Faktor kecelakaan lalu lintas diantaranya disebabkan adanya genangan air di permukaan yang mengakibatkan aquaplaning. Penelitian ini menggunakan campuran aspal porus yang memiliki rongga lebih besar daripada campuran lain. Permasalahan perkerasan aspal porus dengan gradasi terbuka secara umum terletak pada nilai struktural perkerasan seperti nilai stabilitas yang rendah dibandingkan dengan perkerasan gradasi rapat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai Stabilitas, Permeabilitas, dan Ketidakrataan pada campuran aspal porus. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data sekunder mencakup penetrasi, daktilitas, titik nyala, titik lembek yang didapatkan dari PT. Triyagan Harmet Perkasa, sedangkan Data primer mencakup hasil pengujian aspal dan agregat, kemudian membuat benda uji dengan kadar aspal 5%, 6%, dan 7% masing-masing sebanyak 3 sampel untuk mendapatkan nilai Kadar Aspal Optimum (KAO). Selanjutnya membuat benda uji dari nilai KAO sebanyak 3 sampel dan juga membuat benda uji dengan kadar aspal 5% dan 6% sebagai pembanding. Selanjutnya dilakukan pengujian benda uji untuk mencari nilai stabilitas, permeabilitas, dan ketidakrataan. Pemanfaatan aspal porus ditinjau dari aspek stabilitas, permeabilitas, dan IRI ini cukup baik dengan nilai stabilitas yang sudah memenuhi spesifikasi sebesar 544,805kg pada sampel 1, 911,714kg pada sampel 2, dan 873,954kg pada sampel 3. Kemudian pada pengujian permeabilitas didapatkan nilai sebesar 0,0244354 cm/detik. Selain itu, didapatkan nilai ketidakrataan sebesar 5,579 m/km sehingga menurut indikator kondisi perkerasan jalan benda uji termasuk dalam klasifikasi sangat baik. Dengan hasil penelitian ini, campuran aspal porus diharapkan dapat mengatasi hydroplanning pada permukaan jalan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan pada lalu lintas.