan mudah mengalir. Penggunaan fly ash dipilih karena butirannya lebih halus dari semen untuk meningkatkan rentang gradasi butiran sehingga beton semakin padat.  Mix design SCC pada penelitian ini dilakukan secara bertahap yaitu merancang campuran pasta, merancang mortar dan merancang SCC. Water powder ratio (w/p=0,35), menggunakan pasir Kali Kuning Yogyakarta bergradasi agak kasar. Mix design dihitung untuk 1 m3 SCC.. Komposisi fly ash adalah 0%, 30%, 35%, 40%, 45%, 50%. Komposisi SP direncanakan menggunakan PC-FA40 sebagai rata-rata substitusi partial semen dengan fly ash dengan variasi 1,2%, 1,4%, 1.6%, 1,8%, 2%. Pengujian flow mortar menggunakan electric flow table dan kuat tekan umur 3 dan 28 hari diperoleh dari uji kubus mortar berukuran 5cm x 5 cm x 5cm. Karakteristik reologi SCC diukur menggunakan slump flow, V-funnel, L-box dan segregation resistance set sesuai EFNARC 2005. Karakteristik beton keras meliputi kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas diperoleh berdasarkan hasil uji tekan benda uji silinder pada umur 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar optimum superplasticizer pada mortar adalah 1,8%, menghasilkan flow mortar sebesar 252,73 mm dan kuat tekan umur 28 hari sebesar 47,09 MPa. Kadar optimum fly ash pada mortar adalah 50% dari semen, menghasilkan flow mortar sebesar 300,35 mm dan kuat tekan umur 28 hari sebesar 49,77 MPa. Pada mortar umur 3 hari pengaruh semen terhadap kuat tekan mortar lebih dominan sedangkan pada umur 28 hari pengaruh fly ash yang lebih dominan. Reaksi fly ash lebih lambat dari pada semen. Tidak semua mix design yang dirancang memenuhi kriteria SCC terutama kemampuan beton melewati tulangan. Mix design PC-FA30 menghasilkan kuat tekan tertinggi sebesar 34,88 Mpa. Kuat tarik belah tertinggi sebesar 8,69 Mpa pada PC-FA50. Modulus elastisitas tertinggi pada PC-FA0 sebesar 17893,94 Mpa. Penambahan fly ash sebagai pengganti sebagian semen meningkatkan kuat tekan, tetapi modulus elastis terus mengalami penurunan.
Mix Design Dan Karakteristik Teknis SCC Menggunakan High Volume Fly Ash Sebagai Pengganti Semen Morib, Margeritha Agustina; Ariyani, Ninik; Telaumbanua, Anugrah Jaya; Zebua, Yosua Emmanuel
Jurnal Rekayasa Sipil Vol. 20 No. 3 (2024)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrs.20.3.167-181.2024

