Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERGULATAN IDENTITAS PERNIKAHAN SIRI DI KAMPUNG DOYO BARU (PENDEKATAN ENCODING-DECODING STUART HALL) Ahyar, Ahyar; Rahman, Hendra Yulia; Abza, M. Thohar Al
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 11 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji fenomena pernikahan siri di Kampung Doyo Baru, Jayapura, dengan menggunakan pendekatan Encoding-Decoding Stuart Hall. Meskipun tidak memiliki kekuatan hukum, pernikahan siri masih menjadi pilihan sebagian masyarakat, menimbulkan berbagai persoalan terkait hak-hak istri dan anak. Rumusan masalah berfokus pada bagaimana makna identitas pernikahan siri dikonstruksi oleh masyarakat setempat dan bagaimana proses encoding-decoding makna identitas tersebut. Tujuan penelitian adalah menganalisis pergulatan identitas dalam konteks pernikahan siri melalui proses encoding (produksi pesan) dan decoding (interpretasi pesan) berdasarkan teori Stuart Hall. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Informan terdiri dari pasangan yang melakukan pernikahan siri, tokoh adat, dan pejabat terkait. Analisis data menggunakan model interaktif, meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data dijamin melalui triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan proses encoding pernikahan siri dipengaruhi faktor ekonomi, budaya, dan agama. Faktor ekonomi sering menjadi alasan utama karena biaya yang lebih rendah. Faktor budaya dan agama berperan penting dalam memberikan justifikasi moral dan spiritual. Proses decoding menghasilkan tiga posisi khalayak: dominant-hegemonic reading, (menerima pernikahan siri sesuai nilai dan norma), negotiated reading (menegosiasikan makna dengan mempertimbangkan konteks pribadi), dan oppositional reading (menolak pernikahan siri). Kesimpulannya, pergulatan identitas dalam pernikahan siri di Kampung Doyo Baru mencerminkan kompleksitas interaksi antara tradisi, modernitas, dan regulasi negara. Penelitian ini berkontribusi dalam memahami dinamika pernikahan siri dan dapat menjadi pertimbangan bagi pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan terkait.
Helping Ease during Marriage: Tombor Magh as Social Ties among Family Members of Fakfak Family, West Papua, Indonesia Abza, M. Thohar Al; Purwati, Heni; Yusuf, Muhamad; Zulihi, Zulihi; Iribaram, Suparto
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol. 32 No. 2 (2024)
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.32.2.22985

Abstract

A tradition that is still carried out by the Patipi Pulau community of Fakfak Regency is the collection of dowry called the Tombor Magh tradition, which is determined by the female party to the male party through an agreement. The aim of the research is to determine the implementation of the Tombor Magh tradition and the impact of the Tombor Magh tradition carried out by the Patipi Island indigenous community in Fakfak Regency. This is qualitative research, using a social phenomenology paradigm. Research results the Tombor Magh tradition (collection of dowry) is carried out when marriages occur between members of the Fakfak traditional community. The Tombor Magh tradition is carried out at the groom's house. In tradition, there are reciprocal gifts made by the groom's family to cover the groom's lack of dowry. Giving to women is a gift. When Tombor Magh is not fulfilled, the consequences are borne by the man. The delivery objects in Tombor Magh are jumhur, ndrup, pdour, yana, mongmongka, lela, nteing, and antique plates. The function of Tombor Magh is to maintain community culture as a means of unifying, strengthening, and binding the family, maintaining the integrity of family relationships, maintaining traditions passed down from generation to generation, and maintaining the honor and dignity of the male family in fulfilling the dowry. If you don't implement Tombor Magh, there are consequences that must be obeyed, which are habits that arise from mutual agreements that have become the customary law of the community by discarding the surname/family/clan from men to be passed on to their children, which is used is the surname/family/clan.