Fitrianto, Ega Millenio
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL BERBASIS REENACTMENT Fitrianto, Ega Millenio; Fahruddin, Fahruddin
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 9, No 1 (2024): Juni
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pembelajaran sejarah para siswa di Indonesia mampu menanamkan nilai-nilai nasionalisme. Yang biasanya pembelajaran dilaksanakan masih bersifat satu arah, dan pembelajaran yang masih menghafal serta tidak menarik bagi siswa. Penelitian ini mencoba untuk mengkaji pemanfaatan metode reenactment pada siswa untuk mengangkat sejarah lokal masyarakat mengingat banyak yang sekali yang masih belum terungkap. Metode reenactment ini untuk mereka ulang kembali sejarah lewat kegiatan pembelajaran diluar kelas dalam hal ini siswa dituntut untuk memahami, mengetahui, dan mengerti akan sejarah lokal melalui reenactment dengan mereka menampilkan kembali sejarah lokal itu dengan menggali berbagai sumber, lalu dipentaskan dalam sebuah kegiatan impresi histori, teatrikal, dan pembuatan video dokumenter atau video pendek. Serta siswa memahami berbagai atribut dan perlengkapan yang relevan pada zamannya atau sezaman pada masa lalu. Sehingga adanya kesadaran dalam sejarah lokal lewat metode reenactment yang menjadi pembelajaran yang asik dan menyenangkan serta menarik. Abstract:  Students in Indonesia's history learning is able to instill nationalist values. Usually learning is carried out in one direction, and learning is still rote and not interesting for students. This research tries to examine the use of the methodre-enactmentfor students to highlight the local history of the community considering that there is so much that has not yet been revealed. This re-enactment method is for them to recreate history through learning activities outside the classroom, in this case students are required to understand, know and understand local history through re-enactment by re-enacting local history by exploring various sources, then performing it in a historical impression activity, theatrical, and making documentary or short videos. And students understand various attributes and equipment that were relevant in their time or contemporaries in the past. So that there is awareness of local history through the re-enactment method which makes learning fun, enjoyable and interesting.
KONTRIBUSI TAMAN SISWA DALAM MENGEMBANGKAN MODEL PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN PADA ERA KOLONIAL Fitrianto, Ega Millenio; Nugroho, Medy Afrista; Birsyada, Muhammad Iqbal
Estoria: Journal of Social Science and Humanities Vol 5, No 2 (2025): Estoria: Journal of Social Sciences & Humanities
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/je.v5i2.3090

Abstract

Pendidikan pada masa Hindia Belanda masih menggunakan sistem pendidikan kolonial yang ideal. Melalui Institut Taman Siswa sebagai wadah perjuangan pendidikan nasional yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara berkontribusi dalam pengembangan model pendidikan dan pengajarannya yang berbeda dengan model pendidikan kolonial Hindia Belanda sebagai langkah dalam tujuan Taman Siswa untuk memperjuangan pendidikan  yang lebih humanis terhadap seluruh rakyat Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang kontribusi taman siswa pada masa kolonial terkait dalam pengembangan model dan pengajarannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Taman Siswa berkontribusi dalam pengembangan model pendidikan dan pengajarannya melalui Sistem Among dengan konsep tiga filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara lalu dengan tri pusat pendidikannya mampu menciptakan metode pengajarannya yang berpusat pada siswa. Dari hal-hal tersebut Taman Siswa telah berhasil menjadi institusi pendidikan yang berkontribusi dalam mengembangkan model pendidikan dan pengajaraanya pada masa Hindia Belanda yang kemudian filosofi pendidikannya masih ada sampai sekarang.