Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENDIDIKAN KELUARGA SAKINAH (Bagi Jamaah Tablig Perspektif Nilai-Nilai Islam) Sadiran Sadiran
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 1 (2018): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i1.319

Abstract

AbstrakPendidikanKeluarga Sakinah Menurut Jama’ah Tablig lebih menerapkan isi dari dhohirnya ayat al-Qur’an dan sunnah saja (cenderung bersifat tekstual). Seperti masalah berpakaian. Untuk jenis dan warna pakaian, menurut mereka wajib mengikuti dan harus sama persis seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Sedangkan pada masalah kehidupan rumah tangganya, di dalam konsepnya JamaahTablig ada beberapa pendapat yang terkesan diskriminatif dan  bias jender, terutama yang menyangkut masalah keseimbangan hak dan kewajiban antara suami dan istri. umumnya pada masalah pengklasifikasian hak dan kewajiban dalam rumah tangga di mana istri selalu ditempatkan pada posisi kedua (inferior) setelah suami (superior).Sebagai catatan bahwa pada dataran aplikatif, tiap-tiap anggota Jama’ah Tablig antara satu dengan lainnya tidak harus sama cara atau metode yang dipakai di dalam mengamalkan dan menjalankan ajaran agama. Artinya tidak ada ketetapan khusus yang harus diikuti oleh tiap-tiap anggotanya.Nilai adalah kadar, banyak sedikit isi, kualitas. Nilai adalah hal-hal atau sifat-sifat yang bermanfaat atau penting untuk kemanusiaan.Nilai merupakan sesuatu yang dianggap berharga dan menjadi tujuan yang hendak dicapai. Nilai secara praktis merupakan sesuatu yang dianggap bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bidang pendidikan, nilai memiliki arti membentuk yaitu nilai usaha pendidik yang dapat meningkatkan kemampuan, prestasi dan pembentukan watak (character building) peserta didik.Pengajaran Pendidikan Agama Islam yang masih dilakukan cenderung konvensional-tradisional serta monoton. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan karena sejauh apapun materi dapat dikuasai guru tanpa disampaikan dengan metode yang jitu akan berakibat pada hasil belajar yang kurang maksimal.Keluarga yang sakinah adalah keluarga yang tercukupi secara material maupun spiritualnya dhohir maupun batinnya. Kebutuhan tersebut harus diseimbangkan satu sama lainnya. Karena tidak akan tercipta ketenteraman rumah tangga, jika tanpa rezeki yang berkecukupan di dalam hidup, tercapai setiap keinginannya, dan menghindarkan diri dari segala cobaan, maka terciptalah sebuah keluarga yang dinamakan sakinah, mawaddah, warahmah. Kata Kunci : Keluarga Sakinah dan Nilai Pendidikan Islam
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MANAJEMEN MUTU TERPADU DI SMA MUHAMMADIYAH 2 NGAWI Sadiran Sadiran
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 2 (2018): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i2.330

