Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Antara Sunnah dan Tradisi (Khitan Muallaf Perempuan Baligh di Jayapura Papua) Rahman, Hendra Yulia
Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam Vol 9 No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Syariah IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3937.753 KB) | DOI: 10.24090/mnh.v9i2.502

Abstract

Masyarakat Indonesia pada umumnya khususnya yang bergama Islam, memiliki kebiasaan mengkhitankan anak perempuannya dan memandang ini sebagai sunnah, hal ini juga dilakukan masyarakat di negara-negara lain yang memiliki penduduk pemeluk agama Islam. Pada umumnya masyarakat megkhitankan anak perempuannya, ketika masih bayi dan meyakininya sebagai bentuk kewajiban dari perintah agama. Badan kesehatan dunia World Health Organisation (WHO) melakukan pelarangan segala bentuk khitan pada perempuan, karena dianggap sebagai bentuk kekerasan pada perempuan dengan menyakiti dan merusak alat reproduksi perempuan. Khitan perempuan dianggap sebagai tradisi yang sudah lama ada tengah-tengah masyarakat baik yang muslim maupun yang non muslim, yang dalam pelaksanaannya lebih dimaksudkan sebagai upaya pengontrolan seksualitas perempuan. Muallaf perempuan baligh khususnya di wilayah kota Jayapura, Papua rata-rata melakukan khitan, yang menurut mereka merupakan bagian dari perintah agama. Bahwasanya khitan muallaf perempuan baligh di kota Jayapaura merupakan sebuah tradisi yang terus berlangsung, dan tradisi tersebut sejalan dengan sunnah.
Strategi dalam Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Perspektif Hukum Islam: Studi Wanita Karir di Merauke Minarni, Minarni; Rahman, Hendra Yulia; Al-Abza, M. Thohar
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 10 No 1 (2024): SYARIATI : Jurnal Studi Al Qur'an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v10i1.7075

Abstract

Peran wanita yang semakin maju seiring perkembangan zaman membuat mereka memiliki peluang untuk mengembangkan karir diberbagai bidang. Ketika wanita memiliki karier di luar rumah, terutama setelah menikah, mereka menghadapi tantangan ganda, seperti membagi waktu antara pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana strategi wanita karir dalam menjaga keharmonisan rumah tangga di Distrik Merauke Kabupaten Merauke. Fokusnya pada peran ganda wanita sebagai karir dan ibu, serta faktor yang memengaruhi pilihan karir wanita dan pandangan Islam terhadap peran wanita dalam masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan, dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor yang mendorong wanita menjadi wanita karir meliputi pendidikan, ekonomi, dan keinginan untuk aktualisasi diri. Islam menekankan bahwa perempuan harus dihormati dan tidak boleh dipaksa untuk bekerja di luar rumah. Wanita dan laki-laki dianggap setara dalam pandangan Islam, dengan peran utama beribadah kepada Allah. Strategi yang disarankan untuk wanita karir adalah mengelola waktu dengan keluarga tanpa mengabaikan tugas pekerjaan, dengan dukungan komitmen dan komunikasi dalam keluarga serta pembagian tugas domestik. Dengan demikian, keharmonisan keluarga bergantung pada peran dan kewajiban suami serta pemberian nafkah yang cukup.
Pendampingan Pengukuran Arah Kiblat Bagi Jama’ah Masjid Al-Muhajirrin Kampung Naramben, Arso XIII, Kabupaten Kerom-Papua Rahman, Hendra Yulia; Amri, Amri
Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): September
Publisher : Penerbit Goodwood

