Malaria merupakan masalah kesehatan global utama yang menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian, terutama di negara berkembang. Berdasarkan laporan WHO tahun 2019, tercatat 232 juta kasus malaria dan 409.000 kematian. Aktivitas manusia, seperti penambangan ilegal, menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan nyamuk Anopheles, yang meningkatkan risiko penularan malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kejadian malaria di daerah pertambangan. Desain penelitian yang digunakan adalah kajian literatur sistematis dengan diagram alir PRISMA. Populasi dalam penelitian ini adalah komunitas pertambangan, yang diambil dari basis data seperti PubMed, ScienceDirect, Malaria Journal, dan Google Scholar. Sampel terdiri dari 12 artikel yang memenuhi kriteria inklusi setelah penyaringan judul dan abstrak. Variabel penelitian mencakup faktor pengetahuan, usia, migrasi, aktivitas keluar ruangan, kondisi lingkungan, serta akses terhadap layanan kesehatan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan artikel yang diperoleh dari sumber-sumber yang disebutkan di atas, dan analisis dilakukan secara deskriptif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penularan malaria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor utama yang mempengaruhi penularan malaria adalah tingkat pengetahuan, usia, migrasi, aktivitas keluar ruangan, kondisi lingkungan, serta akses terhadap layanan kesehatan. Penularan malaria di wilayah pertambangan dipengaruhi oleh faktor perilaku, dan demografis. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan multisektoral yang melibatkan edukasi kesehatan, kebijakan yang mendukung mobilitas penduduk, serta perbaikan layanan kesehatan untuk mengurangi kejadian malaria di daerah-daerah tersebut.