Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TRANSFORMASI IDENTITAS BRIGATA LASKAR JAWARA (BLJ) Jumarnies, Jennie; Citra, Melia; Maria, Nina; Widiana, Sefira; Rahma, Siti; Abidin, Zainal
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 3 (2024): Volume 7 No 3 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i3.29730

Abstract

Brigata Laskar Jawara merupakan suporter yang selalu mendukung klub kesayangannya yaitu Persika Karawang. Namun, Identitas dari Brigata Laskar Jawara ini mengalami Transformasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang bagaimana identitas kultural Brigata Laskar Jawara terbentuk serta untuk mengetahui komunikasi verbal dan nonverbal dalam konteks dukungan terhadap Persika Karawang. Penelitian ini dilaksanakan di Karawang dengan Narasumber sebanyak 2 orang yang merupakan anggota dari Brigata Laskar Jawara. Metode etnografi digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah teori identitas dari Henri Tajfel dan teori interaksi simbolik dari George Herbert Mead. Hasil dari penelitian adalah klub ini awalnya dikenal sebagai "Laskar Jawara", namun berubah menjadi Brigata Laskar Jawara ketika kelompok ini bertransformasi dari kultur Mania menjadi Ultras. Perubahan ini bukan sekadar penambahan kata Brigata, tetapi juga mencakup perubahan warna identitas dari merah ke hitam serta penyesuaian gaya dukungan dan koreografi sesuai dengan kultur ultras yang mereka anut. BLJ memiliki berbagai simbol verbal maupun nonverbal yang memperkuat identitas dan solidaritas kelompok, seperti logo yang mencerminkan budaya ultras dan identitas Persika Karawang, chant/anthem yang membakar semangat, dan tagline "Make Persika Great Again."
SENSATION SEEKING BAGI PENDAKI WANITA Jumarnies, Jennie; Citra, Melia; Maria, Nina; Widiana, Sefira; Wati, Siti Rahma; Utamidewi, Wahyu
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 3 (2024): Volume 7 No 3 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i3.29731

Abstract

Mendaki gunung selalu ditandai dengan pengambilan risiko, termasuk dalam mengatasi stereotip dan hambatan gender yang mungkin ada di masa lalu. Banyak Wanita yang berani mulai menjelajahi keindahan alam dan tantangan fisik yang ditimbulkan oleh pendakian gunung. fenomena ini membuat aktivitas mendaki gunung semakin diminati, bukan hanya laki-laki melainkan juga wanita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang bagaimana pendaki wanita memiliki kecenderungan Sensation Seeking. Penelitian ini dilaksanakan di Karawang dengan narasumber sebanyak 3 wanita yang memiliki pengalaman mendaki gunung. Metode Fenomenologi digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah Sensation Seeking yang diungkapkan oleh Zuckerman dan Tindakan Sosial yang diungkapkan oleh Max weber. Hasil dari penelitian ini adalah para wanita pendaki memiliki sensation seeking melalui empat aspek yaitu mencakup eksplorasi jiwa dan petualangan, pencarian pengalaman, hambatan dorongan oleh ketidakmampuan atau ketidakmauan, serta kerentanan terhadap kebosanan. Kecenderungan tersebut terlihat pada motif yang mendorong para wanita melakukan tindakan mendaki gunung. Penggambaran tersebut merupakan bentuk upaya dalam memahami motivasi dan perilaku wanita dalam konteks pendakian gunung.