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35912/yumary.v5i1.3092

Abstract

Purpose: This community service activity is carried out on the basis of the companion because there are still pros and cons to the direction of the Qibla of Al-Muhajirin Mosque in Naramben Village. and the need for public knowledge about the direction of Qibla should be conveyed in the Jamaat. Methodology: In this community assistance using the P3 stage (Planning, Learning, and Mentoring). So this mentoring process will gather service partners in this case Takmir and Jama’ah Masjid Al-Muhajirin Kampung Naramben Arso XIII in guiding and accompanying them with some time until they understand the correct direction of Qibla at the mosque. Results: The results produced in community service activities are to make conflicts of different directions of the qibla by the Al-Muhajirin Mosque congregation resolved. Because after providing material about the direction of the qibla and direct assistance was carried out to measure the direction of the qibla of the al-Muhajirin mosque, the mosque worshippers understood the difference in the direction of the qibla and the position of the right qibla direction at the Al-Muhajirrin Mosque in Naramben Arso-XIII Village. Limitations: The limitation of this activity is that the implementation is not attended by all Al-Muhajirin Mosque congregations in Naramben Village. Then the limitations of technological tools to measure the direction of the Mosque's Qibla are also limitations in this community service activity. Countribution: The contribution in this activity is to help Muslims in understanding the direction of Qibla which is good and correct. So that someone who wants to learn Islam is not only in one particular field, but as a whole. This activity also helps the Al-Muhajirin Mosque Jamaat who still lacks knowledge about the direction of Qibla, will change himself to understand it.
PERGULATAN IDENTITAS PERNIKAHAN SIRI DI KAMPUNG DOYO BARU (PENDEKATAN ENCODING-DECODING STUART HALL) Ahyar, Ahyar; Rahman, Hendra Yulia; Abza, M. Thohar Al
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 11 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji fenomena pernikahan siri di Kampung Doyo Baru, Jayapura, dengan menggunakan pendekatan Encoding-Decoding Stuart Hall. Meskipun tidak memiliki kekuatan hukum, pernikahan siri masih menjadi pilihan sebagian masyarakat, menimbulkan berbagai persoalan terkait hak-hak istri dan anak. Rumusan masalah berfokus pada bagaimana makna identitas pernikahan siri dikonstruksi oleh masyarakat setempat dan bagaimana proses encoding-decoding makna identitas tersebut. Tujuan penelitian adalah menganalisis pergulatan identitas dalam konteks pernikahan siri melalui proses encoding (produksi pesan) dan decoding (interpretasi pesan) berdasarkan teori Stuart Hall. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Informan terdiri dari pasangan yang melakukan pernikahan siri, tokoh adat, dan pejabat terkait. Analisis data menggunakan model interaktif, meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data dijamin melalui triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan proses encoding pernikahan siri dipengaruhi faktor ekonomi, budaya, dan agama. Faktor ekonomi sering menjadi alasan utama karena biaya yang lebih rendah. Faktor budaya dan agama berperan penting dalam memberikan justifikasi moral dan spiritual. Proses decoding menghasilkan tiga posisi khalayak: dominant-hegemonic reading, (menerima pernikahan siri sesuai nilai dan norma), negotiated reading (menegosiasikan makna dengan mempertimbangkan konteks pribadi), dan oppositional reading (menolak pernikahan siri). Kesimpulannya, pergulatan identitas dalam pernikahan siri di Kampung Doyo Baru mencerminkan kompleksitas interaksi antara tradisi, modernitas, dan regulasi negara. Penelitian ini berkontribusi dalam memahami dinamika pernikahan siri dan dapat menjadi pertimbangan bagi pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan terkait.
Merauke Regency KUA Strategy in Preventing Siri Marriage at an Early Age Naufal, Naufal; Rahman, Hendra Yulia; Al Abza, M. Thohar
The Indonesian Journal of Islamic Law and Civil Law Vol 6 No 1 (2025): April
Publisher : Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/ijil and cil.v6i1.1059

Abstract

Series marriages or marriages that are not registered at the Merauke Regency Religious Affairs Office have become a natural thing in today's society. Siri marriage is not only carried out for prospective couples of productive Age, but current series marriages are also carried out by prospective couples who are young/early (under the age of 19 years). Series or unrecorded marriages have a long-term adverse impact on those who do it. Therefore, cooperation between parties is needed to prevent serial marriages, especially young couples. Therefore, the KUA of Merauke Regency as an institution of the Ministry of Religion in each sub-district must prevent serial marriages from happening in Merauke Regency. So that this study will see what strategies or efforts have been made by the Merauke Regency KUA in preventing serial marriage for this early age couple. This research will be carried out through empirical studies with data collection using interviews, observations, and observations. The results of the study show that the rate of early marriage in Merauke Regency is quite large, from the early marriage there are 24 cases of itsbat nikah because the reason for the previous marriage was carried out by series marriage. With the findings of serial marriage at a young age, of course, the KUA of Merauke Regency has made various efforts and strategies to prevent serial marriage for prospective young couples, including assistance and assistance in the administrative process and optimization of Islamic religious extension workers in providing education, counseling, lectures, and community guidance related to the importance of marriage must be recorded.
Konsepsi mahar perkawinan dalam pandangan penghulu di Kabupaten Merauke Poniran, Poniran; Rahman, Hendra Yulia; Al Abza, M. Thohar
AS-SAKINAH Vol 3 No 1 (2025): Vol 3 No 1 Februari 2025
Publisher : Prodi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syari'ah Universitas Islam Zainul Hasan Genggong Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55210/jhki.v3i1.506

