Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak

Dampak Kekerasan Orang Tua terhadap Kondisi Psikologis Anak dalam Keluarga Jaja Suteja; Bahrul Ulum
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/equalita.v1i2.5548

Abstract

Abstract: Violence against a child is one of the most dominant cases and is found anytime, anywhere, almost everywhere in all provinces in Indonesia. This becomes very ironic, considering that children who are in fact the next generation of the nation, should get parental love, guidance and education that is full of love.Methodology This study uses descriptive qualitative methods with data collection techniques through observation, in-depth interviews and documentation studies while the research analysis is used through the analysis of Miles and Huberman. The results of this study indicate that the most frequent impact of parental violence on children in society is psychological violence. Psychological violence is violence perpetrated by an offender against a victim's mentality by yelling, swearing, threatening, demeaning, commanding, harassing, stalking, and spying, or other acts that cause fear (including those directed at close people victims, such as family, children, husband, friends, or parents). Acts of psychological violence experienced by students have not yet ended. In reality we still see a lot of shouting, ridicule and even punishment given by educators against students who commit violations of discipline. Another impact of cases of violence against children is the inhibition of psychological development of children both cognitive, affective and psychomotor.Keywords: Violence, Parents, Psychological, Children Abstrak: Kekerasan terhadap seorang anak merupakan salah satu kasus yang paling dominan dan banyak dijumpai kapanpun, dimanapun, hampir disetiap tempat di seluruh provinsi di Indonesia. Hal ini menjadi sangat ironis, mengingat anak yang- notabene generasi penerus bangsa, seharusnya mendapatkan kasih sayang orangtua, bimbingan serta pendidikan yang penuh cinta kasih.Metodologi Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan datanya melalui observasi terlbat, wawancara mendalam dan studi dokumentasi sedangkan analisis penelitian yang digunakan melalui analisis Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dampak dari kekerasan orang tua terhadap anak yang paling banyak terjadi di masyarakat adalah kekerasan secara psikologis. Kekerasan psikologis adalah kekerasan yang dilakukan oleh pelaku terhadap mental korban dengan cara membentak, menyumpah, mengancam, merendahkan, memerintah, melecehkan, menguntit, dan memata-matai, atau tindakan-tindakan lain yang menimbulkan rasa takut (termasuk yang diarahkan kepada orang-orang dekat korban, misalnya keluarga, anak, suami, teman, atau orangtua).Tindak kekerasan psikologis yang dialami oleh anak didik ternyata belum berakhir. Dalam kenyataan masih banyak kita lihatadanya bentakan, ejekan dan bahkan hukuman yang diberikan oleh para pendidik terhadap anak didik yang melakukan pelanggaran tata tertib. Dampak lainnya dari kasus kekerasan terhadap anak yaitu terhambatnya perkembangan psikologis anak baik itu secara kognitif, afektif maupun psikomotor.Kata Kunci: Kekerasan, Orang Tua, Psikologis, Anak
Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Melalui Kegiatan Konseling Keluarga Jaja Suteja; Muzaki Muzaki
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/equalita.v2i1.6991