Abstract

AbstrakDalam perspektif Total Quality Management atau Manajemen Mutu Terpadu (selanjutnya disebut MMT), peningkatan mutu lembaga harus berasal dari pimpinan, sebagaimana diungkapkan oleh Edward sallis, “leadership and commitment to quality must come from the top. all model of quality emphasize that without the drive of senior management quality inisiative will be short-lift. (Kepemimpinan dan komitmen terhadap mutu harus datang dari atas. Seluruh tokoh mutu menekankan bahwa tanpa dukungan dari manajemen senior, maka sebuah inisiatif mutu tidak akan bertahan hidup).    Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dalam pendidikan sejak lama telah diawali dari negara-negara maju, seperti Amerika (1990), jepang dan negara-negara maju lainnya. Meski pada awalnya banyak dari pakar pendidikan yang meragukan tentang keberhasilan MMT di dunia pendidikan, namun keraguan ini tertepis setelah adanya hasil dengan meningkatnya mutu pendidikan dengan penerapkan MMT. Penelitian yang penulis laksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Ngawi menunjukkan hasil tentang Implementasi Kepemimpinan Manajemen Mutu Terpadu melalui beberapa tahap sebagai berikut: (1) Perumusan Konsep Mutu Terpadu di SMA Muhammadiyah 2 Ngawi meliputi perumusan visi, misi dan tujuan sekolah. (2) Mengidentifikasi urusan-urusan (fungsi-fungsi) untuk mencapai tujuan. (3) Menentukan alternative langkah-langkah pemecahan masalah yang dihadapi. (4) Menyusun rencana program peningkatan mutu. (5) Sosialisasi Konsep Mutu Terpadu Kepada seluruh pegawai. (6) Penerapan pada pelayanan (service), proses (process), produk (product), Sumber daya manusia (human resourcess), lingkungan. (7) Penerapan strategi peningkatan mutu pendidikan sekolah standar nasional di SMA Muhammadiyah 2 Ngawi meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan.Kata Kunci :  Kepemimpinan Manajemen Terpadu, Mutu Pendidikan Sekolah.
KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA SIKEP DI SUMBER Sadiran Sadiran
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 13 No 1 (2019): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v13i1.352

Abstract

AbstrakPembangunan karakter bangsa yang menjadi salah satu perhatian kuat pemerintah sepatutnya disambut baik dan dirumuskan langkah-langkah sistematik dan komprehensif. Sifat baik manusia yang membawa manusia kepada kebebasan sejati terhadap apapun yang ada, menuju kepada ketundukan kepada Allah swt. Penanaman karakter ini dilakukan selama 13 tahun oleh Rasulullah saw, waktu yang cukup panjang, namun hanya sebagian orang saja yang mampu melepaskan budaya adigang adigung, berani mengingkari kebiasaan buruk, dan menuju jalan yang terang. Saat ini, di era modern ini, kita bersyukur sebagian besar penduduk bangsa ini telah menganut Islam sebagai agamanya, melepaskan adat budaya yang berusaha dihapus dan dihilangkan oleh para pembawa Islam jika budaya tersebut bertentangan dengan prinsip karakter bangsa, semua itu dapat mendatangkan kebaikan dan hanya, Allah-lah yang mampu mendatangkan kebaikan dan keburukan.yang saat ini sudah mulai terkikis. Kepribadian anak dibentuk sejak dini, orang tua haruslah memiliki karakter yang berkualitas. Namun alangkah baiknya jika orang tua juga mengerti materi-materi karakter, sehingga orang tua dapat membekali anak-anaknya dengan keilmuan yang didukung dengan ketauladanan  sehingga terbentuk kepribadian seorang anak sejati.Pendidikan karakter dalam keluarga membuat anak mampu memiliki kesadaran berdasarkan kepada pengetahuan yang benar, sehingga anak tidak hanya menerima”. Dengan mengajarkan karakter yang bersumber dari perilaku baik, maka karakter yang terbentuk dalam jiwa anak disertai dengan contoh perilaku kedua orangtuanya dan ilmu pengetahuan yang berdasarkan kepada argumen-argumen dan bukti-bukti yang benar, serta dapat dipertanggungjawabkan dimasa yang akan datang Kata Kunci : Pendidikan Karakter dan Keluarga Sikep
NILAI-NILAI ISLAM DALAM BUDAYA MBANGUN CANDI WARGA SIKEP KARANGPACE BANJAREJO Sadiran Sadiran
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 13 No 2 (2019): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v13i2.360