Abstract

Dowry is an obligatory gift from the husband to the wife that is given before, during, or after the marriage contract as an integral part of the contract. Penghulu as marriage registration officials have a strategic role in understanding and explaining the forms of dowry that develop in the community. This research aims to identify variations in the form of dowry in Merauke Regency from the perspective of the Penghulu, and analyze this phenomenon through Lawrence M. Friedman's legal system approach which includes aspects of legal substance, structure and culture. The method used is field research with conceptual, historical, normative, and phenomenological approaches. The results show that the form of dowry in Merauke varies greatly, ranging from gold jewelry, precious metals, cash, a set of prayer tools, to a combination of other forms of dowry. In Friedman's perspective, this variation reflects the emergence of a new conception of dowry that is influenced by social change and the dynamics of local legal culture. This finding confirms that dowry is not just a symbol of marriage, but also a living reflection of law that is adaptive to the social and cultural realities of a multicultural society.
DEVELOPMENT OF NATIONALISM AND MULTICULTURALISM IN PAPUA THROUGH RELIGIOUS EDUCATION AT THE NURUL ANWAR KOMBA SENTANI ISLAMIC BOARDING SCHOOL Rahman, Hendra Yulia
PROCEEDING OF INTERNATIONAL CONFERENCE ON EDUCATION, SOCIETY AND HUMANITY Vol 2, No 1 (2024): Second International Conference on Education, Society and Humanity
Publisher : PROCEEDING OF INTERNATIONAL CONFERENCE ON EDUCATION, SOCIETY AND HUMANITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Papua, as a region with high cultural and ethnic diversity, faces significant challenges in building national unity and identity. This research focuses on the role of the Nurul Anwar Komba Sentani Islamic Boarding School in developing nationalism and multiculturalism in Papua through religious education. The research method uses a qualitative approach with in-depth interviews, observation and document analysis. The research results show that the Nurul Anwar Komba Sentani Islamic Boarding School not only conveys Islamic religious teachings, but also includes national values and love of the homeland in its religious education curriculum. Religious education at this Islamic boarding school emphasizes the understanding that Papua's cultural diversity is a wealth that must be protected, while unity and integrity are the foundation for the progress of this region as part of Indonesia. This Islamic boarding school is also active in organizing extracurricular activities that strengthen the sense of unity and integrity. Involving students in social and humanitarian activities, the Nurul Anwar Komba Sentani Islamic Boarding School makes a significant contribution to the formation of nationalist and multiculturalist character among the young generation of Papua. This research concludes that the role of the Nurul Anwar Komba Sentani Islamic Boarding School in developing nationalism and multiculturalism in Papua through religious education has a positive impact in overcoming challenges and strengthening a sense of national identity amidst Papua's cultural diversity. Religious education at this Islamic boarding school encourages the formation of a generation of Papuans who are not only religious but also have a nationalist and multiculturalist consciousness, ready to contribute to the progress of the Indonesian nation.
IMPLEMENTASI PRODUKSI DALAM MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI (STUDI PADA PROVIDER DI INDONESIA) Wartoyo, Wartoyo; Rahman, Hendra Yulia
JURNAL PROFIT Vol 2, No 2 (2018): Economics And Islamic Law
Publisher : Nurul Jadid University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/profit.v2i2.562

