Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implementasi Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Kepekaan Sosial Pada Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Darul Ma’arif Kabupaten Bandung Deny Setiawan; Ahmad Arif Baihaqi; Adang Hambali; Hasan Basri
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 2 No. 7 (2024): GJMI - JULI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v2i7.664

Abstract

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial di Madrasah ialah untuk mengembangkan potensi parasiswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di Madrasah memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di madrasah diorganisasikan secara baik. Sesuai dengan permasalahan penelitian yang berjudul Implementasi Pembelajaran IPS untuk meningkatkan kepekaan sosial pada siswa di Madrasah Tsanawiyah Darul Ma’arif Kabupaten Bandung, maka pendekatan penelitian yang dipakai adalah pendekatan kualitatif . Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan bagaimana aktualisasi pembelajaran IPS pada siswa melalui pemaparan data-data dan dokumen secara tertulis. Pelaksanaan pembelajaran di kelas tidak sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru. Pembelajaran terpusat pada guru tidak banyak aktifitas yang dicatat selain mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru kemampuan siswa mengemukakan pendapat maupun bertanya dan menjawab pertanyaan sangat kurang. Penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar siswa yang dilakukan berdasarkan indikator, dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun dalam bentuk lisan, pengamatan kinerja, sikap, keterampilan dan penilaian diri. Dalam menentukan penilaian hendaknya dengan menggunakan acuan kriteria, sistem penilaian berkelanjutan, hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dan penilaian harus sesuai dengan pengalaman belajar yang dialami oleh siswa.Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kepekaan sosial yaitu guru tidak dapat langsung melaksanakan yang aktif, inovatif, efektif, kratif dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai serta hasil pembelajaran kurang memuaskan, kepekaan sosial siswa tidak terbentuk.Sebagai pihak yang paling strategis dan memiliki kewenangan dalam menentukan kebijakan – kebijakan pendidikan pada tingkat sekolah diharapkan memberikan dorongan dan kesempatan yang seluas – luasnya kepada guru untuk mengembangkan potensinya melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan, seminar, MGMP serta meningkatkan pengawasan terhadap kinerja guru yang berhubungan dengan proses pembelajaran seperti penyusunan rencana, pelaksanaan dan eveluasi pembelajaran.
Manajemen Kurikulum Berbasis Demokratisasi Pendidikan Pada Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka Dede Indra Setiabudi; Ahmad Arif Baihaqi; Mahmud; Mohamad Erihadiana
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 3 (2024): DIDAKTIKA Agustus 2024
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.909

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi manajemen kurikulum berbasis demokratisasi pendidikan dalam implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka di perguruan tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen dari beberapa perguruan tinggi yang telah mengadopsi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kurikulum yang demokratis melibatkan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Demokratisasi pendidikan dalam konteks ini mencerminkan adanya kebebasan akademik yang lebih luas, fleksibilitas dalam pemilihan mata kuliah, serta pengembangan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Penelitian ini juga menemukan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam penerapan kurikulum tersebut, seperti resistensi terhadap perubahan, keterbatasan sumber daya, dan kebutuhan akan pelatihan bagi dosen. Kesimpulannya, manajemen kurikulum berbasis demokratisasi pendidikan pada Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka memberikan peluang bagi terciptanya lingkungan belajar yang lebih inklusif dan responsif terhadap dinamika perkembangan global, namun memerlukan komitmen dan kolaborasi yang kuat dari semua pihak terkait.