Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Persepsi Masyarakat Mengenai Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Pembentukan Adab Salsyabila Gunadi, Alrefah; Wulan Tini; Awaludin, Latief
Journal of Islamic Early Childhood Education (JOIECE): PIAUD-Ku Vol. 3 No. 2 (2024): Journal of Islamic Early Childhood Education (JOIECE): PIAUDKU
Publisher : Institut Agama Islam Persis Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54801/35ss2335

Abstract

Seorang anak berakhlak mulia dapat mengimplementasikan perilaku dalam kehidupan sehari-hari diantaranya bisa membedakan baik dan yang buruk. Hal tersebut dipengaruhi faktor lingkungan yang mempengaruhi anak, salah satunya lingkungan keluarga yang pertama kali dikenal oleh anak terutama orang tuanya. Sangat logis bila kedua orang tuanya berperan penting dalam membina, dan mendidik akhlak dan adab anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa penting pembentukan adab di lembaga pendidikan anak usia dini bagi masyarakat di Kelurahan Baleendah. Sehingga dapat memberikan masukan kepada orangtua atau masyarakat bahwa di lembaga PAUD anak dapat membentuk adabnya tersendiri. Penelitian ini mengkaji persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan anak usia dini dalam pembentukan adab pada anak-anak. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami pandangan masyarakat mengenai peran PAUD dalam membentuk karakter dan perilaku adab anak sejak usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dan wawancara dengan orang tua, pendidik, dan anggota masyarakat yang terlibat dalam pendidikan anak usia dini. Temuan penelitian menunjukkan bahwa masyarakat secara umum memandang PAUD sebagai tahap krusial dalam pembentukan adab, dengan fokus pada pengembangan nilai-nilai moral dan etika melalui interaksi sosial, kurikulum, dan pengajaran. Masyarakat juga menilai pentingnya keterlibatan orang tua dan guru dalam proses pendidikan adab di PAUD. Penelitian ini menyarankan adanya peningkatan kesadaran dan pelatihan mengenai pendidikan adab di PAUD, serta kolaborasi lebih erat antara sekolah, keluarga, dan komunitas untuk mendukung pembelajaran adab. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pembuat kebijakan dan praktisi pendidikan dalam merancang program yang lebih efektif untuk pembentukan adab anak di PAUD.
Developing Sundanese Language and Cultural Literacy in Early Learners through Educational Picture Board Games Wulan Tini; Lenny Nuraeni; Nurhayati, Sri
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 10 No. 1 (2025): Februari
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v10i1.3115

Abstract

The study explores the integration of storytelling using Educational Pictured Game Board as an innovative pedagogical approach to preserve the Sundanese language and cultural identity among early childhood learners at PAUD Sahabat Syurga. This method employed a qualitative design with data collected through interviews, observations, and documentation, focusing on children aged 5-6 years. The use of culturally resonant stories, traditional songs, and interactive educational tools made from recycled materials created an engaging and immersive learning experience. The results indicate significant improvements in children’s Sundanese vocabulary acquisition, narrative skills, and cultural awareness. Parental involvement played a crucial role in reinforcing language use at home, while teachers’ creativity and adaptability were key to delivering effective lessons. Challenges included limited parental fluency, resource constraints, and the dominance of Indonesian as the primary language in families. The study highlights the scalability of this approach to other regional languages and its potential to contribute to cultural preservation efforts. By demonstrating the effectiveness of culturally integrated storytelling, this research underscores the importance of early interventions in sustaining linguistic and cultural diversity. Future research should explore the longitudinal impacts of such initiatives and investigate the use of digital tools to modernize regional language education.