Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KOMERSIALISASI KESEHATAN PADA TALKSHOW DI MEDIA TELEVISI Galuh Aulia Ramadhanti; Indriyani Idris; Inne Pujiati
Jurnal Media Komunikasi Vol. 1 No. 2 (2024): Media Komunikasi
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/mdkm.v1i2.42561

Abstract

Penelitian ini mengkaji komersialisasi kesehatan pada acara talkshow di media televisi, dengan fokus pada dua stasiun televisi swasta utama di Indonesia: Metro TV dan TV One. Melalui analisis konten, penelitian ini mengidentifikasi bagaimana acara-acara kesehatan ini mencerminkan strategi kapitalisme media. Sponsorship dan iklan dari perusahaan farmasi, produk kesehatan, serta layanan medis sering kali mendukung acara-acara tersebut. Produk-produk ini ditampilkan atau disebutkan secara positif selama acara berlangsung, mendorong penonton untuk membeli atau menggunakan produk yang diiklankan. Selain itu, acara kesehatan sering kali menyasar segmen pasar tertentu dengan kebutuhan kesehatan spesifik, memungkinkan pemasaran produk yang sesuai dengan demografi penonton. Konten kesehatan juga dikemas untuk menarik perhatian dan meningkatkan rating, yang pada gilirannya menarik lebih banyak iklan. Kadang-kadang, ahli kesehatan yang muncul di acara tersebut memiliki hubungan komersial dengan produk atau layanan yang mereka promosikan, meskipun tidak selalu diungkapkan kepada penonton. Penelitian ini juga mengeksplorasi penerapan teori agenda setting dalam penggambaran topik kesehatan oleh Metro TV dan TV One. Media memiliki kemampuan untuk memengaruhi isu-isu apa yang dianggap penting oleh publik melalui pemilihan topik, framing, prioritas isu, dan pengaruh pada kebijakan publik. Topik-topik kesehatan yang sering muncul di acara ini menjadi lebih diperhatikan oleh publik karena mendapatkan eksposur lebih besar. Media dapat menetapkan prioritas isu kesehatan tertentu dengan memberikan lebih banyak waktu tayang dan liputan yang mendalam, yang mengarahkan penonton untuk menganggap isu tersebut lebih penting dibandingkan isu lainnya. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bagaimana acara kesehatan di televisi berperan dalam memengaruhi persepsi publik dan menentukan isu- isu kesehatan yang menjadi fokus perhatian masyarakat dalam konteks komersialisasi media.
MEMBANGUN KESADARAN DIGITAL DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN BERBASIS GENDER ONLINE PADA REMAJA Galuh Aulia Ramadhanti; Iis Mardiansyah
Bestari: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 2 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/dpkm.v5i2.4381

Abstract

: Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) merupakan ancaman nyata dalam era digital yang berdampak serius terhadap remaja, khususnya pelajar yang aktif di media sosial namun minim pemahaman tentang etika dan perlindungan digital. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan keterampilan siswa dalam mengenali, mencegah, dan merespons KBGO melalui pendekatan sosialisasi edukatif berbasis literasi digital dan kesetaraan gender. Kegiatan dilaksanakan di SMAS Al Mubarak dengan melibatkan 21 siswa sebagai peserta. Metode pelaksanaan mencakup pre-test, lima sesi sosialisasi interaktif, post-test, dan refleksi peserta. Hasil pre-test menunjukkan rendahnya tingkat pemahaman peserta terhadap konsep KBGO, dengan rata-rata skor pada indikator “mengetahui definisi KBGO” sebesar 80 dan “etika bermedia” sebesar 78. Setelah pelaksanaan, hasil post-test menunjukkan peningkatan signifikan, di antaranya skor “definisi KBGO” naik menjadi 98 (+22,50%) dan “etika bermedia” menjadi 87 (+11,54%). Meskipun sebagian besar indikator mengalami peningkatan, pemahaman tentang tindakan bermedia masih menjadi tantangan yang perlu pendalaman lebih lanjut. Temuan ini menunjukkan bahwa pendekatan sosialisasi yang bersifat partisipatif dan kontekstual mampu mendorong perubahan pemahaman dan sikap peserta secara signifikan. Kegiatan ini juga membuka ruang diskusi yang aman bagi siswa untuk merefleksikan pengalaman digital mereka secara kritis. Simpulan dari kegiatan ini menegaskan pentingnya integrasi isu KBGO ke dalam kebijakan dan kurikulum sekolah, serta perlunya keterlibatan guru dan komunitas dalam menciptakan budaya digital yang aman, inklusif, dan etis. Kata kunci: kekerasan berbasis gender online, literasi digital, etika digital, pelajar, pengabdian kepada masyarakat