Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

UJI TOKSISITAS EMPAT DAUN TANAMAN OBAT DENGAN METODE BST (BRINE SHRIMP TEST) Basuki, Dewy Resty; Sari, Fita
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.527 KB)

Abstract

Latar belakang: Uji Brine Shrimp Test (BST) merupakan metode awal yang digunakan untuk melihat adanya toksisitas. Metode ini juga dapat digunakan untuk skrining aktivitas farmakologi dari ekstrak tanaman obat. Daun adalah bagian dari tanaman obat yang banyak digunakan. Tujuan: Mengetahui toksisitas empat daun tanaman obat yang telah diketahui aktivitas farmakologinya. Metode: Uji toksisitas ekstrak etanol empat daun tanaman obat dengan metode Brine Shrimp Test (BST). Jumlah sampel total untuk penelitian EEDGC 300 ekor larva Artemia salina Leach. Tiap kelompok terdiri dari sepuluh ekor larva dengan lima replikasi dengan konsentrasi ekstrak EEDGC 0, 60, 120, 180, 240, dan 300 ppm. Kekasaran permukaan diukur dengan Surface Roughness Tester dan hasilnya diuji statistik dengan One Way Anova. Hasil: Ekstrak daun gelombang cinta, EEDM, EEDTA, dan EEDT memiliki efek toksik terhadap larva Artemia salina Leach dengan harga LC50 berturut-turut adalah 216,5; 10,7; 249 ; dan 208,6 ppm. Simpulan dan saran: EEDGC, EEDM, EEDTA, dan EEDT berpotensi toksik terhadap Artemia salina Leach. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat membandingkan dengan minuman bersoda karena dapat menyebabkan abrasi dan menurunkan kekerasan permukaan.
MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM MEMBENTUK OBJEK MELALUI KARDUS GEOMETRI Sari, Fita; Nurhayati, Nurhayati; Salim, Salim
Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO Vol 2, No 2: Juli 2019
Publisher : Jurusan PG-PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.605 KB) | DOI: 10.36709/jrga.v2i2.8364

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak dalam membentuk objek melalui kardus geometri di Kelompok B TK Kondowa Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tahapan dalam penelitian ini mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksaan Tindakan, (3) Observasi dan evaluasi, dan (4) Refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan anak didik Kelompok B TK Kondowa Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton yang berjumlah 15 orang anak didik yang terdiri atas 7 orang anak laki-laki dan 8 orang anak perempuan dengan rentang 5-6 tahun.Temuan penelitian terhadap hasil belajar anak didik tentang peningkatan kreativitas dalam membentuk objek melalui kardus geometri diperoleh persentase ketercapaian pada siklus I sebesar 66,7% dan pada siklus II meningkat menjadi 93,3%. Sedangkanpada aktivitas belajar anak didik siklus I dari 57,1% pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 92,8%.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas dalam membentuk objek di kelompok B TK Kondowa Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton dapat ditingkatkan melalui kardus geometri.                                                               Kata kunci: Kreativitas, Membentuk Objek, Kardus Geometri
Sosialisasi Pemakaian Obat Cacing Pada Posyandu Balita wiyono, anang setyo; Sari, Fita; Restuaji, Ibnu Muhariawan; Saputra, Sony Andika
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Penyakit cacingan masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, terutama penyakit cacingan yang ditularkan melalui tanah, yaitu Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale, Necator americanus, (cacing tambang). Lebih dari 1,5 miliar orang, atau 24% dari populasi dunia, terinfeksi cacingan ini. Prevalensi cacingan di Indonesia bervariasi antara 2,5% - 62%. Penanggulangan cacingan diarahkan pada pemutusan rantai penularan cacingan, yaitu kelompok usia balita dan anak usia sekolah,  dengan  1) pemberian obat massal pencegahan cacingan kelompok rentan untuk menghentikan penyebaran telur cacing dari penderita ke lingkungan sekitarnya, 2) peningkatan higiene sanitasi, dan 3) pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat melalui promosi kesehatan. Tujuan: Melalui kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ini maka diadakan sebuah kegiatan sosialisasi mengenai penyakit cacingan dan cara minum obat cacing yang benar. Metode: Penyebaran kuesioner pada ibu-ibu Posyandu Balita. Hasil: tingkat pengetahuan peserta mengenai penyakit cacingan mengalami peningkatan dari sebelum sosialisasi sebesar 45% dan sesudah sosialisasi sebesar 85%. Sedangkan tingkat pengetahuan peserta mengenai cara minum obat cacing yang benar juga mengalami peningkatan dari sebelum sosialisasi sebesar 54,5% dan sesudah sosialisasi sebesar 93,5%. Data perilaku masyarakat Desa Joho memiliki kebiasaan hidup sehat sebesar 89%. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan dan kebiasaan hidup masyarakat Desa Joho masuk dalam kategori baik.
GAMBARAN KARAKTERISASI DARI EKSTRAK ETANOL LIMBAH RAMBUT JAGUNG MANIS (Zea mays L.) Sholicha, Yuyun Nikmatus; Sari, Fita; Aryantini, Dyah
As-Syifaa Jurnal Farmasi Vol 13, No 2 (2021): AS-SYIFAA JURNAL FARMASI
Publisher : Fakultas Farmasi UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jifa.v13i2.719