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai pesatnya perkembanan revolusi industry yang dihadapi oleh teknologi informasi termasuk provider.Perkembangan dunia teknologi informasi pada masa sekarang ini berpengaruh sangat besar  terhadap setiap aspek kehidupan manusia. Semua hal yang dulu dikerjakan secara manual kini sudah terdapat versi digitalnya. Bahkan aspek-aspek yang menyangkut kegiatan hidup sehari-hari hampir semuanya dapat diakses melalui jejaring dunia maya. Begitu juga dunia usaha atau bisnis yang merupakan sektor paling besar yang terdampak dari peralihan era industrialisasi saat ini yang menuntut semuanya serba cepat, tepat dan transparan.Permasalahan yang timbul adalah pada masa sekarang ini teori dan konsep produksi bagi dunia usaha masih sederhana dan tidak lagi sesuai dengan kondisi saat ini. Lalu bagaimanakah strategi dan manajemen produksi yang tepat untuk sekarang ini yang  mengalami pergeseran sedemikian cepat, sehingga tidak lagi sesuai dengan teori dan konsep produksi modern.Dari kajian ini diperoleh pemahaman bahwa bila suatu perusahaan tidak secara cepat menyesuaikan diri dengan trend yang ada, maka bisa dipastikan perusahaan tersebut hanya tinggal menghitung hari saja dari ancaman kebangkrutan. Telah banyak contoh yang terjadi, misalnya pada industri ritel, dimana para pelaku besar seperti Matahari Departement Store, Ramayana, Giant dan masih banyak lagi perusahaan sejenis yang terpaksa menutup sebagian gerainya karena mulai kalah bersaing dengan market online yang sekarang banyak sekali bermunculan.
Rekonstruksi Arah Kiblat Di Masjid Al Muhajirin Keerom-Papua Pendekatan Falakiyah Dan Fiqhiyah rahman, hendra yulia
Al-Zahra: Journal for Islamic and Arabic Studies Vol 22, No 1 (2025): Al-Zahra: Journal For Islamic And Arabic Studies
Publisher : Fakultas Dirasat Islamiyah, Univitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/zr.v22i1.44999

Abstract

ABSTRAKArah kiblat merupakan elemen penting dalam ibadah umat Islam, terutama dalam pelaksanaan salat karena termasuk syarat sah shalat. Namun, ketepatan arah kiblat di berbagai masjid masih menjadi permasalahan yang perlu dikaji ulang, termasuk di Masjid Al Muhajirin, Keerom, Papua. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan merekonstruksi arah kiblat masjid tersebut menggunakan pendekatan falakiyah dan fiqhiyah. Pendekatan Falakiyah yang digunakan meliputi observasi lapangan, pengukuran dengan instrumen arah kiblat seperti kompas, theodolit dan aplikasi kiblat. Sedangkan kajian terhadap aspek fiqh terkait ketepatan arah kiblat, menggunakan Studi literatur dengan mengkaji kitab-kitab fiqh dan fatwa terkait pentingnya ketepatan arah kiblat juga wawancara dengan tokoh agama setempat untuk memahami persepsi masyarakat terhadap koreksi arah kiblat. Metode penelitian adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif-kualitatif yang menggabungkan metode astronomi (falakiyah) dan kajian hukum Islam (fiqhiyah). Metode ini akan memberikan pemahaman komprehensif terkait penyesuaian arah kiblat dari perspektif ilmiah (falak) dan syariah (fiqh). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat deviasi arah kiblat yang perlu dikoreksi agar sesuai dengan koordinat geografis yang tepat. Dari perspektif fiqh, penyesuaian arah kiblat menjadi keharusan untuk mencapai kesempurnaan ibadah. Oleh karena itu, rekonstruksi ini membawa dampak pnegatif dan positif terhadap jamaah masjid Al Muhajirin. 
I‘ādah Taḥdīd al-Qiblah fī Masjid al-Muhājirīn bi-Keirum – Bābūā min khilāl Ṭarīqatayn: al-Falakiyyah wa-al-Fiqhiyyah Rahman, Hendra Yulia; Amri; Akbar, Taufiq
Al-Zahra : Journal for Islamic and Arabic Studies Vol. 22 No. 1 (2025): Al-Zahra: Journal for Islamic and Arabic Studies
Publisher : Fakultas Dirasat Islamiyah, Univitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/h5saqa27

Abstract

The Qibla direction constitutes a fundamental element in Islamic worship, particularly in the performance of prayer, as it is one of the essential conditions for its validity. However, the accuracy of the Qibla orientation in many mosques remains an issue that requires re-examination, including in Al-Muhajirin Mosque, Keerom, Papua. This study aims to analyze and reconstruct the Qibla orientation of the mosque by employing both astronomical and jurisprudential approaches. The falakiyyah approach involves field observation and measurement using Qibla-determining instruments such as the compass, theodolite, and Qibla applications. The fiqhiyyah analysis engages in a literature study of classical fiqh texts and relevant legal opinions (fatwas) concerning the importance of Qibla accuracy, complemented by interviews with local religious figures to capture communal perceptions of Qibla correction. The research adopts a field research design with a descriptive-qualitative approach, integrating both astronomical and juridical perspectives. The findings indicate a measurable deviation in the current Qibla orientation, necessitating correction to align with precise geographical coordinates. From a jurisprudential perspective, adjusting the Qibla becomes imperative in order to achieve the integrity of worship. Consequently, the reconstruction entails both positive and negative implications for the congregation of Al-Muhajirin Mosque.