Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Trauma Healing terhadap Anak Korban Kekerasan dengan Pendekatan Mental-Spiritual Aseleo, Kurniawati; Ufi, Delsylia Tresnawaty; Nigha, Johanes Marno; Naisanu, Merita Florawati; Rita
Jurnal Pengabdian Sains dan Humaniora Vol. 3 No. 2 (2024): Edisi Oktober 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan-Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jpsh.v3i2.7866

Abstract

Banyaknya kekerasan yang terjadi pada anak baik itu kekerasan fisik, psikis sampai kekerasan seksual tentu sangat memprihatinkan bahkan sangat ironis ketika kekerasan itu dilakukan oleh orang-orang terdekat. Melihat kenyataan ini tentu diperlukan tindakan nyata untuk memulihkan perasaan takut dan traumatis anak sebagai korban kekerasan. Pemulihan trauma dengan pendekatan penyuluhan dan pendampingan menjadi alternatif yang dilakukan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk membantu pemulihan trauma anak-anak korban kekerasan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan pendampingan. Hasilnya sangat baik. Hal ini bisa dilihat dari persentase kehadiran peserta, termasuk anak-anak binaan dan pekerja sosial, dalam setiap sesi kegiatan (minimal 80% hadir) kemudian Tanggapan positif dari peserta mengenai kegiatan, diukur melalui kuesioner atau wawancara setelah kegiatan, dengan minimal 75% peserta menyatakan kegiatan bermanfaat. Selain itu terdapat jumlah anak binaan yang bersedia berbagi pengalaman dan perasaan mereka selama sesi pendampingan, dengan target minimal 50% dari total peserta. Terdapat 9 peserta termotivasi untuk melakukan pendampingan lanjutan
STRATEGI PENDAMPINGAN SPIRITUAL ANAK DIFABEL KRISTEN DI BALAI SENTRA EFATA KUPANG Nigha, Johanes Marno; Aseleo, Kurniawati; Rita, Rita; Afi, Bilsan Atarot; Magdalena, Emi
Jurnal Dedikasi Pendidikan Vol 9, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/dedikasi.v9i1.4808

Abstract

Spiritual assistance for children with disabilities at the Efata Center in Kupang faces significant challenges due to limited resources and existing approaches. This research aims to explore the perceptions of social workers and religious counselors regarding the spiritual assistance strategies that have been implemented. The methodology used is focused group discussions (FGD) with six participants, consisting of social workers and religious counselors at the Efata Center.The research findings indicate that the process of spiritual assistance for children is influenced not only by a lack of religious knowledge brought from home but also by the need for a more holistic approach. The study emphasizes the necessity for state social institutions like the Efata Center to provide adequate spiritual assistance and regular counseling for social workers and religious counselors. Furthermore, utilizing richer spiritual learning methods, including interactive media, is crucial in developing the spirituality of individuals with disabilities.This research recommends enhancing the capacity of educators and religious counselors in implementing more effective assistance strategies to support the spiritual development of children with disabilities
TRAUMA HEALING TERHADAP KEKERASAN PADA ANAK DENGAN PENDEKATAN MENTAL-SPIRITUAL Aseleo, Kurniawati
Devotion: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2025): April
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak adalah berkat yang dianugerahkan Tuhan pada setiap keluarga. Karena itu selayaknya anak diperlakukan dengan penuh kasih sayang sebab anak-anak kelak akan menjadi generasi penerus bangsa. Anak-anak harus dilindungi tidak hanya dalam lingkungan keluarga meliankan lembaga lain seperti lembaga keagamaan, lembaga pendidikan bahkan instansi pemerintahan harus ikut berperan. Banyaknya kekerasan yang terjadi pada anak baik itu kekerasan fisik, psikis sampai kekerasan seksual tentu sangat memprihatinkan bahkan sangat ironis ketika kekerasan itu dilakukan oleh orang-orang terdekat seperti keluarga. Kekerasan tidak hanya menyisakan luka fisik namun dapat menimbulkan traumatis mendalam bagi para korban. Melihat kenyataan ini tentu diperlukan tindakan nyata untuk memulihkan perasaan takut dan traumatis anak sebagai korban kekerasan. Trauma Healing dengan pendekatan mental-spiritual menjadi salah satu alternatif yang dilakukan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan pendampingan. Hasilnya sangat baik, terlihat dari tingkat partisipasi dari para pendamping atau pekerja sosial bahkan anak-anak binaan yang hadir berjumlah 30 anak. Kata Kunci: Anak, Kekerasan, Trauma Healing
Meningkatkan Konsep Diri Warga Binaan Melalui Praktek Lectio Devina Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kupang Naisanu, Merita Florawati; Rita, Rita; Nigha, Yohanes Marno; Ufi, Delsylia; Aseleo, Kurniawati; Djira, Imelda Marina; Kale, Eko Paulus Aprilianto; Amsikan, Gedrida; Lapa, Pisson
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 4 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) Edisi September - Desembe
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i4.4651

Abstract

Warga binaan yang sedang menjalani hukuman hilang kebebasan dalam hidup, hilang hak-hak yang semakin terbatas, perolehan label penjahat yang melekat pada diri warga binaan, dan hidup terpisah dari keluarga. Keadaan seperti ini dapat mengakibatkan warga binaan memiliki konsep diri yang negatif. Konsep diri yang negatif ditandai dengan : tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam, suka menerima pujian, Cenderung bersikap hiperkritis: Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain, Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain: Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu tersebut merasa rendah diri atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan), Bersikap pesimis terhadap kompetisi: Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Konsep diri yang negative seperti tidak boleh dibiarkan. Warga binaan yang memiliki konsep diri yang negaif dapat dibentuk menjadi positif. Salah satu metode yang digunakan yakni melalui praktek Lectio Divina. Lectio Divina merupakan praktek membaca Kitab suci secara perlahan-lahan dengan penuh cinta dengan tahapan Lectio, Meditatio, Oratio, Contemplatio dan Oratio. Melalui praktek Lectio Divina ini, warga binaan diharapkan dapat menghayati bacaan Firman Tuhan yang dapat mengubah konsep diri dari negatif ke positif. Inmates who are serving sentences of loss of freedom in life, losing increasingly limited rights, acquiring the criminal label that sticks to them, and living separated from their families. Such conditions can lead inmates to have a negative self-concept. A negative self-concept is characterized by: being unable to tolerate criticism and easily getting angry or furious, liking to receive praise, being hypercritical: always complaining, criticizing, or belittling anything and anyone. They are not skilled and unable to express appreciation or recognition of others' strengths, tending to feel disliked by others: feeling unnoticed, which leads them to react to others as enemies, thus failing to create warmth and closeness in friendships, meaning the individual feels inferior or even behaves in an undesirable manner, such as hating, criticizing, or even involving physical actions like provoking fights (hostility), being pessimistic about competition: this is revealed in their reluctance to compete with others in achieving accomplishments. Negative self-concept should not be left unchecked. Inmates with a negative self-concept can be shaped into a positive one. One of the methods used is through the practice of Lectio Divina. Lectio Divina is the practice of reading the Holy Scriptures slowly and lovingly, with the stages of Lectio, Meditatio, Oratio, Contemplatio, and Oratio. Through this practice of Lectio Divina, the inmates are expected to internalize the reading of God's Word, which can transform their self-concept from negative to positive.