Abstract

Self Compacted Concrete (SCC) mudah mengalir, mengisi ruang cetakan dan melewati tulangan tanpa pemadatan tanpa segregasi. Untuk mengalirkan agregat kasar diperlukan campuran mortar yang sangat homogen dan mudah mengalir. Penggunaan fly ash dipilih karena butirannya lebih halus dari semen untuk meningkatkan rentang gradasi butiran sehingga beton semakin padat.  Mix design SCC pada penelitian ini dilakukan secara bertahap yaitu merancang campuran pasta, merancang mortar dan merancang SCC. Water powder ratio (w/p=0,35), menggunakan pasir Kali Kuning Yogyakarta bergradasi agak kasar. Mix design dihitung untuk 1 m3 SCC.. Komposisi fly ash adalah 0%, 30%, 35%, 40%, 45%, 50%. Komposisi SP direncanakan menggunakan PC-FA40 sebagai rata-rata substitusi partial semen dengan fly ash dengan variasi 1,2%, 1,4%, 1.6%, 1,8%, 2%. Pengujian flow mortar menggunakan electric flow table dan kuat tekan umur 3 dan 28 hari diperoleh dari uji kubus mortar berukuran 5cm x 5 cm x 5cm. Karakteristik reologi SCC diukur menggunakan slump flow, V-funnel, L-box dan segregation resistance set sesuai EFNARC 2005. Karakteristik beton keras meliputi kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas diperoleh berdasarkan hasil uji tekan benda uji silinder pada umur 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar optimum superplasticizer pada mortar adalah 1,8%, menghasilkan flow mortar sebesar 252,73 mm dan kuat tekan umur 28 hari sebesar 47,09 MPa. Kadar optimum fly ash pada mortar adalah 50% dari semen, menghasilkan flow mortar sebesar 300,35 mm dan kuat tekan umur 28 hari sebesar 49,77 MPa. Pada mortar umur 3 hari pengaruh semen terhadap kuat tekan mortar lebih dominan sedangkan pada umur 28 hari pengaruh fly ash yang lebih dominan. Reaksi fly ash lebih lambat dari pada semen. Tidak semua mix design yang dirancang memenuhi kriteria SCC terutama kemampuan beton melewati tulangan. Mix design PC-FA30 menghasilkan kuat tekan tertinggi sebesar 34,88 Mpa. Kuat tarik belah tertinggi sebesar 8,69 Mpa pada PC-FA50. Modulus elastisitas tertinggi pada PC-FA0 sebesar 17893,94 Mpa. Penambahan fly ash sebagai pengganti sebagian semen meningkatkan kuat tekan, tetapi modulus elastis terus mengalami penurunan.
Pengaruh Peningkatan Percepatan Gempa Periode Pendek (SS) Terhadap Struktur Bertingkat di Daerah Istimewa Yogyakarta Margeritha Agustina Morib; Hendri Yuliman Telaumbanua; Fendianus Gulo
JURNAL TEKNIK SIPIL UKRIM Vol 1 No 1 (2024): Jurnal Teknik Sipil UKRIM (JTS UKRIM)
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61179/jtsukrim.v1i1.519

Abstract

Besarnya beban gempa yang diterima struktur dipengaruhi oleh parameter percepatan puncak batuan dasar periode 0,2 detik (Ss) dan periode 1 detik (S1). Penelitian ini mengukur pengaruh peningkatan Ss sebesar 0,1g terhadap struktur bangunan 10 dan 30 lantai di DIY. Parameter yang diukur meliputi frekuensi, story drift, pengaruh p-delta, kekakuan dan indeks stabilitas pada 7 kecamatan di DIY menggunakan analisis gempa statik ekivalen dan analisis ragam spektrum respon. Frekuensi gedung 10 dan 30 lantai pada 3 mode pertama kurang dari 1 Hz. Frekuensi tersebut di bawah frekuensi percepatan puncak gempa DIY yang terukur pada rentang 1,25 Hz sampai 7,14 Hz pada 7 kecamatan yang diteliti. Frekuensi getaran gempa di DIY lebih berbahaya untuk gedung berlantai rendah sampai menengah atau gedung dengan periode (T) kurang dari 0,8 detik. Peningkatan Ss sebesar 0,1g pada gedung 10 lantai mengakibatkan distribusi gaya gempa meningkat 3,99% pada arah x dan y, story drift meningkat sebesar 4,12% pada arah x dan y, p-delta meningkat sebesar 0,46% pada arah x dan 0,28% pada arah y, struktur kaku, setiap lantai adalah portal bergoyang. Sedangkan pada gedung 30 lantai mengakibatkan distribusi gaya gempa meningkat 6,24% pada arah x dan y, story drift meningkat sebesar 6,27% pada arah x dan 5,31% pada arah y, p-delta meningkat sebesar 0,15% pada arah x dan 0,55% pada arah y, struktur kaku, setiap lantai adalah portal bergoyang.
Pengaruh High Volume Fly Ash (HVFA) Terhadap Kuat Lentur Balok Self Compacted Concrete (SCC) Samuel Salimu; Mardin Mendrofa; Berkat S. F. Zalukhu; Anugrah Jaya Telaumbanua; Yosua Emmanuel Zebua; Romanius Halawa; Andi Parlindungan Gea; Sanhedrin Hia; Lince Herni Wulansari; Margeritha Agustina Morib
JURNAL TEKNIK SIPIL UKRIM Vol 1 No 2 (2024): Jurnal Teknik Sipil UKRIM (JTS UKRIM)
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61179/jtsukrim.v1i2.640

