Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

IDENTIFIKASI CACING STH DAN PROTOZOA USUS PADA ANAK USIA DINI DI DESA KESAWEN, KECAMATAN PITURUH, KABUPATEN PURWOREJO Primadani, Assyifa Mutiara; Putri, Novita Eka; Solikhah, Monika Putri
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33408

Abstract

Masalah kesehatan masyarakat yang serius merupakan infeksi yang diakibatkan cacing yang menular lewat tanah atau STH, khususnya di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hookworm (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus), Trichuris trichura, dan Ascaris lumbricoides merupakan penyebab kecacingan yang menular melalui tanah. Dikarenakan anak-anak lebih sering bersentuhan dengan tanah daripada sumber infeksi lainnya, infeksi protozoa usus terus menjadi ancaman serius tetapi sering diabaikan terhadap kesehatan masyarakat sampai timbul komplikasi serius atau kronis. Banyak dari infeksi ini juga biasanya tidak menampakkan gejala atau hanya menampakkan gejala ringan. Diagnosis pemeriksaan kecacingan dilakukan dengan metode natif dengan pewarnaan Eosin 2% namun, eosin memiliki kelemahan yang menggunakan eosin bersifat karsiogenik apabila digunakan dalam jangka panjang dan relatif mahal. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental. Metode ini yaitu penelitian bersifat kualitatif dan desain penelitian pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel feses. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 1 sampel yang positif STH berjenis Ascaris lumbricoides sedangkan 24 sampel lainnya tidak terinfeksi cacing STH sedangkan hasil protozoa usus menunjuukan 25 sampel tidak terinfeksi atau negatif. Simpulan: Menurut kesimpulan penelitian, hasil pemeriksaan menggunakan metode natif (direct slide) hasil sangat terlihat jelas dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x.
HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN POLA HIDUP TERHADAP INFEKSI PROTOZOA USUS PADA PENDUDUK SEKITAR TPST Febriana, Euis; Solikhah, Monika Putri; Rahmawati, Yeni
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.32002

Abstract

Infeksi protozoa usus masih menjadi permasalahan di dunia. Angka infeksi protozoa usus relatif tinggi, terutama pada masyarakat miskin, dengan tingkat pendidikan rendah, masyarakat dengan sanitasi buruk, tidak memiliki toilet, dan air minum yang tidak mencukupi. Kualitas lingkungan yang bersih mendukung dalam keberlangsungan hidup manusia. Infeksi protozoa usus dapat ditularkan melalui berbagai cara, seperti tangan yang tidak bersih, kebiasaan buang air besar sembarangan, serta konsumsi air minum yang belum dimasak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sanitasi lingkungan dan pola hidup terhadap infeksi protozoa usus pada penduduk sekitar TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu). Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif menggunakan desain penelitian observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah penduduk RT 03, 04 dan 05 Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul yang berjumlah 468 orang. Sampel penelitian ini sebanyak 24 sampel, dengan jumlah sampel yang ditentukan dengan rumus slovin. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampling secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 25,0 % teridentifikasi protozoa usus dengan jenis Entamoeba histolytica 16,8% dan Balantidium coli 8,2%. Penduduk yang memiliki sanitasi lingkungan yang buruk 45,8 % dan penduduk yang memiliki pola hidup yang buruk 50,0%. Pada penelitian ini adanya hubungan antara sanitasi lingkungan dengan infeksi protozoa usus dengan pvalue =0,003 dan adanya hubungan antara pola hidup dengan infeksi protozoa usus dengan  pvalue =0,014. 
PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL TOTAL SETELAH PEMBERIAN JUS WORTEL (Daucus carrota) SELAMA 14 HARI PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) HIPERKOLESTEROLEMIA Sya’ban, Asna Ainur; Murdiyanto, Joko; Solikhah, Monika Putri
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.32987

