Industri batik memerlukan proses fiksasi zat warna untuk meningkatkan ketahanan warna pada kain. Salah satu zat warna yang banyak digunakan adalah Indigosol, yang fiksasinya melibatkan asam klorida (HCl) dan natrium nitrit (NaNO₂). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas larutan sisa HCl dan NaNO₂ dalam proses fiksasi batik tulis, guna mengoptimalkan penggunaan bahan kimia, mengurangi limbah industri, dan menekan biaya produksi. Metode yang digunakan meliputi observasi, eksperimen, dan studi literatur, dengan perbandingan 1:1 antara larutan sisa HCl dan NaNO₂. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kimiawi, walaupun larutan sisa mengalami sedikit penurunan konsentrasi reagen aktif, fiksasi tetap terjadi melalui reaksi diazotasi dan kopling warna, menghasilkan ikatan azo yang stabil. Warna hasil pewarnaan masih kuat dengan rata-rata ketahanan luntur terhadap pencucian dan paparan sinar matahari berada pada nilai 4–5 pada grey scale dan staining scale. Meski intensitas warna sedikit menurun dibandingkan penggunaan larutan baru, hasilnya tetap memenuhi standar kualitas industri. Dengan demikian, larutan sisa HCl dan NaNO₂ memiliki potensi besar untuk digunakan kembali, mendukung praktik produksi batik yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.