This study explores how individuals with narcissistic personality tendencies utilize TikTok to shape and maintain their digital self-image. The study is grounded in theories of narcissism, personality, and online self-presentation. Its main focus is on how TikTok’s validation system such as likes, comments, and follower count affects user behavior. The research employs a qualitative case study approach involving three adolescent content creators (AI, RH, and AK) who exhibit more than five diagnostic criteria of Narcissistic Personality Disorder (NPD) as defined by the DSM-V. In-depth interviews and content analysis revealed that core narcissistic traits such as superiority, authority, and exhibitionism are consistently reinforced by TikTok’s interactive features. This study fills a gap in the existing literature, which has predominantly focused on platforms like Facebook in the context of digital narcissism. Few studies have thoroughly examined how TikTok’s algorithm characterized by rapid, open visual validation shapes narcissistic expression, particularly among urban youth in Indonesia. Thus, this research offers a novel contribution to understanding narcissism within a more dynamic and competitive digital culture. Although the subjects project confidence on social media, they also demonstrate emotional vulnerability in response to audience feedback. This indicates a fragile self-identity that heavily relies on external validation. The findings have implications for the development of psychological interventions based on digital media and expand our understanding of identity formation in the digital era, particularly in the fields of personality psychology and urban sociology. ABSTRAK Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana individu dengan kecenderungan kepribadian narsistik memanfaatkan TikTok untuk membentuk dan memelihara citra diri digital mereka. Studi ini berlandaskan teori narsisme, kepribadian, dan presentasi diri daring. Fokus utama adalah bagaimana sistem validasi TikTok seperti likes, komentar, dan jumlah pengikut mempengaruhi perilaku pengguna. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif terhadap tiga kreator konten remaja (AI, RH, dan AK) yang menunjukkan lebih dari lima ciri diagnostik Narcissistic Personality Disorder (NPD) menurut DSM-V. Wawancara mendalam dan analisis konten mengungkap bahwa ciri-ciri utama narsisme seperti superioritas, otoritas, dan exhibitionism diperkuat secara konsisten oleh fitur interaktif TikTok. Studi ini mengisi kekosongan dalam literatur yang sebagian besar sebelumnya berfokus pada platform seperti Facebook dalam konteks narsisme digital. Belum banyak penelitian yang secara mendalam mengeksplorasi bagaimana algoritma TikTok, dengan fitur visual dan sistem validasinya yang cepat dan terbuka, membentuk ekspresi narsisme, khususnya di kalangan remaja urban di Indonesia. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi baru dalam memahami narsisme dalam konteks budaya digital yang lebih dinamis dan kompetitif. Meskipun para subjek menampilkan kepercayaan diri di media sosial, mereka juga menunjukkan kerentanan emosional terhadap reaksi audiens. Hal ini menandakan identitas diri yang rapuh dan sangat bergantung pada validasi eksternal. Temuan ini memiliki implikasi terhadap pengembangan intervensi psikologis berbasis media digital serta memperluas pemahaman mengenai pembentukan identitas di era digital, khususnya dalam psikologi kepribadian dan sosiologi perkotaan.