Abstract

Traditional plants in Indonesia, have a variety of benefits to overcome various diseases. For example, sweet corn hair waste (Zea mays L), was the residue from corn which is usually used for culinary purposes. Corn silk in previous studies was thought to have pharmacological activity as anti-inflammatory, antidiabetic, and antihypertensive. This study aims to determine the characterization of the ethanol extract of sweet corn hair waste in a hilly area of Kediri, East Java. Characterization to determine the content of active compounds in the ethanol extract of sweet corn hair waste and to ensure the quality of corn hair waste extract when it will be used as raw material for traditional medicine. Characterization includes specific parameters such as screening for metabolites in plant extracts using Thin Layer Chromatography (TLC) and non-specific parameters including determination of water content and specific gravity. The sample used was ethanol extract of sweet corn hair waste (EELRJM) obtained from the hilly area of Kediri, East Java. The results of the specific parameters of the secondary metabolite compound test by TLC indicated that EELRJM contains quercetin compounds of the flavonoid group. Non-specific parameters resulted that the water content of EELRJM did not meet the requirements of the extract monograph because it was suspected that there was an influence on the weather including rainfall.
Korelasi Glukosa Darah Puasa Dengan Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR) Dan Jumlah Leukosit Sebagai Biomaker Komplikasi Kardiovaskuler Pada DM Tipe 2 hasanah, fathul; Wahyuni, Sri; Sari, Fita; Imasari, Triffit
Jurnal Sintesis: Penelitian Sains, Terapan dan Analisisnya Vol 4 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Fakultas Sains, Teknologi, dan Analsisi Institut ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56399/jst.v4i2.153

Abstract

Patogenesis komplikasi penyakit kardiovaskuler pada DM tipe 2 didasari oleh dislipidemia diabetik, log-grade inflamasi dan sitokin proinflamasi. Penanda inflamasi sangat diperlukan untuk menilai status dan mengurangi resiko komplikasi pada DM. NLR dan jumlah leukosit sebagai biomarker inflamasi memiliki nilai prognostik yang baik pada kardiovaskuler pada DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi glukosa darah puasa dengan biomarker inflamasi (NLR dan Jumlah leukosit) pada DM tipe 2. Populasi pada penelitian ini adalah 58 pasien DM tipe 2 rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri. Desai penelitian menggunakan Analitik pendekatan cross sectional dengan tehnik sampling purposive. Sampel penelitian sebanyak 21 pasien DM tipe 2. Hasil yang di peroleh kadar glukosa darah puasa 204±65 mg/dl, Jumlah Leukosit 7.761,5±1423 (sel/µl), NLR 3,2±2,4. Korelasi kadar glukosa darah puasa dengan jumlah leukosit adalah p=0,093 atau > 0,05 dan NLR p=0, 912 atau > 0,05. Pada pasien DM tipe 2 mengalami peningkatan jumlah leukosit dan NLR walaupun masih dalam rentang normal. Berdasarkan uji kolerasi tidak terdapat korelasi glukosa darah dengan Jumlah leukosit dan NLR pada pasien DM tipe 2
Formulasi dan Evaluasi Stabilitas Suhu yang Berbeda pada Sabun Padat Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn) Muslikh, Faisal Akhmal; Aryantini, Dyah; Sari, Fita; Hesturini, Rosa Juwita; Latarissa, Nayla Annida; Imanda'ar, Pavitra Meilina; Sya'adah, Puri Zumrotul; Reza, Putri Firdaus Shafiera; Priyantri, Risma Virgian
Journal of Islamic Pharmacy Vol 9, No 2 (2024): J. Islamic Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v9i2.26897

