Daun sirih (Piper betle Linn) telah terbukti memiliki sifat antibakteri yang kuat, yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri, termasuk bakteri gram positif dan gram negatif. Mekanisme kerja antibakteri dari ekstrak daun sirih melibatkan beberapa faktor, seperti minyak atsiri, senyawa fenolik, alkaloid, dan flavonoid, yang bekerja secara sinergis untuk menghambat dan mematikan bakteri. Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk merancang dua formula sabun padat yang mengandung ekstrak daun sirih, kemudian dilakukan evaluasi stabilitasnya pada suhu ruang (± 25⁰C), suhu dingin (± 4-8⁰C) serta suhu panas (± 40⁰C). Hasil uji menunjukkan bahwa formula 1 (F1) dan 2 (F2) sediaan sabun padat memenuhi syarat yang ditetapkan, termasuk dalam hal bentuk, warna, aroma, kadar air, pH, dan stabilitas busa. F1 menampilkan organoleptis dengan bentuk yang tidak padat dan berwarna coklat pekat. Sementara itu, F2 menunjukkan organoleptis dengan bentuk padat, berwarna putih kehijauan, dan aroma yang khas seperti daun sirih. Uji pH menunjukkan nilai 11 untuk F1 dan 10 untuk F2. Stabilitas busa F1 mencapai rerata 80,65 ± 1,038%, 90,83 ± 2,929%, dan 93,20 ± 1,200%, sementara F2 memiliki nilai rerata 85,56 ± 8,435%, 84,98 ± 4,392%, dan 93,59 ± 2.114%. Uji kadar air menunjukkan F1 memiliki rerata 3,645 ± 0,010%, 1,761 ± 0,035%, dan 3,081 ± 0,156%, sedangkan F2 memiliki nilai sebesar 1,125 ± 0,108%, 1,310 ± 0,274%, dan 2,142 ± 0,167%. Dapat disimpulkan bahwa formula kedua dipilih karena memenuhi semua kriteria yang ditetapkan. Sabun padat dengan ekstrak daun sirih ini diharapkan dapat menjadi pilihan yang baik bagi individu yang mengutamakan kebersihan dan perlindungan kulit dari infeksi bakteri.