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif lapangan (field research) dengan jenis deskriptif. Teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan observasi partisipan, wawancara, dan dokumentasi, teknik pengambilan datanya denggan purposive sampling. Hasil penelitian ini menghasilkan beberapa temuan yakni bahwa kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Cirebon semakin hari, semakin meningkat. Bahkan Dalam kebanyakan kasus, pelaku yang menjadi penyebab kekerasan dalam rumah tangga dilakukan oleh pasangannya. Akan tetapi, tidak sedikit pasangan yang posisinya sebagai korban KDRT tetapi masih tidak mau melaporkan kasusnya kepada pihak yang berwajib dengan alasan masih mencintai pasangannya.  Salah satu upaya untuk mencegah KDRT dapat dilakukan dengan kegiatan konseling keluarga. Konseling keluarga bertujuan untuk membantu anggota keluarga belajar menghargai secara emosional bahwa dinamika  keluarga adalah kait-mengait diantara anggota keluarga yang lainnya. Kesimpulan dari penelitian ini menghasilkan temuan bahwa salah satu upaya dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga dapat dilakukan dengan kegiatan konseling keluarga. Oleh karena itu, dibutuhkan sekali tenaga konselor yang profesional dan handal baik secara akademik maupun praktisi dalam memecahkan permasalahan KDRT.This research uses a qualitative field method (field research) with a descriptive type. Data collection techniques using participant observation, interviews, and documentation, data collection techniques with purposive sampling. The results of this study resulted in several findings namely that cases of domestic violence in Cirebon District are increasing day by day. In fact, in most cases, the perpetrators who cause domestic violence are committed by their partners. However, not a few couples whose position as victims of domestic violence but still do not want to report their cases to the authorities on the grounds they still love their partners. One effort to prevent domestic violence can be done with family counseling activities. Family counseling aims to help family members learn to appreciate emotionally that family dynamics are a link between other family members. The conclusion of this study resulted in the finding that one of the efforts in preventing domestic violence can be done with family counseling activities. Therefore, professional and reliable counselors are needed both academically and practitioners in solving domestic violence problems KDRT.
REVITALISASI PERAN ORANG TUA DAN GURU DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS PADA ANAK Jaja Suteja; Muhsin Riyadi
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/equalita.v1i1.5154

Abstract

Abstract: This research was conducted with a qualitative approach to the type of case studies, where data collected in the form of opinions, responses, information, concepts and information in the form of a description in expressing problems, symptoms, and phenomena in elementary schools in a careful, factual, and reasonable manner. Data collection techniques are observation, interviews, and documentation with deliberately selected informants namely elementary school class teachers, parents of students and students of SDIT. The results of this study produce that the role of parents and teachers in sex education in children includes aspects: first, teaching, namely an explanation of the male and female reproductive organs, pregnancy, ihtilam (wet dreams), menstruation and vaginal discharge. Second, Awareness that is instilling shame in children, educating children to always maintain eye contact, educating children so as not to advertise and khalwat, separating children's beds, introducing visiting times instills soul masculinity in boys and femininity in girls, choose television shows that are good for children, and also advise children to listen to music or songs that do not trigger orgasm. Third, information that explains about STIs (Sexually Transmitted Infections and HIV-Aids, as well as socialization about the types of contraceptives.Keywords: Revitalization, Role of Parents, Child Sex Education Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif dengan jenis studi  kasus, dimana data yang dikumpulkan berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah, gejala, maupun fenomena di sekolah dasar secara cermat, faktual, dan sewajarnya. Teknik pengumpulan datanya yakni dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan informan yang dipilih secara sengaja yakni guru kelas sekolah dasar, orang tua siswa dan siswa SDIT. Hasil penelitian ini menghasilkan bahwa peran orang tua dan guru dalam pendidikan seks pada anak meliputi aspek: pertama, pengajaran yakni penjelasan tentang organ reproduksi laki-laki dan perempuan, kehamilan, ihtilam (mimpi basah), haid dan keputihan. Kedua, Penyadaran yakni menanamkan rasa malu pada anak, mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata, mendidik anak agar tidak melakukan ikhtilat dan khalwat, memisahkan tempat tidur anak, mengenalkan waktu berkunjung menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan jiwa feminitas pada anak perempuan, memilihkan tayangan televisi yang baik buat anak, dan juga menyarankan kepada anak untuk mendengarkan jenis musik atau lagu yang tidak memicu rangsangan syahwat. Ketiga, penerangan yakni menjelaskan tentang IMS (Infeksi Menular Seksual dan HIV-Aids, serta sosialisasi mengenai jenis-jenis alat kontrasepsi.Kata Kunci: Revitalisasi, Peran Orang Tua, Pendidikan Seks Anak