I Made Restu Artama
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGGUNAAN PALAKIWA DALAM UPACARA NGABEN DI DESA ADAT KULUB KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR I Made Restu Artama; Ni Gusti Ayu Agung Nerawati; Jro Ayu Ningrat
Pangkaja: Jurnal Agama Hindu Vol 27 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/pjah.v27i2.3868

Abstract

Dalam mewujudkan rasa bhakti memuja kebesaran Tuhan, masyarakat di Desa Adat Kulub Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, melakukan upacara pitra yadnya yang dimana di dalamnya terdapat rangkaian pelengkap upacara yang disebut dengan Palakiwa. Upacara ini diyakini sebagai salah satu wujud rasa bhakti serta pengorbanan suci yang ditunjukan kepada para leluhur sehingga para pertisentana kelak mendapatkan kebahagian serta dianggap tuntas membayar hutang kepada leluhur. Berdasarkan fenomena yang terdapat pada pelaksanaan upacara Pitra yadnya tersebut, sangat penting dilakukan suatu penelitian dengan judul “Penggunaan Palakiwa Dalam Upacara Ngaben Di Desa Adat Kulub Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar (Kajian Filsafat)”. Dalam penelitian ini mengangkat tiga permasalahan pokok yaitu : (1) Bagaimana proses penggunaan Palakiwa dalam upacara ngaben di Desa Adat Kulub, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar ?, (2) Apa fungsi penggunaan Palakiwa dalam upacara ngaben di desa Adat Kulub Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar ?, (3) Simbol apa yang terkandung dalam penggunaan Palakiwa pada saat upacara ngaben di Desa Adat Kulub, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses penggunaan Palakiwa tersebut, kemudian untuk mengetahui fungsi dari penggunaan Palakiwa serta untuk mengetahui simbol makna apa yang terkandung di dalam pelaksanaan Palakiwa dalam upacara ngaben yang dilaksanakan oleh masyarakat di Desa Adat Kulub, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskritif kualitatif yang dibantu dengan tiga jumlah teori yang meliputi: Teori religi, teori fungsional struktural, dan teori simbol. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, serta studi kepustakaan. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan metode interpretative deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan (1) proses penggunaan Palakiwa merupakan salah satu rangkaian dari upacara ngaben yang sebagai salah satu cara untuk menghaturkan rasa bhakti terhadap leluhur. (2) Fungsi yang terdapat dalam penggunaan Palakiwa adalah fungsi religi, fungsi sosial, fungsi kemakmuran, keharmonisan dan keseimbangan. (3) makna yang terkandung dalam penggunaan Palakiwa yang dilakukan ialah makna estetika dan filsafat (tattwa).
RITUAL PANYAMBLEH KUCIT BUTUAN DALAM UPACARA MECARU SASIH KAWULU DI JABA PURA DALEM DESA ADAT SANDING KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR I Made Restu Artama; Nerawati, Ni Gusti Ayu Agung
Pangkaja: Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2025)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In carrying out rituals carried out by Hindus, of course they cannot be separated from the five basic beliefs called five yadnya. Such as the ritual of slaughtering needed kucit which is carried out by the people of the Sanding Traditional Village, which is one of the parts of the panca yadnya, especially the bhuta yadnya which is held once a year on Tilem Kawulu day, where this ritual is carried out at the Pura Dalem jaba of the Sanding Traditional Village as a form of treat or food given to the bhuta-bhuti and rarencang Ida Bhatara at Pura Dalem for the sake of safety and secrecy and protection of the universe. Based on the phenomena found in the implementation of panyambleh kucit butuan, it is very important to carry out research with the title "ritual of panyambleh kucit butuan in the mecaru sasih kawulu ceremony at Jaba Dalem Temple, Sanding Traditional Village, Tampaksiring District, Gianyar Regency". This research raises three main problems, namely: (1) What is the process of the panyambleh kucit butuan ritual in the mecaru sasih kawulu ceremony at Jaba Pura Dalem, Sanding Traditional Village, Tampaksiring District, Gianyar Regency?, (2) What is the function of the panyambleh kucit butuan ritual in the mecaru ceremony? sasih kawulu in Jaba Pura Dalem, Sanding Traditional Village, Tampaksiring District, Gianyar Regency?, (3) Positive and negative impacts of the panyambleh kucit butuan ritual in the mecaru sasih kawulu ceremony in Jaba Dalem Temple which is carried out by the people of Sanding Traditional Village, Tampaksiring District, Gianyar Regency?.