Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika geopolitik di Laut Cina Selatan dalam konteks keamanan maritim global, dengan fokus pada upaya-upaya untuk mencapai laut yang bebas dari hegemoni di era globalisasi. Laut Cina Selatan, sebagai salah satu jalur perdagangan maritim terpenting di dunia, telah menjadi arena persaingan strategis antar berbagai pemain regional dan global, terutama karena kekayaan sumber daya alam dan perairan yang strategis. Penelitian ini menggunakan pendekatan geopolitik kritis untuk memahami bagaimana klaim-klaim teritorial, kebijakan maritim, dan strategi diplomatik berinteraksi dalam menciptakan dinamika kekuasaan di wilayah ini. Dengan menggunakan metode kualitatif, termasuk analisis dokumen, studi kasus, dan wawancara dengan para ahli, penelitian ini akan memaparkan bagaimana negara-negara yang terlibat dalam konflik Laut Cina Selatan, seperti Cina, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Indonesia, serta pemain-pemain global seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, berupaya untuk memengaruhi struktur kekuasaan maritim. Analisis juga akan mempertimbangkan peran organisasi internasional dan hukum laut internasional dalam mengatur dan mendorong resolusi konflik. Hasil penelitian diharapkan akan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang kompleksitas geopolitik di Laut Cina Selatan dan implikasinya bagi keamanan maritim global. Selain itu, penelitian ini akan menawarkan rekomendasi strategis bagi pemangku kepentingan untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kolaborasi dalam mencapai laut yang bebas dari hegemoni, yang merupakan kunci untuk menjaga ketahanan maritim dan perdagangan internasional di era globalisasi.