Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Multimedia system for integrated reading acceleration and assistance (SMAART) in literacy learning in high school Afiati, Laksmita Nur; Rianto, Rianto; Damaianti, Vismaia S.; Mulyaningsih, Indrya
LITERA Vol. 24 No. 2: LITERA (JULY 2025)
Publisher : Faculty of Languages, Arts, and Culture Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v24i2.85875

Abstract

This study aimed to develop the Multimedia System for Accelerated and Assisted Integrated Reading (SMAART), an interactive learning application specifically designed to support high school students with literacy disabilities. Utilizing the ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) model, the study only reached the development stage. This study followed a systematic development process to ensure the application's pedagogical and technical effectiveness. The analysis phase identified key literacy challenges through teacher interviews and student observations, while the design phase incorporated multimedia principles to create an engaging and accessible interface. During development, the application was built using Articulate Storyline 3, integrating text, audio, and visual elements to accommodate diverse learning needs. Expert validation was conducted with media specialists (assessing usability and design) and literacy educators (evaluating content relevance), resulting in high scores for display quality (4.6/5) and instructional effectiveness (4.4/5). User feedback highlighted the application's intuitive navigation (89% satisfaction rate), interactive exercises, and motivational multimedia components. The evaluation phase confirmed the effectiveness of SMAART as a complementary tool for literacy education, especially for students with learning disabilities. Its success underscores the potential of adaptive multimedia technology to promote inclusive education. Future research could expand testing to broader demographics and explore AI-based personalization. Ultimately, SMAART offers a scalable model for digital literacy interventions, aligning with the School Literacy Movement (GLS) initiative in Indonesia and addressing the gap in accessible learning resources for students with disabilities.
Analisis Stilistika pada Lirik Lagu JKT48 “After Rain” serta Pemanfaatannya sebagai Bahan Ajar di Tingkat SMA Kelas X Suherman; Wahyudinata, Hilda; Sidik, Burhan; Afiati, Laksmita Nur; Sukandar, Ricky
Indonesian Research Journal on Education Vol. 4 No. 4 (2024): irje 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v4i4.1390

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana analisis stilistika pada lirik lagu JKT48 “After Rain” dan pemanfaatan sebagai bahan ajar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana analisis stilistika pada lirik lagu JKT48 “After Rain” dan bagaimana pemanfaatannya sebagai bahan ajar di tingkat SMA kelas X. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Teknik Bebas Libat Cakap (SBLC) dan teknik catat. Peneliti mendapatkan data berupa lirik lagu dalam platform Youtube Music. Lagu JKT48 “After Rain” memiliki tema perjuangan dalam kehidupan untuk meraih impian. Lagu ini merupakan lagu pada Extended Play (EP) High Tension. Analisis diksi ditemukan bahwa lagu yang berjudul “After Rain” menggunakan kata sehari-hari yang mudah dipahami namun memiliki makna yang mendalam. Analisis gaya bahasa dari lirik lagu “After Rain” ditemukan gaya bahasa metafora, gaya bahasa personifikasi, dan gaya bahasa hiperbola dengan gaya bahasa metafora yang paling mendominasi. Analisis citraan pada lirik lagu “After Rain” ditemukan citraan penglihatan (visual), citraan gerak (kinestetik), dan citraan pendengaran (auditoris). Citraan yang paling mendominasi adalah citraan penglihatan (visual). Hasil dari analisis dibuatkan dalam bahan ajar berupa flipbook dengan materi puisi dengan meyesuaikan CP dan TP Kurikulum Merdeka.
Kesalahan Morfologi Bahasa Indonesia pada Artikel Jurnal Ilmiah Mahasiswa Nuthihar, Rahmad; Sastromiharjo, Andoyo; Afiati, Laksmita Nur; Munggaran, Nita Anjung; Noeraeni, Rani
DISASTRA: PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Vol 7, No 1 (2025): JANUARI
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/disastra.v7i1.5797

Abstract

Artikel ini membahas kesalahan berbahasa Indonesia ditinjau berdasarkan tataran morfologi bahasa Indonesia. Penelitian didasari atas masih ditemukan kesalahan morfologi bahasa Indonesia pada jurnal ilmiah mahasiswa. Padahal, jurnal ilmiah merupakan karya ilmiah yang penggunaan bahasa Indonesia harus dilakukan secara tepat. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif karena data yang disajikan berupa deskripsi kesalahan berbahasa dan perbaikannya. Sumber data penelitian ini adalah data kesalahan berbahasa yang terdapat pada empat artikel jurnal ilmiah mahasiswa yang diterbitkan pada Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) BBG dan JIMPS: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kesalahan morfologi disebabkan oleh kesalahan bentuk dasar, kesalahan afiksasi, dan kesalahan reduplikasi. Kesalahan bentuk dasar disebabkan oleh tidak sesuainya penulisan bentuk dasar sebagaimana terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kesalahan afiksasi terdiri atas, kesalahan prefiks, kesalahan penulisan unsur terikat, kesalahan gabungan kata berupa awalan + akhiran. Sementara itu, bentuk kesalahan reduplikasi disebabkan oleh penggunaan kata hubung yang tidak tepat. Kesalahan morfologi disebabkan oleh kompetensi penulis terhadap aturan morfologi bahasa Indonesia. Oleh karena itu, disarankan agar pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi dilakukan dengan model berbasis proyek atau studi kasus agar kesalahan morfologi bahasa Indonesia tidak terjadi lagi.