In the age of significant medical technology advancements, the management of complex medical conditions such as vegetative states presents profound ethical dilemmas for families, healthcare providers, and the community. This study explores the role of Christian theology in guiding ethical decision-making amidst these challenges, focusing on the concept of "imago Dei," which asserts that every human being is created in the image and likeness of God. Employing a qualitative-descriptive approach, this research integrates theological insights with medical dilemmas, emphasizing the importance of honoring human dignity and addressing ethical challenges in medical decision-making. The findings suggest that theological principles not only enrich medical understanding but also provide ethical and holistic guidance, these principles support decisions that honor the value of human life and patient dignity, whether in sustaining patient life or considering the termination of life-support measures. This study highlights the need for ongoing dialogue between theology and medical practice to ensure that healthcare remains sensitive to human and ethical aspects.AbstrakDalam era kemajuan teknologi medis yang signifikan, pengelolaan kondisi medis yang kompleks seperti kematian vegetatif menimbulkan dilema etis yang mendalam bagi keluarga, tenaga medis, dan masyarakat. Penelitian ini mengeksplorasi peran teologi Kristen dalam membimbing keputusan etis di tengah-tengah tantangan ini, dengan fokus khusus pada konsep "imago Dei" yang menyatakan bahwa setiap manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Melalui pendekatan kualitatif-deskriptif, penelitian ini mengintegrasikan wawasan teologis dengan dilema medis, menekankan pentingnya menghargai martabat manusia dan mengatasi tantangan etis dalam pengambilan keputusan medis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip-prinsip teologis tidak hanya memperdalam pemahaman medis, tetapi juga memberikan arahan etis dan holistik. Prinsip-prinsip ini mendukung keputusan yang menghormati nilai kehidupan manusia dan martabat pasien, baik dalam mendukung keberlangsungan hidup pasien maupun dalam mempertimbangkan terminasi alat bantu kehidupan. Studi ini menekankan kebutuhan akan dialog yang berkelanjutan antara teologi dan praktik medis untuk memastikan bahwa perawatan kesehatan tetap sensitif terhadap aspek kemanusiaan dan etika.