Abstract

Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko utama jantung koroner. Hiperkolesterolemia ini penyebab terbentuknya plak-plak pada dinding pembuluh darah arteri yang disebut arterosklerosis. Pengobatan hiperkolesterolemia dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan terapi non farmakologis, yakni modifikasi diet rendah lemak dengan mengonsumsi jus wortel (Daucus carrota). Serat pektin yang terdapat pada wortel berpotensi menurunkan kolesterol dengan mengikat asam empedu, produk akhir metabolisme kolesterol. Tujuan penelitian ini mengetahui perbedaan kadar kolesterol total setelah pemberian jus wortel (Daucus carrota) dengan variasi dosis 3,6 gr/kgBB, 7,2 gr/kgBB, 10,8 gr/kgBB selama 14 hari pada tikus putih yang dibuat hiperkolesterolemia. Metode penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif berjenis pre-eksperiment dengan desain penelitian one group pre-test and post-test.  Sampel yang digunakan sebanyak 27 ekor yang ditentukan menggunakan rumus federer. Hasil data dianalisis melalui uji statistik Paired Sample T-Test dan Anova yang dilanjutkan uji turkey HSD. Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya rata-rata perbedaan tiap kelompok intervensi dengan nilai sig. Hasil analisis Anova menunjukkan terdapat perbedaan signifikan terhadap kadar kolesterol total pada tiga kelompok perlakuan intervensi jus wortel (Daucus carrota) dengan nilai sig 0,030 . Diantara tiga kombinasi dosis, dosis 10,8 gr/kgBB termasuk dosis paling efektif terhadap penurunan kadar kolesterol dengan nilai sig 0,045 disimpulkan bahwa semakin tinggi kandungan pektin  yang diserap maka semakin maksimal dalam penurunan kadar kolesterol.
Hubungan Penyalahgunaan Alkohol Dengan Kadar Hemoglobin Pada Peminum Alkohol Di Kelurahan Tirtorahayu Kabupaten Kulon Progo Tahun 2024: The Relationship Between Alcohol Abuse and Hemoglobin Levels Among Alcohol Drinkers in Tirtorahayu Village, Kulon Progo Regency, in 2024 Nawangsari, Defi; Suryanto, Suryanto; Solikhah, Monika Putri
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 7 No. 1 (2024): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v7i1.7889

Abstract

Latar belakang: Kurangnya kendali sosial di lingkungan masyarakat yang bebas memicu konsumsi alkohol di Kelurahan Tirtorahayu. Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan akan berdampak pada kesehatan salah satunya mempengaruhi hemopoesis dengan menghambat proliferasi sehingga akan berdampak pada penurunan kadar hemoglobin dalam darah. Tujuan: Mengetahui ada tidaknya hubungan penyalahgunaan alkohol dengan kadar hemoglobin pada peminum alkohol di Kelurahan Tirtorahayu Kabupaten Kulon Progo. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif analitik pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 20 peminum alkohol. Teknik pengumpulan data primer dilakukan melalui pengisian kuesioner tentang riwayat konsumsi alkohol dan dilanjutkan pemeriksaan langsung kadar hemoglobin pada responden menggunakan alat POCT (Point of Care Testing) merek Nesco Multichek 2. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 23 yaitu uji Spearman. Hasil: Terdapat 6 responden yang mengonsumsi minuman beralkohol dengan frekuensi sering dan 14 responden tidak sering. Hampir seluruh responden yaitu sebanyak 19 orang (95%) memiliki kadar hemoglobin normal dan terdapat 1 responden (5%) yang memiliki kadar hemoglobin tinggi, serta tidak terdapat responden dengan kadar hemoglobin yang rendah. Uji korelasi Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi alkohol dengan kadar hemoglobin dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,527. Kesimpulan: Sebagian besar responden mengonsumsi minuman beralkohol dengan frekuensi tidak sering, hampir seluruh responden memiliki kadar hemoglobin normal, dan tidak terdapat korelasi antara frekuensi konsumsi alkohol dengan kadar hemoglobin.