Mahasiswa berada dalam fase kehidupan yang penuh dengan tantangan dan kesulitan. Pada masa ini, mereka dihadapkan pada berbagai tuntutan untuk menentukan sikap, membuat pilihan hidup, serta mengembangkan kemampuan beradaptasi. Adanya bukti dari penelitian-penelitian sebelumnya bahwa mahasiswa yang mengalami kesejahteraan yang buruk disebabkan oleh kurangnya dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti lebih dalam mengenai hubungan antara persepsi dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada mahasiswa di Jakarta yang berada dalam fase transisi menuju kedewasaan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan melibatkan partisipan berusia 18 - 25 tahun yang dikategorikan sebagai dewasa awal. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non-probability sampling dengan metode convenience sampling. Sebanyak 576 partisipan disurvei dengan menggunakan kuesioner yang telah disebarluaskan. Alat ukur yang digunakan terdiri dari Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), Satisfaction with Life Scale (SWLS), dan Positive Affect and Negative Affect Schedule (PANAS). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara persepsi dukungan sosial kesejahteraan subjektif dimensi kepuasan hidup, r(574) = 0.443, p < 0.01; dan afek positif, r(574) = 0.335, p < 0.01. Artinya semakin positif persepsi partisipan terhadap dukungan sosial, semakin baik kesejahteraan subjektif yang dimilikinya. Pada dimensi lain (afek negatif) terdapat hubungan negatif yang signifikan antara persepsi dukungan sosial dan afek negatif, dengan koefisien korelasi sebesar r(574) = -0.236, p < 0.01. Artinya semakin positif persepsi partisipan terhadap dukungan sosial, semakin sedikit emosi negatif yang dirasakan oleh individu. Analisis tambahan dalam penelitian ini juga menemukan bahwa tidak ada perbedaan persepsi dukungan sosial maupun kesejahteraan subjektif berdasarkan jenis kelamin, usia, atau semester studi. Kata Kunci: Dukungan Sosial, Kesejahteraan Subjektif, Mahasiswa