Abstrak Fenomena hijrah instan kini menjadi pembahasan penting dalam dinamika keagamaan kontemporer, terutama di kalangan generasi muda. Fenomena ini seringkali dipengaruhi oleh informasi di media sosial yang tidak disertai dengan pendalaman pemahaman keagamaan yang memadai. Akibatnya, muncul pola keberagamaan yang sekedar berfokus pada fisik dan simbolik yang berisiko melahirkan sikap eksklusif atau bahkan intoleran. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis lebih mendalam fenomena hijrah instan serta peran pendidikan Islam dalam membentuk pemahaman keagamaan yang kritis dan mendalam, melalui pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode kajian pustaka (library research). Hasil kajian menunjukkan bahwa pendidikan Islam perlu merevitalisasi kurikulum, memperkuat literasi keagamaan digital, meningkatkan kompetensi guru, serta membangun ekosistem belajar yang kolaboratif agar dapat menanamkan makna hijrah sebagai proses transformasi spiritual, intelektual, dan moral secara menyeluruh. Dengan pendekatan yang menyeluruh dan terintegrasi, pendidikan Islam diharapkan mampu menanamkan konsep hijrah sebagai proses transformasi jiwa dan akhlak yang mendalam dan berkelanjutan, bukan sekadar perubahan simbolik semata. Abstract The phenomenon of instant hijrah has now become an important discussion in contemporary religious dynamics, especially among the younger generation. This phenomenon is often influenced by information on social media that is not accompanied by adequate in-depth understanding of religion. As a result, a pattern of religiosity emerges that only focuses on the physical and symbolic which risks giving rise to exclusive or even intolerant attitudes. This article aims to analyze in more depth the phenomenon of instant hijrah and the role of Islamic education in forming a critical and in-depth understanding of religion, through a descriptive qualitative approach with a library research method. The results of the study indicate that Islamic education needs to revitalize the curriculum, strengthen digital religious literacy, improve teacher competence, and build a collaborative learning ecosystem in order to instill the meaning of hijrah as a process of spiritual, intellectual, and moral transformation as a whole. With a comprehensive and integrated approach, Islamic education is expected to be able to instill the concept of hijrah as a process of profound and sustainable transformation of the soul and morals, not just a mere symbolic change.