Abstract

Balok beton bertulang merupakan komponen penahan lentur. Penggunaan Self Compacted Concrete (SCC) pada balok meningkatkan kinerja beton segar maupun beton keras. Penggantian semen dengan fly ash dilakukan untuk mengurangi jumlah semen sampai 50%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekakuan, beban retak dan beban maksimum pada balok dengan 100% semen (PC-FA0) dan balok dengan 50% fly ash sebagai pengganti semen (HVFA50). Pengujian beton segar sesuai EFNARC 2005. Kuat tekan diuji dengan 3 buah silinder beton pada umur 28 hari. Pengujian lentur menggunakan pembebanan dua titik (two point loading) untuk mendapatkan data lentur murni. Balok beton berukuran 15 cm x 20 cm x 320 cm dengan jarak tumpuan 300 cm. Kuat tekan PC-FA0 sebesar 34,39 MPa dan HVFA50 sebesar 38,50 MPa. Hasil uji lentur balok PC-FA0 didapat retak pertama pada beban 1647,5 kg, lendutan 9,05 mm dan kekakuan elastis 182,04 kgf/mm. Beban maksimum sebesar 3272,5 kg, lendutan 21,1 mm dan kekakuan setelah retak 134,85 kgf/mm. Hasil uji HVFA50 diperoleh retak pertama pada beban 1047,5 kg, lendutan 2,6 mm dan kekakuan elastis 402,88 kgf/mm. Beban maksimum sebesar 3497,5 kg, lendutan 21,7 mm dan kekakuan setelah retak 128,27 kgf/mm. Perbandingan hasil analisis dan hasil uji menunjukkan bahwa perhitungan analisis PC-FA0 lebih akurat.
Pengaruh Abu Ampas Tebu Sebagai Substitusi Parsial Semen Terhadap Karakteristik Beton SCC Morib, Margeritha Agustina; Ariyani, Ninik; Gea, Andi Perlindungan; Halawa, Romanius
JURNAL TEKNIK SIPIL UKRIM Vol 2 No 1 (2025): Jurnal Teknik Sipil UKRIM (JTS UKRIM)
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61179/jtsukrim.v2i1.721

Abstract

Abu Ampas Tebu (AAT) merupakan material limbah industri pabrik gula yang memiliki kandungan silika tinggi dan reaktif sehingga dapat dikategorikan sebagai pozzolan. Material ini jika digunakan sebagai pengganti sebagian semen dapat bereaksi dengan Ca(OH)2 yang merupakan hasil sampingan dari reaksi hidrasi semen dan memberikan kekuatan akhir pada beton. Penggunaan AAT pada Self Compacted Concrete (SCC) diteliti untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tingkat workabilitas pekerjaan beton. Rancangan campuran adukan beton diawali dengan penggunaan particle packing pada agregat untuk mendapatkan agregat dengan kepadatan optimum. Rancangan campuran dikerjakan dalam volume menggunakan koefisien absolut pasta 1,5 kemudian dikonversi menjadi berat. Komposisi AAT divariasi mulai dari 0%, 5%, 7,5%, 10%, 12,5% dan 15%. Reologi beton segar dihasilkan dari pengujian slump flow, l-box, v-funnel dan sieve segregation. Hanya beton control yang memenuhi syarat sebagai SCC sedangkan AAT justru meningkatkan kekentalan dan menghambat aliran dan laju pergerakan beton. Komposisi AAT berkontribusi dalam meningkatkan kuat tekan dengan kuat tekan optimum diperoleh pada AAT 5% yaitu sebesar 29,04 MPa. Kuat tarik dan tegangan retak beton berkisar antara 10,5% - 13,6% dari kuat tekan yang dihasilkan. Sedangkan modulus elastis terus mengalami penuruhan seiring meningkatnya AAT.
Perancangan Campuran Self Compacted Concrete Berdasarkan Kuat Tekan dan Aliran Mortar Maksimum Menggunakan Agregat Kering Udara Morib, Margeritha Agustina; Zai, Hironimus Firnius; Ariyani, Ninik
Jurnal Teknik Sipil Vol 20 No 1 (2024): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jts.v20i1.6401