Abstract

Abstrak Islam ahlussunnah wal jamaah yang menjadi paham Nahdlatul Ulama memberikan arah pendidikan dan pengajaran dengan muatan ahlakul karimah kepada umat Islam, sehingga diharapkan lahir generasi umat Islam yang bisa berjuang untuk membangun bangsa dan Negara baik dari aspek lahir maupun batin, sumber daya manusia maupun sumber daya alam.Keyakinan para pengikut Ki Engkrek adalah salah satu murid Ki Samin Surasentika menurutnya jika manusia berperilaku baik ketika hidupnnya maka dia akan nitis (ikut manusia) lagi ketika sudah mati. Demikian juga sebaliknya, jika manusia dalam hidupnya menyimpang dan melakukan perbuatan yang tidak baik, maka ketika sudah meninggal dunia tidak bisa hidup bersama manusia lagi. Mereka akan menempel pada batu besar, pohon, dan bahkan dengan kewan alasan (hewan yang tidak jinak dengan manusia) atau hidupnya akan lebih sengsara dan jauh dari manusia. Perbuatan buruk membuat keyakinan mereka seperti itu, maka tidak ada pengaruhnya doa keluarga yang masih hidup, seperti umumnya slametan yang dilakukan oleh orang Jawa. Berdasarkan dari sumber lisan yang didapat dari penduduk tidak dapat menceritakan sejak kapan Budaya mbangun Candi ini dilakukan.Mereka hanya dapat menyatakan bahwa upacara ini sudah sejak dulu dilakukan, kini mereka tinggal meneruskan adat yang telah berlaku turun temurun. Budaya mbangun candi  salah satu bentuk upacara budaya yang diwariskan oleh orang tua atau sering di lakukan oleh para leluhur. Di dusun Karangpace terdapat dua pasareyan yaitu pasareyan lor dan pasareyan warga Sikep. Kata Kunci : Nilai-Nilai Islam dan Budaya Mbangun Candi
UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN PADA SDIT AL MUKMINUN NGRAMBE (Analisis Kepemimpinan Al Mukminun) Sadiran Sadiran
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 14 No 1 (2020): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v14i1.398

Abstract

AbstrakPenelitian yang diadakan di SDIT Al Mukminun Sanggrahan Ngrambe ini bertujuan untuk memperoleh, mengungkap sekaligus menganalisa secara mendalam tentang cara yang digunakan oleh Kepala SDIT Al Mukminun Ngrambe dalam kaitannya peningkatan kualitas sekolahnya. Dan juga untuk mengetahui sampai sejauh mana SDIT Al Mukminun Ngrambe yang menjadi SD Unggulan menggali info awal bagi prosedural penyusunan dan pengupayaan strategi-strategi jitu bagi peningkatan kualitas sekolahnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan oleh kepala sekolah yang concern terhadap  lembanganya sebagai salah satu referensi mengenai strategi peningkatan mutu pendidikan di sekolah.Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif-kualitatif dengan mengambil lokasi penelitian di SDIT Al Mukminun Ngrambe. Lokasi ini dipilih dikarenakan  Al Mukminun Ngrambe semenjak tahun 2008 telah dipilih dan dipercaya oleh Dinas Pendidikan sebagai sekolah model bagi sekolah-sekolah lain di sekitarnya baik yang bertaraf lokal maupun nasional. Teknik pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan analisis data.Hasil penelitian menunjukkan:  Strategi peningkatan kualitas  Al Mukminun diupayakan oleh seluruh komponen yayasan sebagai sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga Al Mukminun secara kekeluargaan. Hal ini bertujuan agar seluruh warga Al Mukminun dapat merasa memiliki lembaga pendidikan tersebut, juga sebagai salah satu cara efektif merecharge semangat dan motivasi kerja para pengelola yayasan. Penelitian ini dimulai dari menyusun secara berkala formulasi strategi dengan melihat secara objektif setiap potensi yang ada di lingkungan internal dan eksternal yang dihadapinya. Setelah formulasi dilakukan oleh tenaga kependidikan, kemudian Al Mukminun mengupayakan untuk menerjemahkan visinya agar dapat lebih diketahui secara rinci, dicermati dan diamalkan oleh semua warga Almukminun dan juga stake holders. Kata Kunci : Pendidikan, Kepala Sekolah, SDIT Al Mukminun
FUNGSI DAN MAKNA UPACARA ADAT SADRANAN DI DUSUN BOMBONGAN DESA MANISHARJO Sadiran Sadiran
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 14 No 2 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v14i2.435