Abstract

Daun sirih (Piper betle Linn) telah terbukti memiliki sifat antibakteri yang kuat, yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri, termasuk bakteri gram positif dan gram negatif. Mekanisme kerja antibakteri dari ekstrak daun sirih melibatkan beberapa faktor, seperti minyak atsiri, senyawa fenolik, alkaloid, dan flavonoid, yang bekerja secara sinergis untuk menghambat dan mematikan bakteri. Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk merancang dua formula sabun padat yang mengandung ekstrak daun sirih, kemudian dilakukan evaluasi stabilitasnya pada suhu ruang (± 25⁰C), suhu dingin (± 4-8⁰C) serta suhu panas (± 40⁰C). Hasil uji menunjukkan bahwa formula 1 (F1) dan 2 (F2) sediaan sabun padat memenuhi syarat yang ditetapkan, termasuk dalam hal bentuk, warna, aroma, kadar air, pH, dan stabilitas busa. F1 menampilkan organoleptis dengan bentuk yang tidak padat dan berwarna coklat pekat. Sementara itu, F2 menunjukkan organoleptis dengan bentuk padat, berwarna putih kehijauan, dan aroma yang khas seperti daun sirih. Uji pH menunjukkan nilai 11 untuk F1 dan 10 untuk F2. Stabilitas busa F1 mencapai rerata 80,65 ± 1,038%, 90,83 ± 2,929%, dan 93,20 ± 1,200%, sementara F2 memiliki nilai rerata 85,56 ± 8,435%, 84,98 ± 4,392%, dan 93,59 ± 2.114%. Uji kadar air menunjukkan F1 memiliki rerata 3,645 ± 0,010%, 1,761 ± 0,035%, dan 3,081 ± 0,156%, sedangkan F2 memiliki nilai sebesar 1,125 ± 0,108%, 1,310 ± 0,274%, dan 2,142 ± 0,167%. Dapat disimpulkan bahwa formula kedua dipilih karena memenuhi semua kriteria yang ditetapkan. Sabun padat dengan ekstrak daun sirih ini diharapkan dapat menjadi pilihan yang baik bagi individu yang mengutamakan kebersihan dan perlindungan kulit dari infeksi bakteri.
Skrining Fitokimia dan Formulasi Sediaan Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Muslikh, Faisal; Aryantini, Dyah; Sari, Fita; Hesturini, Rosa Juwita; Winartiana, Winartiana; Prasetyawan, Fendy
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 8 No 1 (2024): Borneo Journal of Pharmascientech
Publisher : Universitas Borneo Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51817/bjp.v8i1.519

Abstract

Skin aging is a natural process influenced by intrinsic and extrinsic factors. This process often leads to various skin problems, including wrinkles, sagging, and hyperpigmentation. One of the main triggers of skin aging is oxidative stress, which produces reactive species oxygen (ROS) that can damage various components of the skin. Temulawak, locally known as Curcuma xanthorrhiza Roxb., has been traditionally used in Indonesia for various skin health conditions due to its antioxidant, antibacterial, and anti-aging properties. This research aims to create a new formula of peel-off gel mask from temulawak extract and evaluate the preparation. Two formulations were made, with the second formulation modified by adding the fragrance oleum rosae to reduce the aroma of temulawak. Evaluation was conducted through a series of tests, including The results showed differences between the two formulations, especially in the organoleptic test where Formula 2 experienced changes in color and aroma. However, other parameters were relatively similar between the two formulations. The developed peel-off gel mask has the potential to improve skin health, further research is needed to understand product acceptance by the public, using approaches such as hedonic testing. This will help in developing products that are more suitable for consumer needs and preferences.
UJI KARAKTERISASI DAN AKTIVITAS ANTHELMINTIK PERASAN RIMPANG KUNYIT (Curcuma longa Linn.) TERHADAP CACING HATI SAPI (Fasciola Gigantica) Basuki, Dewy Resty; Hardini, Pri; Sari, Fita
JURNAL PHARMA BHAKTA Vol 4 No 2 (2024): November 2024
Publisher : FACULTY OF PHARMACY, INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56710/jpb.v4i2.121