Abstract

The use of Self Compacted Concrete (SCC) in construction industry continues to grow. Different levels of work complexity require varying flow rates and SCC compaction capabilities. Mix design for SCC cannot be defined precisely because there are many parameters involved. This study used a stepwise design method by determining maximum fly ash composition for type I cement substitution which produced highest mortar compressive strength. Superplasticizer added to produce flow mortar more than 250 mm. Air-dried Progo Sand (Gradation IV) and air-dried Clereng Gravel size 4.8 mm – 9.6 mm was used. SCC was obtained by adding gravel into mortar using coefficient of 1.4; 1.6 and 1.8 from 1 m3  volume of agregat cavity. Fresh concrete rheological tests include slump flow, v-funnel, L-box and segregation resistance to determine SCC class. The compression test of 3 cubes mortar for each variation was carried out at 3 days while 3 cylinder SCC compression test for each variation was carried out at 3 and 28 days. Cement substitution with 10% fly ash and 1.8% superplasticizer gave flow mortar of 320.65 mm and compressive strength of 22.07 Mpa was chosen as the SCC mortar. SCC using coefficient of 1.8 produces compressive strength of 30.48 MPa.
Klasifikasi Level Daktilitas Baja Profil berdasarkan SNI 7860:2020 Studi Kasus Bangunan 10 Lantai Daerah Istimewa Yogyakarta Morib, Margeritha Agustina; Wikana, Iwan; Zalukhu, Berkat Saloman; Salimu, Samuel
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS 2024: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) baja tidak memiliki batasan tinggi struktur pada kategori desain gempa apapun. Sistem ini mensyaratkan tingkat daktilitas tinggi pada semua elemen struktur untuk memastikan kegagalan struktur tidak terjadi akibat instabilitas tekuk baik tekuk lokal maupun tekuk torsi lateral. Kegagalan struktur ditandai dengan terbentuknya sendi plastis di ujung-ujung balok saat momen plastis terlampaui. Tantangan untuk menentukan profil yang tepat dan memenuhi persyaratan seismic sesuai SNI 7860:2020 dicoba pada studi kasus bangunan 10 lantai SRPMK baja berlokasi di Kecamatan Patuk, Gunung Kidul. Lokasi ini dipilih karena merupakan lokasi dengan tingkat kegempaan tertinggi di DIY. Perhitungan daktilitas dilakukan pada berbagai profil baja di pasaran untuk ASTM A36 dan ASTM A913M. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian profil memenuhi syarat daktilitas pada sayap dan badan dan sebagian lainnya hanya memenuhi persyaratan pada sayap. Baja dengan fy rendah (ASTM A36) memiliki lebih banyak profil yang memenuhi syarat dari pada baja dengan fy tinggi (ASTM A913M). Hasil perancangan menunjukkan seluruh balok memenuhi syarat daktail tinggi dengan demand capacity ratio terbesar 99 %. Profil kolom terpilih juga telah memenuhi syarat daktail tinggi dengan demand capacity ratio terbesar 75%. Persyaratan column beam ratio terkecil adalah 1,03 > 1 sehingga memenuhi syarat SCWB.
Perancangan Mortar sebagai Media Alir Agregat Kasar dalam SCC menggunakan Fly Ash sebagai Substitusi Parsial Semen Morib, Margeritha Agustina; Telaumbanua, Anugrah Jaya; Zebua, Yosua Emmanuel
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS 2024: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Self Compacted Concrete (SCC) mudah mengalir, mengisi ruang cetakan dan melewati tulangan tanpa pemadatan tanpa segregasi. Untuk mengalirkan agregat kasar diperlukan campuran mortar yang sangat homogen dan mudah mengalir. Penggunaan fly ash dipilih karena butirannya lebih halus dari semen untuk meningkatkan rentang gradasi butiran sehingga beton semakin padat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan campuran mortar menggunakan fly ash sebagai substitusi parsial semen dengan kadar superplasticizer (SP) bervariasi. Water powder ratio (w/c=0,35), menggunakan pasir Kali Kuning Yogyakarta bergradasi agak kasar. Mix design dihitung untuk 1 m3 mortar. Komposisi fly ash adalah 0%, 30%, 35%, 40%, 45%, 50% dengan kode (PC-FA). Komposisi SP direncanakan menggunakan PC-FA40 sebagai rata-rata substitusi partial semen dengan fly ash dengan variasi 1,2%, 1,4%, 1.6%, 1,8%, 2%. Pengujian aliran mortar menggunakan electric flow table dengan penggetaran 25 kali ketukan. Kuat tekan merupakan rata-rata hasil tekan 3 buah kubus mortar 5cm x 5cm x 5cm pada umur 3 dan 28 hari. SP1,6% menghasilkan aliran mortar tertinggi yaitu 272,93 mm dengan kuat tekan 40,55 MPa. Hasil uji komposisi fly ash memberikan hasil terbaik pada komposisi PC-FA50 dengan aliran mortar 300,35 mm dan kuat tekan 49,77 MPa.
Metode Particle Packing dan Reologi Beton Segar Self Compacted Concrete (SCC) Morib, Margeritha Agustina; Jacob, Owner; Halawa, Edi Sokhi
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS 2024: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komposisi agregat merupakan faktor yang mempengaruhi kemampuan alir dan kekuatan akhir Self Compacted Concrete (SCC). Particle packing adalah metode untuk memaksimalkan kerapatan padatan agregat dengan memanfaatkan keseluruhan rentang gradasi particle penyusun beton. Factor granular (G) dikembangkan oleh Dreux Gorrise tahun 1979 digunakan sebagai dasar perancangan. Target berat SCC 2300 kg/m3 menggunakan superplasticizer (SP) sebanyak 1,8% dan fly ash 10% dari berat semen. Komposisi agregat halus : agregat kasar divariasikan dengan rasio 30:70; 35:65; 40:60; 45:55 dan 50:50. Agregat halus menggunakan pasir Kali Kuning dengan gradasi II sedangkan agregat kasar berasal dari Clereng dengan ukuran maksimum 10 mm. Studi reologi mengenai kemampuan aliran materi dalam kondisi cair saat respon yang ditunjukkan berupa aliran plastis dan bukan deformasi elastis ketika menerima gaya diaplikasikan pada beton segar. Pengujian dilakukan untuk mengukur kemampuan alir, mengisi ruangan dan melewati tulangan tanpa segregasi meliputi slump flow, V-funnel, L-box dan sieve segregation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variasi rasio memenuhi syarat kemampuan alir, kecepatan alir dan mampu melewati tulangan namun masih terjadi segregasi. Metode particle packing dapat digunakan untuk perancangan SCC namun perlu komposisi filler dan SP yang tepat untuk mencegah terjadinya segregasi pada beton.
Fasilitasi Pembentukan Unit Pengelola Sampah di Desa Wisata Tinalah Kabupaten Kulon Progo Sipayung, R J Indra; Heriadi, Heriadi; Morib, Margeritha Agustina; Ariyani, Ninik; Harianja, Jhonson A; Bangguna, David S V L; Zalukhu, Aisyah Christine; Gea, Jumas Rivalten Omieli; Dira, Yordi Permana Mahesa Ratu
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 15, No 3 (2024): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v15i3.16775

