Penelitian ini berfokus pada peran manajemen keragaman dalam mendorong perilaku inovatif di tempat kerja dengan menganalisis kajian literatur yang relevan. Manajemen keragaman mencakup pengelolaan perbedaan karyawan baik dari segi karakteristik yang tampak, seperti usia, gender, dan etnis, maupun aspek kognitif seperti pengetahuan dan pola pikir. Keberagaman ini diyakini dapat memperkaya gagasan dan meningkatkan kreativitas, yang pada akhirnya mendorong perilaku inovatif. Namun, adanya keberagaman juga berpotensi memunculkan konflik, kesalahpahaman, serta ketidakselarasan dalam kolaborasi yang dapat menghambat inovasi. Oleh karena itu, penelitian ini menyoroti pentingnya menciptakan iklim organisasi yang kondusif bagi inovasi, dengan mengedepankan budaya kerja yang inklusif dan mendukung kerjasama antar karyawan. Iklim organisasi yang mendukung, khususnya yang berfokus pada kolaborasi dan budaya tim atau klan, dapat meminimalkan dampak negatif dari keberagaman dan memungkinkan pemanfaatan potensi penuh setiap individu. Manajemen keragaman yang efektif berperan dalam menciptakan kondisi di mana perbedaan antar individu menjadi aset untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas bersama. Dengan demikian, implementasi kebijakan dan strategi manajemen yang mengintegrasikan nilai-nilai inklusif dalam budaya organisasi menjadi krusial dalam mengoptimalkan manfaat dari keberagaman karyawan serta mendorong perilaku inovatif yang berkelanjutan di tempat kerja.Kata Kunci: Manajemen Keragaman, Perilaku Inovatif, Iklim Organisasi, Keberagaman Kognitif, Keberagaman Tampak