Abstract

Latar belakang : Rimpang kunyit (Curcuma longa Linn.,) merupakan salah satu tanaman obat yang banyak digunakan untuk obat tradisional, rempah-rempah pada masakan dan bahan baku kosmetik. Diketahui pula hasil uji aktifitas sebagai anti inflamasi, antimikroba, anti karsinogenik, dan anti infeksi. Senyawa kimia dalam rimpang kunyit adalah flavonoid, alkaloid, steroid, terpenoid, saponin dan tanin. Tujuan penelitian : mengetahui aktifitas dan karakteristik perasan rimpang kunyit. Metode penelitian : Sampel uji penelitian ini dibagi 5 kelompok antara lain kontrol positif, kontrol negatif dan tiga perlakuan dosis perasan kunyit (25%, 50% dan 75%). Uji aktifitas antelmintik dilakukan dengan metode in vitro pada cacing hati sapi (Fasciola gigantica) pengamatan dilakukan selama 1-8 jam. Data yang diperoleh dilakukan analisis menggunakan Saphiro-Will test dan test of homogeneity of variance dan analysis of variance (ANOVA). Hasil : Hasil uji antelmintik perasan rimpang kunyit konsentrasi paling efektif membunuh cacing hati (rata-rata waktu kematian 22 menit) yaitu pada konsentrasi 75%. Kesimpulan : Hasil skrining fitokimia perasan Rimpang kunyit terdapat senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, terpenoid. Serta memiliki aktifitas sebagai anthelmintik dengan hasil nilai LC95 : 53,314% dan nilai LT95: 0,349 menit. Karakterisasi perasan rimpang kunyit didapatkan panjang gelombang senyawa kurkumin 420 nm.
Uji Perbandingan Pelarut Metanol dan Etanol 96% Terhadap Hasil Kromatografi Lapis Tipis Flavonoid pada Tanaman Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) Hari Purwani, Asih Imulda Asih; Sari, Fita; Kharisma, Krisna; Nurhayati, Rachma; Kurniawati, Evi
Journal of Herbal, Clinical and Pharmaceutical Science (HERCLIPS) Vol 6 No 01 (2024): HERCLIPS VOL 06 NO 01
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/herclips.v6i01.8226

Abstract

Daun patikan kebo merupakan tanaman yang mengandung senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid, terpenoid, tanin dan fenolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji perbandingan pelarut metanol dan etanol 96% terhadap hasil kromatografi lapis tipis flavonoid pada tanaman daun patikan kebo (Euphorbia hirta L.). Metode daun patikan kebo diekstraksi dengan maserasi dengan pelarut yang digunakan yaitu metanol dan etanol 96%. Skrining dilakukan menggunakan reagen Pb Asetat 10% dan NaOH 20%. Kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan fase gerak n-butanol : asam asetat glasial : air (4:1:5) dan fase diam plat silika gel G60 F254. Hasil skrining fitokimia yaitu negatif pada penambahan reagen Pb Asetat 10% dan hasil positif pada penambahan reagen NaOH 20%. Pada hasil penelitian dianalisis terjadi perubahan warna pada plat KLT dari biru menjadi fluoresensi nyala biru muda. Kesimpulan didapatkan nilai Rf ekstrak metanol empat bercak flavonoid dengan nilai Rf 033, 0,47, 0,61 dan 0,88, sedangkan ekstrak etanol 96% terdapat tiga bercak flavonoid dengan nilai Rf 0,29, 0,46 dan 0,59. Kata kunci : Daun Patikan Kebo, Skrining Fitokimia, KLT
Korelasi Kadar Total Flavonoid Ekstrak dan Fraksi Polar Kelopak Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil) Sari, Fita; Hidayatul, Fathul; Sariwati, Atmira; Wahyuni, Dwi; Hesturini, Rosa Juwita
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 12, No 2 (2024): December
Publisher : Department of Biology Education, FSTT, Mandalika University of Education, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/bioscientist.v12i2.13205

Abstract

Senyawa metabolit sekunder rosella memiliki manfaat kesehatan, seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Rosella digunakan sebagai bahan minuman kesehatan, karena senyawa aktifnya seperti antosianin, polisakarida, dan flavonoid. Flavonoid dalam rosella diduga memiliki aktivitas antioksidan dalam menangkal radikal bebas penyebab penyakit. Penelitian ini bertujuan melihat profil fitokimia ekstrak dan fraksi polar kelopak rosella dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan dilanjutkan menguji kadar total flavonoid serta aktivitas antioksidan dengan DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Studi ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif, untuk mendeteksi profil fitokimia dari ekstrak dan fraksi kelopak rosella dilanjutkan uji kadar total flavonoid dan aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) adanya senyawa flavonoid, ditandai bercak warna biru pada plat KLT, (2) uji kadar total flavonoid dari ekstrak menunjukkan sebesar 139,4321 ppm sedangkan fraksi polar 204,8334 ppm, (3) uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak rosella memiliki aktivitas lemah dengan nilai IC50 sebesar 656,4775 ppm, sedangkan fraksi lebih kuat dengan nilai IC50 sebesar 110,1132 ppm. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi polar kelopak rosella diduga memiliki senyawa flavonoid yang berperan sebagai antioksidan namun fraksi lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak etanol kelopak rosella.