Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Polarisasi Politik Gentong Babi dalam Perspektif Film Dirty Vote Aldi Ferdiansyah; Na’imah; Syaiful Kiram; Yogi Sopian Haris; Muhammad Syarqowi
Indonesian Journal of Law and Justice Vol. 2 No. 1 (2024): September
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/ijlj.v2i1.2755

Abstract

Film Dokumentari Dirty Vote mendeskripsikan dugaan kecurangan terstruktur, sistematis dan masif yang melibatkan penyalahgunaan anggaran negara yang dilakukan oleh pemerintah, terutama dana bantuan sosial (bansos), untuk kepentingan politik dalam upaya mempertahankan kekuasaan. Film tersebut merupakan cerminan realita politik di Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Republik Indonesia yang masih berkuasa saat itu, yang melakukan pelanggaran hukum dan etika demi kepentingan politiknya, merugikan masyarakat luas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan sumber data primer dari film "Dirty Vote" dan sumber sekunder dari berbagai media elektronik, undang-undang, jurnal, berita, media sosial, media cetak, serta surat kabar. Analisis data dilakukan secara induktif sejak awal pengumpulan data hingga penelitian selesai. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Film "Dirty Vote" menjadi pembelajaran penting bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap praktik politik curang yang terstruktur, sistematis, dan masif; (2) Berbagai alasan logis di balik terjadinya kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif tersebut disebabkan oleh ambisi kekuasaan penguasa melalui politik dinasti; (3) Implikasi dari kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif mengakibatkan demonstrasi besar di berbagai daerah, penolakan terhadap hasil pemilu 2024, serta korban jiwa, materi, dan energi yang sangat besar.
Understanding Misogynistic Hadiths from The Perspective of Fazlur Rahman’s Double Movement Hermeneutics: Memahami Hadis Misoginis dalam Perspektif Hermeneutika Gerakan Ganda Fazlur Rahman Sugiara, Lalu Rahmat; Salsabila Arju; Yogi Sopian Haris
Jurnal Living Hadis Vol. 10 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/livinghadis.2025.6176

Abstract

Gender issues constitute a prominent area of inquiry in Islamic studies, particularly about the interpretation of hadith. This is due to the frequent portrayal of women in subordinate positions within patriarchal constructions, including in the interpretation of hadith texts. Several hadiths are even perceived to carry misogynistic discourse, raising critical questions regarding gender justice in Islam. Departing from this discourse, this study formulates two main research questions; first, how can the contextualization of hadiths considered misogynistic be understood within Islam? second, how can Fazlur Rahman’s double movement hermeneutical approach aid in interpreting such hadiths?Utilizing a literature review method and a qualitative-descriptive approach, this research explores the dialectical relationship between the original socio-historical context in which the hadiths were revealed and the universal principles that may be derived to address contemporary challenges. The findings indicate that the emergence of misogynistic views is largely influenced by conservative scholars’ interpretations, which often rely on sacred texts as ontological foundations. These interpretations tend to neglect the socio-historical aspects accompanying the hadiths’ emergence, especially significant in a modern era characterized by fundamentally different social constructs. Therefore, hadiths deemed misogynistic need to be reinterpreted more justly through a socio-cultural lens grounded in the Prophet’s time, as well as through universal ethical values aligned with the spirit of maqāṣid al-syarī‘ah.
REKONSTRUKSI HUKUM KELUARGA ISLAM DALAM PERSPEKTIF MAQASID AL-SYARI’AH UPAYA PREVENTIF PERNIKAHAN DINI DI INDONESIA Ahmad, Ahmad Fauzi; Taufiq Ikram Ash Syidiqi, Taufiq; Peni Alyanita; Yogi Sopian Haris
USRAH: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 6 No. 4 (2025): Oktober
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/usrah.v6i4.2528

Abstract

Child marriage remains a prevalent issue in Indonesia, despite the legal minimum age of 19 for both males and females. This practice is not only influenced by economic, cultural, and educational factors but also by misinterpretations of religious teachings that are often used as justification. This study aims to analyze early marriage from the perspective of Islamic family law through the lens of maqasid al-syari’ah as a preventive effort. The research method employed is library research with a qualitative approach by examining Islamic legal literature, statutory regulations, fatwas, and religious court decisions on marriage dispensation, then analyzed using content analysis and critical analysis techniques. The findings reveal that child marriage contradicts the higher objectives of Islamic law, particularly in protecting life (hifz al-nafs), intellect (hifz al-‘aql), and lineage (hifz al-nasl). The dispensation system still creates legal loopholes that weaken child protection. Therefore, reconstructing Islamic family law based on maqasid al-syari’ah is necessary to strengthen child rights protection, postpone marriage until individuals reach physical and psychological maturity, and promote the development of healthy, just, and sustainable families.
DIALEKTIKA TRADISI DAN MODERNITAS: TELAAH KRITIS PEMIKIRAN TGKH. MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MAJID DALAM MODERNISASI NAHDLATUL WATHAN Yogi Sopian Haris; Muhammad Syarqowi
Maulana Atsani: Jurnal Pendidikan Multidisipliner Vol. 1 No. 3 (2025): Januari
Publisher : Pusat Kajian dan Pengembangan Publikasi Ilmiah (PKPPI) Institut Agama Islam Hamzanwadi Nahdlatul Wathan Lombok Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51806/mx2n4p26