Abstract

Pengelola sampah di Desa Wisata Tinalah Kabupaten Kulon Progo belum dikelola secara ramah lingkungan. Praktik pengelolaan sampah yang dilakukan selama ini yaitu dengan penimbunan dan atau langsung dibakar. Daur ulang dan guna ulang belum diterapkan dalam suatu sistem yang tertata. Kunjungan wisatawan dalam jumlah relatif besar di lahan perkemahan sering kali membuat pengelola kewalahan dalam mengatasi sampah yang ditimbulkan. Target luaran utama dari kegiatan PkM yaitu mengubah paradigma pengelolaan sampah secara linear menjadi sirkular dan cara pemilahan serta mengelola sampah dengan benar bagi masyarakat Desa Wisata Tinalah. Fasilitasi kegiatan PkM ini mendapat respon positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan antusiasme peserta dalam memberikan pertanyaan ketika dilaksanakan sosialisasi dan keaktifan peserta dalam praktik pengelolaan sampah yang dilakukan oleh tim fasilitasi. Pelaksanaan kegiatan fasilitasi pengelolaan sampah telah mengubah paradigma warga masyarakat pendukung desa wisata Desa Wisata Tianalah dari pengelolaan sampah secara linear menjadi pengelolaan sampah secara sirkular. Praktik pelatihan yang dilakukan menjadikan warga masyarakat mengetahui pengelolaan sampah secara benar, seperti menghitung timbulan sampah, densitas sampah, dan pemilahan sampah.