Masih banyak mahasiswa Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia yang kurang efektif dalam berkomunikasi, baik melalui media digital ataupun secara langsung. Menurut Devito konsep diri dan intensitas komunikasi termasuk kedalam faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal, maka dari itu penelitian ini mengkaji hubungan konsep diri, intensitas komunikasi, dan efektivitas komunikasi interpersonal di kalangan mahasiswa serta seberapa besar pengaruh konsep diri dan intensitas komunikasi terhadap efektivitas komunikasi interpersonal di kalangan mahasiswa yang masih terbatas. Penelitian ini mengadaptasi alat ukur TSCS yang dikembangkan oleh Wiliam H. Fitts, instrumen intensitas yang dikembangkan dari teori terpaan media oleh Rosengren, dan efektivitas komunikasi interpersonal yang dikembangkan dari teori Devito. Variabel dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu konsep diri dan intensitas komunikasi, serta satu variabel terikat efektivitas komunikasi interpersonal. Transformasi data dilakukan dengan teknik normalisasi min-max untuk menjaga proporsionalitas nilai. Uji asumsi parametrik klasik seperti normalitas, linearitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas dilaksanakan untuk memastikan kelayakan model. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan positif dan signifikan pada taraf 95%, sedangkan uji korelasi parsial juga menunjukkan hasil positif dan signifikan pada taraf 90%. Selain itu, uji F melalui ANOVA pada model regresi linear berganda menunjukkan pengaruh yang signifikan, demikian pula uji t terhadap masing-masing koefisien regresi dan titik potong pada efektivitas komunikasi interpersonal. Nilai koefisien determinasi (R²) dalam penelitian ini sebesar 22,3%. Maka dari itu, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara konsep diri, intensitas komunikasi, dan efektivitas komunikasi interpersonal pada mahasiswa. Kedua variabel independen ternyata berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap efektivitas komunikasi interpersonal, dengan pola hubungan yang konsisten terhadap sampel yang ada, maupun sampel baru.