Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Membangun Kecerdasan Digital Melalui Integrasi Literasi Digital dan Keamanan Digital Alamin, Zumhur; Khairunnas; Teguh Ansyor Larosae; Ummu Rofikah; Randitha Missouri; Sutriawan; Muh. Alimin
Journal of Excellence Humanities and Religiosity Vol. 1 No. 2 (2024): July (2024)
Publisher : Journal of Excellence Humanities and Religiosity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34304/joehr.v1i2.247

Abstract

Dalam menghadapi era digital yang terus berkembang, literasi digital menjadi aspek krusial dalam mempersiapkan generasi muda. Artikel ini mendokumentasikan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SMAN 1 Kota Bima pada tanggal 29 November 2023, bertemakan "Membangun Kecerdasan Digital: Smart Teens, Safe Screens." Workshop kecerdasan digital dan keamanan digital dihadiri oleh siswa kelas XI dengan tujuan meningkatkan pemahaman mereka terhadap penggunaan teknologi secara bijak dan aman. Minimnya kesadaran siswa terhadap bahaya digital dan pentingnya literasi digital menjadikan kegiatan ini penting untuk dilakukan. Melalui workshop ini, kami mengusulkan metode interaktif yang melibatkan presentasi, diskusi kelompok, dan aktivitas praktis. Presentasi membahas konsep literasi, kecerdasan, dan keamanan digital, sementara diskusi kelompok memungkinkan pertukaran ide di antara peserta. Aktivitas praktis mencakup pembuatan kata sandi kuat dan simulasi keamanan digital untuk memberikan pengalaman langsung. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman siswa tentang literasi digital serta memberikan keterampilan kecerdasan dan keamanan digital yang praktis. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman siswa terhadap literasi digital, terutama dalam mengenali dan mengatasi potensi risiko online. Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pada peningkatan kecerdasan digital generasi muda, membantu mereka menghadapi tantangan dan peluang di dunia digital yang terus berkembang.
HISTORICAL-CRITICAL HERMENEUTICS OF AL-JABIRI: REDEFINITION AND RECONSTRUCTION OF CONTEMPORARY UNDERSTANDING OF THE QUR'AN Ahmad Tri Muslim HD; Harel Bayu Paizin; Muh. Alimin; Syamsul Ma’arif Ilyas
Rausyan Fikr: Jurnal Ilmu Studi Ushuluddin dan Filsafat Vol. 21 No. 2 (2025): Juli - Desember 2025
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/rsy.v21i2.4041

Abstract

This study examines al-Jābirī's interpretive reasoning as an effort to reconstruct the understanding of the Qur'an. Stemming from the inevitability of the dynamics of Qur'anic interpretation and the problems of turats (heritage), this study positions al-Jābirī as a figure who bridges tradition and Western modernity in his thought. This library research employs a biographical study model, with data drawn from written literature, particularly two of al-Jābirī's works on tafsir: Madkhāl ilā al-Qur’ān al-Karīm and Faḥm al-Qur’ān al-Ḥakīm: al-Tafsīr al-Wāḍiḥ Ḥasb Tartīb al-Nuzūl. To delve into al-Jābirī's interpretive thought, a theoretical-objective hermeneutic theory is utilized with two approaches: psychological (understanding al-Jābirī's character through his life background, geographical, socio-political context, and intellectual journey) and linguistic (specifically reading al-Jābirī's works). In his tafsir, al-Jābirī redefines the Qur'an as al-Ẓāhirah al-Qur’āniyyah (the Qur'anic phenomenon), which encompasses timeless, spiritual, and social da'wah elements, rejecting definitions that are ideologically laden and ahistorical. Al-Jābirī's interpretive methodology applies the principles of al-faṣl (separation of the reader from the object of reading for objectivity) and al-waṣl (reuniting the reader with the object of reading for contemporary relevance). Finally, al-Jābirī promotes Tafsir Nuzūlī (chronological interpretation) which emphasizes the logical relationship between the historicity of Muhammad's da'wah journey and the Qur'anic verses as responses, with mapping based on the Meccan and Medinan periods. This aims to make the Qur'an speak and introduce itself, while also remaining relevant to contemporary times.