Abstract

Penelitian ini mengkaji pemikiran TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid dalam konteks modernisasi Nahdlatul Wathan (NW). Sebagai pendiri NW, beliau berperan penting dalam membawa perubahan signifikan dalam masyarakat Islam di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Barat. Studi ini bertujuan untuk menganalisis konsep modernisasi yang diterapkan oleh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, serta dampaknya terhadap perkembangan NW dan masyarakat secara luas. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis historis-kritis dengan pendekatan Studi Literatur, memanfaatkan sumber-sumber primer dan sekunder terkait pemikiran dan karya TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modernisasi yang diusung oleh beliau bersifat komprehensif, mencakup aspek pendidikan, sosial, ekonomi, dan organisasi, namun tetap berpijak pada nilai-nilai fundamental Islam. Temuan utama penelitian ini meliputi: reformasi sistem pendidikan yang mengintegrasikan ilmu agama dan pengetahuan umum, pengembangan struktur organisasi NW yang lebih sistematis dan efisien, perluasan peran sosial dan politik NW dalam masyarakat, kontribusi signifikan terhadap perkembangan Islam moderat dan demokrasi di Indonesia, serta pemberdayaan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Kesimpulannya, pemikiran modernisasi TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid melalui NW telah berhasil menjembatani tradisi dengan modernitas, menawarkan model modernisasi Islam yang tetap menghargai nilai-nilai lokal sambil beradaptasi dengan tuntutan zaman modern. 
ANALISIS KONTEN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI ERA DIGITAL MELALUI PLATFORM YOUTUBE Lalu Rahmat Sugiara; Yogi sopian haris; Muhammad Khairul Fatihin
Maulana Atsani: Jurnal Pendidikan Multidisipliner Vol. 1 No. 4 (2025): April
Publisher : Pusat Kajian dan Pengembangan Publikasi Ilmiah (PKPPI) Institut Agama Islam Hamzanwadi Nahdlatul Wathan Lombok Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51806/ameyq761

Abstract

Ketika meninjau konten video pembelajaran yang diunggah di YouTube, kesulitan sering kali muncul akibat kurangnya standar kualitas yang mendukung pembelajaran jarak jauh. Masalah ini penting untuk diperhatikan agar pengalaman belajar tetap optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konten pembelajaran bahasa Arab dan konten pembelajaran seperti apa yang disampaikan oleh YouTuber serta implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Arab. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi konten dengan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan dokumentasi. Objek dalam penelitian ini adalah video-video yang diupload oleh empat youtuber yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa arab. Hasil Penelitian: Konten dengan tema kalimat ungkapan bahasa Arab paling diminati, ditunjukkan dengan tingginya jumlah penonton, like, dan komentar. Empat kreator yang dibahas antara lain Ustaz Shady Elsayed (@ArabPodcasts) yang menyajikan konten dengan berbicara langsung dalam bahasa Arab dan Indonesia, Sarah Playschool yang membuat konten animasi khusus untuk anak-anak, Kepo Bahasa Arab yang membahas gramatika dengan sistematis, dan Ammikol AZ yang menyajikan kosakata dalam bentuk lagu. Konten dengan penyampaian yang menarik, sistematis, dan dikombinasikan dengan praktik mendapat tanggapan positif dari audiens.
ANALISIS KRITIS HERMENEUTIK LINGUISTIK ARAB: KAJIAN HADIS KESETARAAN GENDER Muhammad Khairul Fatihin; Lalu Rahmat Sugiara; Yogi Sopian Haris
Maulana Atsani: Jurnal Pendidikan Multidisipliner Vol. 1 No. 4 (2025): April
Publisher : Pusat Kajian dan Pengembangan Publikasi Ilmiah (PKPPI) Institut Agama Islam Hamzanwadi Nahdlatul Wathan Lombok Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51806/9r7nvn55

Abstract

Traditional interpretations of several hadiths sometimes reflect the inequality embedded in religious practices and the understanding of Muslims. Specifically, this research aims to explore how the approach of Arabic linguistic hermeneutics can provide a more just, inclusive, and contextual understanding of these hadiths. This research uses the library research method with a qualitative approach and Arabic linguistic hermeneutics as the analytical framework. The main focus of this research lies in the in-depth analysis of the Arabic language structure in selected hadiths and the examination of the socio-historical context in which these hadiths were delivered. This method allows researchers to critically reinterpret the hadith texts to find alternative meanings that are more responsive to gender equality issues. The research results show that there are three hadiths that have often been used as the basis for gender inequality, but through the appropriate linguistic and hermeneutic approaches, these hadiths can be reinterpreted more fairly. Emphasis on grammatical meaning, analysis of key words in Arabic, and understanding the social context when the hadith was delivered allow for interpretations that support the principle of equality between men and women in Islam.