Abstract

AbstrakPandangan hidup orang Jawa atau filsafat Jawa, terbentuk dari gabungan alam fikiran Jawa tradisional. Kepercayaan Hindu dan ajaran tasawuf/mistikisme Islam. Pandangan tersebut sering disebut ilmu kejawen atau yang dalam bahasa kesusasteraan Jawa dikenal dengan ilmu kesempurnaan.Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode deskriptif-analitik. Data-data yang diteliti adalah data-data yang berkaitan dengan produk pemikiran tokoh desa.  Hal ini dimaksudkan agar permasalahan dapat dianalisa secara cermat dan teliti, sehingga mendapatkan data yang lengkap mengenai tradisi masyarakat tentang budaya di pedesaan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksaan tradisi Sadranan terhadap budaya lokal di Bombongan, didasarkan pada pentingnya sebuah obyektifikasi sosial dengan merubah epistemologi mistik ke epistemologi logis. Budaya lokal merupakan terminologi yang hanya bisa hidup di wilayah tertentu dan berkeadaban. Tentu saja kerangka gotong royong serta kerja sama berasal dari,diri masyarakat setempat oleh, dan untuk mesyarakt modern. Sementara logika (mistis) primitif mengindikasikan suatu kehidupan masyarakat terbelakang, sederhana, bersahaja, bahkan nomaden (pra modern). Kata Kunci : Fungsi dan makna, adat sadranan, desa Manisharjo
PEMIKIRAN PESTALOZZI TENTANG PENDIDIKAN Sadiran Sadiran
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 16 No 2 (2022): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v16i2.689

Abstract

Abstract: the basic principles of teaching that Pestalozzi advocated can be seen in the methods of teaching subjects in modern schools, such as arithmetic, language, geography, drawing, composing, natural education, physical education, manual work and music. Although his teaching methods in the classroom were sometimes inconsistent and impractical, his methods and approaches were widely used in the late 19th and early 20th centuries. Pestalozzi's teaching method is based on a general conclusion that knowledge must start from an understanding, observation and relationship with nature, all of which are experiences instead of words or books. Students should be guided by an attentive teacher, one who really understands about children and the lessons to be taught. Each student also needs careful guidance in choosing objects or natural phenomena that they will observe and what kind of relationship they must live by formulating certain principles in the lesson. Pestalozzi's thinking in educational programs emphasizes understanding, natural science education, arithmetic by rote and the teaching of music, drawing and handwriting. Keywords: Petalozzi Thought and Education
Studi Tentang Perubahan Sosial Samin di Klopoduwur Sadiran Sadiran; Arif Ma'mun Rifa'i
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 17 No 1 (2023): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsutjurnalstudiislamdansosial.v17i1.848

