Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perubahan Iklim dan Resiko Bencana Banjir dalam Kondisi Eksisting Drainase Kota yang Tidak Berkelanjutan: Studi Kasus: Pada Kanal Jongaya, Kota Makassar Panguriseng, Darwis; Mahmuddin, Mahmuddin; Kuba, Muh. Syafaat S.
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 24 No. 3 (2024): Ecosystem Vol. 24 No 3, September - Desember Tahun 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/eco.v24i3.5400

Abstract

Siklus air adalah mekanisme keseimbangan bumi yang paling nyata terpengaruh oleh pemanasan global. Hal ini menciptakan efek domino pada elemen cuaca, seperti intensitas dan frekuensi curah hujan serta perubahan distribusi air dalam sistem hidrologi yang memicu perubahan iklim. Perubahan iklim meningkatkan curah hujan dan frekuensi hujan, yang berdampak pada efektivitas fungsi saluran dan drainase. Salah satu kasus yang dianalisis adalah keberlanjutan Kanal Jongaya di Makassar, yang hampir setiap tahun mengalami kelebihan kapasitas hingga menyebabkan banjir. Hasil analisis menunjukkan bahwa kapasitas Kanal Jongaya tidak lagi mampu menampung debit banjir tahunan akibat peningkatan curah hujan selama dua dekade terakhir. Tidak ada alternatif mitigasi atau adaptasi yang dapat diterapkan pada prasarana kanal tersebut selain pembangunan kanal baru dengan perencanaan yang komprehensif. Selain itu, penulis menyarankan beberapa langkah, seperti melakukan penelitian untuk menganalisis dampak reklamasi pantai terhadap fungsi Kanal Jongaya, meninjau kebijakan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang memengaruhi penurunan ruang terbuka hijau di sekitar kanal, serta melakukan studi kelayakan untuk membangun kolam retensi atau kolam regulasi sebagai solusi untuk mengurangi beban volume banjir di kawasan tersebut. The water cycle is a key mechanism for Earth's balance that is significantly affected by global warming. This creates a domino effect on weather elements, such as the intensity and frequency of rainfall, as well as the redistribution of water within the hydrological system, ultimately triggering climate change. Climate change increases rainfall intensity and frequency, impacting the effectiveness of drainage and channel systems on the Earth's surface. One analyzed case is the sustainability of the Jongaya Canal in Makassar, which nearly every year experiences overcapacity, leading to floods. The analysis revealed that the Jongaya Canal’s capacity can no longer accommodate the annual flood discharge due to increased rainfall intensity over the past two decades. There are no viable mitigation or adaptation measures for the existing canal infrastructure other than building a new canal with comprehensive planning. Additionally, the authors suggest several steps, including conducting research to analyze the impact of coastal reclamation on the functionality of the Jongaya Canal, reviewing building permit (IMB) policies that influence the reduction of green open spaces around the canal, and conducting feasibility studies to construct retention ponds or regulation ponds as solutions to reduce the flood volume burden in the area.
Analisis Kapasitas Kanal Pannampu Dalam Menunjang Eksistensi Sistem Drainase Berkelanjutan Kota Makassar Panguriseng, Darwis; Kuba, Muh. Syafaat S.; Djunur, Lutfi Hair
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 25 No. 1 (2025): Ecosystem Vol. 25 No 1, Januari - April Tahun 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/eco.v25i1.5920

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kapasitas Kanal Pannampu di Makassar sebagai sistem drainase primer dalam menghadapi permasalahan banjir. Metode yang digunakan meliputi prediksi debit banjir maksimum dengan memperhitungkan peningkatan curah hujan sebesar 10% akibat perubahan iklim, serta analisis komparatif antara potensi debit banjir dan kapasitas eksisting kanal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kanal Pannampu, dengan kapasitas 29,58 m³/det dan catchment area 6,92 km², tidak mampu menampung volume banjir tahunan yang terjadi saat ini. Selain itu, tindakan mitigasi yang ada hampir tidak efektif. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan kanal baru dengan perencanaan yang komprehensif untuk meningkatkan kapasitas drainase dan memastikan keberlanjutan fungsi sistem drainase di kota Makassar. This study aims to analyze the capacity of the Pannampu Canal in Makassar as a primary drainage system in dealing with flood problems. The methods used include prediction of maximum flood discharge by taking into account a 10% increase in rainfall due to climate change, as well as a comparative analysis between potential flood discharge and existing canal capacity. The results of the study indicate that the Pannampu Canal, with a capacity of 29.58 m³/sec and a catchment area of 6.92 km², is unable to accommodate the current annual flood volume. In addition, existing mitigation measures are almost ineffective. Therefore, it is necessary to build a new canal with comprehensive planning to increase drainage capacity and ensure the sustainability of the drainage system function in the city of Makassar.