Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

RIDGE AND LASSO PERFORMANCE IN SPATIAL DATA WITH HETEROGENEITY AND MULTICOLLINEARITY Tiyas Yulita; Asep Saefuddin; Aji Hamim Wigena
FORUM STATISTIKA DAN KOMPUTASI Vol. 20 No. 2 (2015)
Publisher : FORUM STATISTIKA DAN KOMPUTASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.984 KB)

Abstract

Spatial heterogeneity becomes a separate issue on the analysis of spatial data. GWR (Geographically Weighted Regression) is a statistical technique to explore spatial nonstationarity by form the differrent regression models at different point in observation space. Multicollinearity is a condition that the independent variables in model have linear relationship. It would be a problem for estimation parameters process, because that condition produces unstable model. This problem may be found in GWR models, which allow the linear relationship between independent variables at each location called local multicollinearity. GWRR (Geographically Weighted Ridge Regression) and GWL (Geographically Weighted Lasso) which use the concept of ridge and lasso is shrink the regression coefficient in GWR model. GWRR and GWL techniques are consider to be capable of overcoming local multicollinearity to produce more stable models with lower variance. In this study, GWRR and GWL is used to model Gross Regional Domestic Product (GRDP) in Java using kernel exponential weighted function. The results showed that GWL has better performance to predict GRDP with lower RMSE and higher value than GWRR.Keyword : Spatial Heterogeneity, GWR, Local Multicollinearity, Ridge, Lasso
Peningkatan Kesadaran Keamanan Informasi Melalui Kegiatan Online Workshop Menggunakan Platform Quizizz Amiruddin Amiruddin; Ira Rosianal Hikmah; Tiyas Yulita; Dimas Febriyan Priambodo; Jeckson Sidabutar
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2022): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v6i3.3672

Abstract

Kesadaran keamanan informasi merupakan salah satu faktor penting dalam pengukuran Global Cybersecurity Index (GCI). Peningkatan jenis dan jumlah ancaman serangan siber mengakibatkan pengguna sulit mengetahui dan memahaminya. Pencurian data pelanggan marketplace adalah contoh nyata dari ancaman tersebut, yang apabila tidak segera ditangani, dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk online workshop merupakan salah satu upaya yang dilakukan di masa pandemi Covid-19 untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai keamanan informasi. Kegiatan ini dilakukan di STMIK Sinar Nusantara Surakarta dengan jumlah peserta 105 orang, meliputi penyampaian materi dan evaluasi pemahaman peserta. Materi yang diberikan terkait keamanan informasi, teknologi pengambil informasi, rekayasa sosial, dan live demo serangan siber. Adapun evaluasi terhadap peserta workshop dilakukan dengan mengerjakan soal-soal terkait materi yang dibahas sebelumnya melalui platform Quizizz. Jawaban dari peserta dianalisis dengan metode statistik yaitu pengujian beda rataan dan diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman keamanan informasi peserta workshop secara signifikan dengan rata-rata peningkatan sebesar 13%.
Cyberaksi 3.0 Empowering Cybersecurity Skill Arizal; Amiruddin; Priambodo, Dimas Febriyan; Sidabutar, Jeckson; Hikmah, Ira Rosianal; Sunaringtyas, Septia Ulfa; Yulita, Tiyas
Jurnal Pelita Pengabdian Vol. 2 No. 2 (2024): Juli 2024
Publisher : DPPM Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37366/jpp.v2i2.4870

Abstract

Kesadartahuan terhadap keamanan siber menjadi salah satu hal yang perlu dimiliki oleh masyarakat seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Salah satunya pemanfaatan teknologi jaringan 5G selain meningkatkan kualitas layanan berbasis internet, juga memberikan ancaman baru yang patut diwaspadai. Program kesadartahuan dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terkait pemanfaatan teknologi 5G, berbagai ancaman keamanan siber yang muncul akibat adanya teknologi ini serta rekomendasi aksi yang bisa dilaksakan untuk memitigasi risiko yang muncul. Program pengabdian masyarakat ini disampaikan dalam bentuk webinar dilengkapi dengan workshop Capture The Flag untuk meningkatkan kemampuan peserta mengidentifikasi kerawanan. Dari hasil analisis pretest-posttest sejumlah 544 peserta, dinyatakan bahwa program kesadartahuan Cyberaksi 3.0 dengan tema empowering cybersecurity skill efektif meningkatkan pengetahuan peserta dengan nilai t_((0,025;107))=1,98.
Perancangan Kriteria CSA Sektor Industri Energi berdasarkan CIS Control dan Peraturan Menteri BUMN Andriawan, Melandy; Hikmah, Ira Rosianal; Yulita, Tiyas
Info Kripto Vol 19 No 2 (2025)
Publisher : Politeknik Siber dan Sandi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56706/ik.v19i2.126

Abstract

Perkembangan teknologi digital di Indonesia tumbuh sangat pesat dan telah mendorong lonjakan pemanfaatan ruang siber. Dengan kemudahan akses serta fleksibilitasnya, ruang siber kini menjadi tulang punggung utama aktivitas di era modern. Tidak hanya digunakan masyarakat luas, ruang siber juga menopang berbagai sektor strategis nasional yang tergolong sebagai Infrastruktur Informasi Vital Nasional (IIVN), termasuk sektor industri energi. Namun, di balik peluang besar tersebut, ruang siber menyimpan berbagai kerentanan yang berpotensi menjadi celah serangan siber. Untuk menjawab tantangan ini, organisasi perlu menerapkan Cyber Security Audit (CSA) sebagai upaya evaluasi menyeluruh atas tingkat keamanan sistem yang mereka kelola. CSA dapat mengacu pada standar internasional, seperti NIST Cybersecurity Framework (CSF), CIS Controls, maupun COBIT. Dalam penelitian ini, NIST CSF dan CIS Controls dipilih karena memiliki struktur hierarkis yang jelas, terukur, serta mudah diimplementasikan. Lebih jauh, kedua standar tersebut diselaraskan dengan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-02/MBU/02/2018 dan PER-03/MBU/02/2018 sebagai landasan hukum pelaksanaan audit. Hasil dari proses harmonisasi ini melahirkan seperangkat 160 pertanyaan audit, yang dikelompokkan ke dalam empat domain utama: Identify (23 pertanyaan), Protect (90 pertanyaan), Detect (35 pertanyaan), dan Respond (12 pertanyaan).