Abstract

Abstract: Now days, the importance of education has been realized by most of modern people, they consider that to fulfill human needs is required to have skills of life in some necessities. In getting it cannot be separated from education, both formal and non-formal education. Some people view that formal education is not so important in intervening to the future of their children. This article aims to discribe the upbringing of Samin residents particularly Sikep tribe through qualitative descriptive with phenomenologhy approach. The research found that, the condition of the Samin people who are far from modernization makes the Sikep Samin people is not easily influenced by outside cultures, based on observation was found that; first; the Samin people are known as indigenous peoples who have differences from other communities, the difference is very visible from the concept of marriage, that Samin people do not recognize the concept of polygamy. Second, the Samin people uphold the values ​​of tolerance in society, this is proven that they do not disturb the surrounding community even though they have different beliefs. Third, Samin has logical rational thinking and requirements for the meaning of his own local wisdom, it makes them having good existence amidst the pressures of modernization. Strong resistance is also at the high level of basic values ​​that grow and develop, especially the values ​​that exist in the Samin community which are full of local wisdom. Unfortunetly Sedulur Sikep residents have not  a special formal school yet. In addition, they have not received learning facilities for their children Sikep community, or public schools with special additional material on the local content curriculum that contains their culture and integrates it with the state curriculum. On the other hand, the government views that the Samin people are part of Blora's local wisdom that needs to be maintained and preserved, but this view needs to be followed up with concrete steps, as solution of how the children of Sedulur Sikep residents are happy and willing to learn and go to school with a special curriculum content for theim. Keywords: Parenting, Sedulur Sikep and Social Change   Abstrak: Pentingnya pendidikan di era sekarang telah di sadari oleh kebanyakan manusia modern, mereka berpandangan bahwa untuk memenuhi kebutuahan manusia dituntut untuk memiliki kecakapan hidup dalam segala hal dan untuk mendapatkan kecakapan hidup tidak dapat dipisahkan dari pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal, Sebagian orang memandang bahwa pendidikan formal bukan pendidikan yang penting dalam mengintervensi kecakapan masa depan anak anak mereka. Artikel ini menelaah tentang bagaimana pola asuh warga sikep suku samin, dengan menggunakan pendekatan fenomenologi kualitatif deskriptif. Dari kajan lapangan diperoleh bahwa. Kondisi orang-orang suku samin yang jauh dari modernisasi menjadikan suku samin warga sikep tidak mudah terpengaruh dari budaya luar, dari kajian lapangan diperoleh bahwa; pertama, masyarakat Samin dikenal sebagai masyarakat adat yang memiliki perbedaan dengan masyarakat lainya, perbedaan sangat tampak terlihat dari konsep perkawinan, bahwa masyarakat Samin tidak mengenal konsep poligami. Kedua, masyarakat Samin menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dalam bermasyarakat, hal ini terbukti bahwa mereka tidak mengganggu masyarakat sekitar meskipun berbeda keyakinan. Ketiga, Samin memiliki rasionalitas berfikir yang logis serta syarat akan makna dari kearifan lokal tersendiri, sehingga memiliki resistensi keberadaannya di tengah desakan perkembangan modernisasi. Resistensi yang kuat juga pada tataraan nilai-nilai dasar yang tumbuh dan berkembang khususnya nilai yang ada pada masyarakat Samin sarat dengan kearifan local.warga Sedulur Sikep belum memiliki sekolah formal khusus. Serta mereka belum mendapatkan fasilitas belajar untuk anak-anak dari masyarakat samin sedulur sikep, atau sekolah umum dengan tambahan materi khusus tentang kurikulum muatan lokal yang menjembatani budaya mereka dipadukan dengan kurikulum negara. Di sisi lain pemerintah  memandang bahwa masyarakat Samin adalah bagian dari kearifan lokal Blora yang perlu  dijaga dan dilestarikan, namun pandangan ini perlu diikuti dengan langkah kongkret, berupa adanya solusi bagaimana anak-anak warga Sedulur Sikep senang dan bersedia belajar serta pergi ke sekolah dengan kurikulum muatan lokal Samin.   Kats Kunci : Mengasuh Anak, Sedulur Sikep, Perubahan Sosial
Implementasi Amaliyah Ubudiyah dalam Membentuk Karakter Religius di Madrasah Aliyah Swasta Pesantren Temulus Muhamad Bahrul Huda; Luluk Muasomah; Sadiran Sadiran
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 1 (2024): Edukasia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : LP. Ma'arif Janggan Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62775/edukasia.v5i1.863

Abstract

This research aims to provide a detailed description of how the amaliyah ubudiyah program is implemented at the MA Pesantren Temulus in the Ngawi area to influence the religious character of students. This research uses a descriptive qualitative approach. Data was collected through interviews, observation, and documentation. Bearing in mind the conclusions of this research, the Amaliyah Ubudiyah character formation program at the Temulus Islamic Boarding School begins with classroom learning using materials relevant to the course outline, syllabus, and RPP and continues with implementation through reflection. 5S (Sapa et al.) is fostered through the Amaliyah Ubudiyah program, as is appropriate clothing (neat, clean, covering the private parts), duha (prayer), reverence for predecessors, heroes, and religious figures, and reading. Friday Koran, Friday cleaning, PHBI, closing class prayer, congregational prayer during the day, keeping the school clean, and obeying the rules.